BerandaTradisinesia
Rabu, 9 Jan 2024 09:19

Setelah Tiga Tahun, Misteri Prasasti Nglumbang Dungik Akhirnya Terkuak

Prasasti Nglumbang Dungik yang ditemukan di Klaten. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Setelah ditemukan pada Desember 2020 dan terus menjadi misteri karena sulit dibaca, akhirnya makna dari Prasasti Nglumbang Dungik terkuak. Seperti apa sih tulisan dari prasasti tersebut?

Inibaru.id – Nggak semua prasasti bersejarah yang ditemukan di Indonesia bisa langsung dibaca atau dimengerti maknanya. Salah satunya adalah Prasasti Nglumbang Dungik yang ditemukan di Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Setelah tiga tahun menjadi misteri, akhirnya baru-baru ini makna dari prasasti tersebut terkuak.

Menurut keterangan pegiat budaya asli Klaten Hari Wahyudi, semenjak ditemukan pada Desember 2020, nggak ada yang tahu pasti makna dari tulisan yang ada pada prasasti dengan bentuk mirip telur tersebut. Tapi, setelah arkeolog Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta peneliti dari lembaga EFEO dari Prancis turun tangan, tulisan tersebut akhirnya terbaca.

“Saya baru mendapatkan informasi dari BRIN terkait hasil pembacaan sementara dari Prasasti Nglumbang Dungik. Awalnya para peneliti dari BRIN dan EFEO yang dipimpin oleh Titi Surti Nastiti berkunjung untuk melihat langsung pada Maret 2023. Lalu penelitian intensif dilanjutkan,” ujar Hari sebagaimana dilansir dari Radarsolo, Minggu (7/1/2024).

Dari penelitian itu, terungkap tulisan pada prasasti dengan panjang 20 sentimeter dan diameter 10 sentimeter adalah “(m) hyan wişa(ya)/wişnu, brahma hya(p) 1(n)dra (h)yan, śrawana hyan mahā, dewa weśa, tasmani da (a)tāyaji, tāya”. Tulisan tersebut adalah nama-nama dewa yang ditulis melingkar.

“Untuk sementara, disimpulkan kalau tulisannya adalah seruan kepada para dewa dari agama Hindu, Dewa Wisnu, Siwa, dan Ganesha dalam istilah lain,” lanjut Hari.

Meski begitu, penelitian belum mampu mengungkap siapa pembuat prasasti tersebut atau kapan prasasti tersebut dibuat.

Ditemukan saat Proyek Pengerjaan Jalan

Penelitian terhadap Prasasti Nglumbang Dungik terus dilakukan sejak kali pertama ditemukan. (Radarsolo)

Sebelum ditemukan pada 18 Desember 2020, warga setempat nggak ada yang menyadari jika batu berbentuk oval tersebut adalah prasasti. Tapi, setelah dibiarkan di pingir jalan selama kurang lebih sepekan dan terkena air hujan, mulai muncul guratan garis-garis yang menunjukkan bahwa batu tersebut pernah diukir.

“Pas saya kecil batu itu memang sudah ada di tengah jalan Dusun Nglumbang Dungik. Sebagian besar tertanam di tanah. Tapi sebagian kecil menyembul keluar dan sering bikin orang tersandung. Pas sudah dicongkel dan diletakkan di pinggir jalan, masi banyak orang yang nggak mengira ada guratan pola huruf Jawa kuno di batu tersebut,” ungkap warga setempat, Widodo, sebagaimana dilansir dari Detik, Sabtu (6/1).

Untungnya, seorang warga bernama Agus Purwo Nugroho menyadari ada yang unik dengan batu tersebut, lalu melaporkannya ke Dinas Kebudayaan Pemkab Klaten pada 28 Desember 2020. Sejak saat itulah, batu tersebut langsung diteliti.

Keberadaan batu ini juga menguak hal lain, yaitu adanya gundukan batu bata dan yoni yang ada di kawasan makam nggak jauh dari batu tersebut. Penelitian pun masih dilakukan.

Semoga saja kelanjutan penelitian terhadap Prasasti Nglumbang Dungik ini bisa menguak fakta-fakta bersejarah yang lebih banyak, ya, Millens! (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

KPU Jateng Fasilitasi Debat Cagub-Cawagub Tiga Kali di Semarang

4 Okt 2024

Masih Berdiri, Begini Keindahan Bekas Kantor Onderdistrict Rongkop Peninggalan Zaman Belanda

4 Okt 2024

Gen Z Cantumkan Tagar DESPERATE di LinkedIn, Ekspresikan Keputusasaan

4 Okt 2024

Sekarang, Video Call di WhatsApp Bisa Pakai Filter dan Latar Belakang!

4 Okt 2024

Mengapa Banyak Anak Muda Indonesia Terjerat Pinjol?

4 Okt 2024

Ini Waktu Terbaik untuk Memakai Parfum

4 Okt 2024

Wisata Alam di Pati, Hutan Pinus Gunungsari: Fasilitas dan Rencana Pengembangan

4 Okt 2024

KAI Daop 4 Semarang Pastikan Petugas Operasional Bebas Narkoba Lewat Tes Urine

4 Okt 2024

Indahnya Pemandangan Atas Awan Kabupaten Semarang di Goa Rong View

5 Okt 2024

Gelar HC Raffi Ahmad Terancam Nggak Diakui, Dirjen Dikti: Kampusnya Ilegal

5 Okt 2024

Kisah Pagar Perumahan di London yang Dulunya adalah Tandu Masa Perang Dunia

5 Okt 2024

Penghargaan Gelar Doktor Honoris Causa, Pengakuan atas Kontribusi Luar Biasa

5 Okt 2024

Ekonom Beberkan Tanda-Tanda Kondisi Ekonomi Indonesia Sedang Nggak Baik

5 Okt 2024

Tembakau Kambangan dan Tingwe Gambang Sutra di Kudus

5 Okt 2024

Peparnas XVII Solo Raya Dibuka Besok, Tiket Sudah Habis Diserbu dalam 24 Jam

5 Okt 2024

Pantura Masih Pancaroba, Akhir Oktober Hujan, Masyarakat Diminta Jaga Kesehatan

6 Okt 2024

Pasrah Melihat Masa Depan, Gen Z dan Milenial Lebih Memilih Doom Spending

6 Okt 2024

Menikmati Keseruan Susur Gua Pancur Pati

6 Okt 2024

Menilik Tempat Produksi Blangkon di Gunungkidul

6 Okt 2024

Hanya Menerima 10 Pengunjung Per Hari, Begini Uniknya Warung Tepi Kota Sleman

6 Okt 2024