BerandaTradisinesia
Selasa, 18 Des 2017 11:28

Selamatan Padi Orang Baduy, Doa, dan Pelestarian Angklung

Beberapa Jaro Tangtu (Ketua Adat) suku Baduy saat upacara Seba di pendopo Gubernur Banten, di Serang, 29 April 2017. (Antara/Asep Fathulrahman)

Menjadi petani, orang baduy punya tradisi turun-menurun. Salah satunya Selamatan Padi. Mereka bermain angklung setiap malam. Nggak sekadar selamatan, mereka juga melestarikan kesenian angklung.

Inibaru.id - Tinggal di pedalaman, masyarakat Baduy selalu berpegang teguh pada adat-istiadat nenek moyang secara turun-menurun. Kendati zaman terus berkembang, dan makin modern, namun masyarakat Baduy tetap memilih hidup dalam kesederhaan, ketulusan, dan ketaatan pada titah leluhur mereka untuk terus menyatu dengan alam dan hidup bercocok tanam.

Mengutip Tempo.co (17/12/2017), semua orang Baduy mengandalkan kehidupan ekonominya sebagai petani ladang dengan tanam padi, pisang, tebu endog, sayuran, singkong hingga palawija. Selain itu mereka tanaman keras seperti albasia, mahoni, jati yang dijadikan sebagai tanaman tabungan masa depan.

Menggantungkan hidup dengan bercocok tanam, sejumlah tradisi pertanian pun masih dijaga dengan baik oleh masyarakat Baduy yang juga dikenal dengan orang Kanekes. Salah satu tadisi tersebut adalah selamatan padi.

Baca juga:
Pesta Syukur Suku Jerieng di Bumi Sejiran Setason
Begalan Banyumas: “Perampokan” pada Resepsi Perkawinan

Yup, beberapa hari terakhir ini, perkampungan masyarakat Baduy yang berada di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, sedang ramai merayakan selamatan padi.

Perlu kamu ketahui, masyarakat Baduy memiliki kalender adat sendiri. Sesuai kalender adat, mereka pun menanam padi huma secara serentak pada November 2017 lalu. Nah, setelah selesai menanam padi huma, mereka kembali ke perkampungan untuk merayakan selamatan padi.

Dalam perayaan itu, biasanya dilakukan secara bergiliran oleh warga antarkampung yang ada di kawsan tanah hak ulayat Baduy. Mereka akan meramaikan perayaan dengan permainan musik angklung sepanjang malam selama berhari-hari.

Tujuannya buat apa? Itu "semacam doa" agar mendapatkan produksi melimpah dari hasil tanaman pagi huma yang ditanam.

Kalau kamu menyaksikan selamatan itu, kamu akan mendengarkan bunyi angklung yang saling bersahutan yang diiringi dengan nyanyian warga hingga semalam suntuk.

Baca juga:
Jamasan Topeng Ireng untuk Regenerasi
Wayang Ajen a.k.a Wayang Seleb dari Kuningan

Nggak hanya bertujuan sebagai ajang doa, perayaan selamatan pagi juga menjadi ajang hiburan dan berkumpul bersama saudara dan tetangga. Maklum saja, selama bertani padi huma, mereka tinggal di hutan-hutan garapan. Bahkan, dalam setahun bisa dihitung dengan jari berapa kali mereka kembali ke kampung di Cipiit Desa Kanekes.

Lebih dari itu, perayaan selamatan padi pun menjadi cara masyarakat Baduy melestarikan kesenian angklung yang menjadi alat musik khas mereka. (ALE/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024