BerandaTradisinesia
Jumat, 8 Jun 2023 11:12

Sunan Ampel, Tokoh yang Memperkenalkan Huruf Pegon di Nusantara

Sunan Ampel, Tokoh yang Memperkenalkan Huruf Pegon di Nusantara

Huruf pegon diperkenalkan Sunan Ampel. (ISI Yogyakarta/Naufan Noordyanto)

Huruf pegon yang masih dipakai di pesantren-pesantren di Nusantara ternyata diperkenalkan oleh Sunan Ampel. Seperti apa sih sejarah dan alasan dari aksara yang mirip namun beda dengan huruf Arab ini?

Inibaru.id – Kamu tahu huruf pegon nggak, Millens? Sekilas, huruf pegon mirip seperti huruf hijaiyah atau aksara Arab. Padahal, sebenarnya huruf pegon adalah aksara Arab yang dimodifikasi agar bisa dipakai untuk menulis kata-kata dalam Bahasa Jawa. Nah, tokoh yang dulu memperkenalkan huruf pegon di Nusantara adalah salah satu dari Wali Songo, yaitu Sunan Ampel.

Jika menilik buku Bausastra Jawa karangan Poerwadarminta pada 1939 lalu, kata ‘pegon’ berasal kata Bahasa Jawa ‘pego’ yang bermakna ‘menyimpang’ atau ‘nggak lazim’. Alasannya, memang nggak lazim pada saat itu kata-kata dalam Bahasa Jawa ditulis dengan huruf Arab.

Huruf Pegon sering dianggap masih terkait dengan aksara Jawi, huruf Arab yang dipakai untuk menulis Bahasa Melayu. Meski begitu, pada aksara Pegon, ada sejumlah huruf tambahan yang dipakai untuk mempermudah penulisan beberapa konsonan yang ada dalam Bahasa Jawa namun nggak terwakilkan pada aksara Jawi ataupun aksara Arab.

Huruf Pegon mulai dipakai di kalangan pesantren pada saat Islam mulai menyebar di Nusantara. Kala itu, banyak santri dan kyai yang memakai aksara Jawi ataupun Kawi untuk menafsirkan arti dari ayat-ayat suci Alquran. Huruf ini digunakan untuk menulis sejumlah fonem Bahasa Jawa seperti e, o, ca, dha, tha, nga, pa, ga, serta nya yang nggak ada dalam huruf Arab. Oleh karena itulah, jangan heran jika orang Arab bakal kebingungan membaca teks dengan huruf Pegon meski terlihat seperti tulisan Arab pada umumnya.

O ya, yang memperkenalkan huruf Pegon adalah Sunan Ampel. Putra dari Syekh Maulana Malik Ibrahim ini tiba di Pulau Jawa pada 1443 lalu bersama dengan sang adik, Sayid Ali Murthado. Nama aslinya adalah Ali Rahmatullah dan diperkirakan lahir di Champa, Vietnam, pada 1403.

Santri belajar huruf pegon. (pesantren.id)

Nama Ampel dia dapatkan dari Ampel Denta, sebuah wilayah yang diberikan Raja Majapahit kala itu, Bhre Kertabhumi. Alasan pemberian tanah ini karena istri Bhre Kertabhumi, Dyah Dwarawati, adalah bibi dari Sunan Ampel yang juga berasal dari Champa. Pada sebidang tanah itulah, beliau kemudian membangun Pesantren Ampel Denta, Millens.

Di pesantren itu pula, huruf pegon diperkenalkan Sunan Ampel kepada para pengajar dan santri yang ada di sana. Alasannya, agar mereka lebih mudah memahami ajaran-ajaran agama Islam. Nggak disangka, huruf tersebut masih dipakai oleh pesantren-pesantren di Tanah Air sampai sekarang. Alasan penggunaannya juga sama, yaitu demi memudahkan santri memahami ajaran agama.

Selain memperkenalkan huruf pegon, Sunan Ampel juga dikenal memperkenalkan falsafah hidup Moh Limo yang berarti menolak lima hal yang tercela. Berikut adalah lima hal tersebut:

  1. Moh main yang berarti menolak berjudi
  2. Moh ngombe yang berarti menolak minum minuman keras
  3. Moh maling yang berarti menolak untuk mencuri
  4. Moh madat yang berarti menolak memakai barang-barang yang bisa menyebabkan kecanduan seperti ganja
  5. Moh madon yang berarti menolak untuk berzina.

Nggak disangka ya ajaran Sunan Ampel masih digunakan sampai sekarang, Millens? Omong-omong, kamu bisa baca huruf pegon atau nggak, nih? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Iri dan Dengki, Perasaan Manusiawi yang Harus Dikendalikan

27 Mar 2025

Respons Perubahan Iklim, Ilmuwan Berhasil Hitung Jumlah Pohon di Tiongkok

27 Mar 2025

Memahami Perasaan Robot yang Dikhianati Manusia dalam Film 'Companion'

27 Mar 2025

Roti Jala: Warisan Kuliner yang Mencerminkan Kehidupan Nelayan Melayu

27 Mar 2025

Jelang Lebaran 2025 Harga Mawar Belum Seharum Tahun Lalu, Petani Sumowono: Tetap Alhamdulillah

27 Mar 2025

Lestari Moerdijat: Literasi Masyarakat Meningkat, tapi Masih Perlu Dorongan Lebih

27 Mar 2025

Hitung-Hitung 'Angpao' Lebaran, Berapa Banyak THR Anak dan Keponakan?

28 Mar 2025

Setengah Abad Tahu Campur Pak Min Manjakan Lidah Warga Salatiga

28 Mar 2025

Asal Usul Dewi Sri, Putri Raja Kahyangan yang Diturunkan ke Bumi Menjadi Benih Padi

28 Mar 2025

Cara Menghentikan Notifikasi Pesan WhatsApp dari Nomor Nggak Dikenal

28 Mar 2025

Hindari Ketagihan Gula dengan Tips Berikut Ini!

28 Mar 2025

Cerita Gudang Seng, Lokasi Populer di Wonogiri yang Nggak Masuk Peta Administrasi

28 Mar 2025

Tren Busana Lebaran 2025: Kombinasi Elegan dan Nyaman

29 Mar 2025

AMSI Kecam Ekskalasi Kekerasan terhadap Media dan Jurnalis

29 Mar 2025

Berhubungan dengan Kentongan, Sejarah Nama Kecamatan Tuntang di Semarang

29 Mar 2025

Mengajari Anak Etika Bertamu; Bekal Penting Menjelang Lebaran

29 Mar 2025

Ramadan Tetap Puasa Penuh meski Harus Lakoni Mudik Lebaran

29 Mar 2025

Lebih dari Harum, Aroma Kopi Juga Bermanfaat untuk Kesehatan

29 Mar 2025

Disuguhi Keindahan Sakura, Berikut Jadwal Festival Musim Semi Korea

29 Mar 2025

Fix! Lebaran Jatuh pada Senin, 31 Maret 2025

29 Mar 2025