BerandaTradisinesia
Minggu, 16 Jul 2022 14:26

Surga Para Pemburu Batu Mulia Bernama Kali Luk Ulo

Kali Luk Ulo yang nampak masih alami. (Twitter @lisapriliaprisa)

Kali Luk Ulo mungkin nggak sepopuler Bengawan Solo atau Serayu di Jawa Tengah. Tapi, bagi warga sekitar, sungai ini adalah ladang uang bagi para pemburu batu mulia. Seperti apa sih cerita tentang sungai ini?

Inibaru.id – Namanya mungkin tidak sepopuler Bengawan Solo yang mengalir di dua provinsi di Pulau Jawa. Tapi, Kali Luk Ulo yang melintasi Kabupaten Kebumen, Banjarnegara, dan Wonosobo, Jawa Tengah ini cukup populer bagi pencari batu mulia. Yuk, simak cerita unik dari sungai ini!

Kali Luk Ulo memiliki panjang 68,5 km dan berhulu di Pegunungan Serayu Selatan, tepatnya di Gunung Jenggot, Desa Gambaran, Kecamatan Kaliwiro, Wonosobo. Muaranya ada di Samudra Hindia, tepatnya di Muara Tanggulangin yang berlokasi di perbatasan Kecamatan Klirong dan Bulupesantren di Kabupaten Kebumen.

Sebagaimana sungai-sungai di Jawa pada umumnya, Kali Luk Ulo juga dijadikan tempat mata pencaharian warga sekitar. Tapi, warga nggak hanya mencari ikan di sana. Kamu juga bisa melihat warga yang menambang pasir, kerikil, hingga batu mulia.

Masyarakat sekitar yang menggunakan aliran Kali Luk Ulo untuk keperluan sehari-hari. (Kompas)

'Ladang' Batu Mulia

Batu mulia yang dimaksud bukannya emas, ya, Millens, melainkan batu pirus. Batu ini ternyata masuk dalam kategori batu permata asal Persia, lo. O ya, batu pirus ini banyak ditemukan di Dukuh Siluk, Desa Sadang Kulon, Kecamatan Sadang, Kebumen.

Saat permintaan batu akik melonjak tajam pada 2015 lalu, ratusan penambang memenuhi Kali Luk Ulo. Mereka berburu batu mulia yang bisa dijual dengan harga puluhan sampai ratusan ribu Rupiah! Memang, kini jumlah penambangnya jauh lebih sedikit. Tapi, nama sungai ini kadung masyhur sebagai 'ladang' batu akik.

Batuan lain yang bisa ditemukan di aliran Kali Luk Ulo adalah batu metamorf. Kalau yang ini sih bisa ditemukan di anak sungainya, yaitu Kali Loning.

Sarang Buaya

Buaya yang sempat ditemukan warga di Kali Luk Ulo. (Twitter @sarwapramana)

Di balik banyaknya batu mulia di Kali Luk Ulo, tersimpan bahaya tersembunyi yang diwaspadai para penambang dan warga sekitar. Pada Juni 2017, banyak warga yang melihat buaya, tepatnya di wilayah Desa Maduretno dan Desa Ranteringin di Kecamatan Bulupesantren, serta di Desa Kutosari, Kecamatan Kebumen.

Keberadaan buaya ini sebenarnya membuat warga resah. Apalagi, pada tahun yang sama, ditemukan buaya dengan panjang sekitar 4 meter di area persawahan Desa Kedungwinangun, Kecamatan Klirong. Tapi, baik pemerintah ataupun warga sama sekali nggak melakukan penangkapan pada buaya-buaya tersebut. Mereka memilih hidup berdampingan dengan predator ganas tersebut.

Aliran Kali Luk Ulo memang tidak panjang. Tapi, sungai ini penuh dengan cerita yang menarik, ya Millens? (Mer, Det/IB31/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT