BerandaTradisinesia
Jumat, 31 Okt 2024 09:30

Sejarah yang Bikin Perkebunan Kelapa Sawit di Pulau Jawa Hanya Sedikit

Ilustrasi: Perkebunan kelapa sawit di Pulau Jawa. (Teladanprima)

Beda dengan di Sumatra, Kalimantan, atau Sulawesi, perkebunan kelapa sawit di Jawa cenderung sedikit. Padahal, keempat pulau ini sama-sama berada di iklim tropis. Apa penyebabnya, ya?

Inibaru.id – Sama-sama berada di iklim tropis nan subur khas Indonesia, perkebunan sawit melimpah di Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan. Tapi, bisa dikatakan sangat sedikit perkebunan sawit di Pulau Jawa. Apa alasannya, ya?

Per data Badan Pusat Statistik 2022, disebutkan bahwa di Indonesia terdapat 14,9 juta hektare perkebunan sawit. Provinsi Riau punya lahan 2,86 juta hektare perkebunan sawit alias terluas di Indonesia disusul Kalimantan Barat yang memiliki lahan seluas 2,11 juta hektare.

Di Jawa, sebenarnya juga ada lo perkebunan sawit. Di Banten, misalnya, terdapat 18 ribu hektare pekebunan sawit. Di Jawa Barat, tepatnya di Sukabumi, Cianjur, Bogor, Subang, dan Garut, juga terdapat 13.426 hektare lahan perkebunan sawit, Millens. Sementara itu, di Jawa Timur, terdapat perkebunan sawit skala kecil di Jember, Malang, Blitar, dan Trenggalek.

Kok bisa sih perkebunan sawit di Pulau Jawa cuma sedikit? Usut punya usut, semua bermula sejarah sawit di Indonesia yang dibawa penjajah Belanda. Tokoh yang memperkenalkan pohon yang kemudian jadi salah satu komoditas paling penting bagi ekonomi Tanah Air ini adalah D.T Pryce.

Perkebunan kelapa sawit di Indonesia muncul sejak zaman penjajahan Belanda. (Hitargetindonesia)

Pada 1848, dia membawa empat biji kelapa sawit ke Indonesia. Dua di antaranya berasal dari Amsterdam. Sisanya berasal dari Mauritius, negara kepulauan di Afrika yang sempat berada di bawah kendali VOC pada 1598 sampai 1710. Semua benih kelapa sawit itu ditanam di Buitenzorg, tepatnya di Kebun Raya Bogor.

Cocok dengan iklim Indonesia, kelapa sawit-kelapa sawit tersebut tumbuh melebihi ketinggian 10 meter dan berbuah cukup banyak. Sejak saat itulah, pemerintah Belanda terpikir untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit di berbagai pulau di Tanah Air.

Sayangnya, kelapa sawit yang ditanam di sejumlah tempat seperti Banten dan Banyumas berkualitas jelek. Beda cerita dengan kelapa sawit yang ditanam di Deli, Sumatera Utara yang menghasilkan buah yang berkualitas. Kelapa sawit terakhir inilah yang kemudian diteliti dan jadi cikal bakal perkebunan-perkebunan sawit di Indonesia.

Dari penelitian, terungkap bahwa curah hujan di Jawa yang cenderung nggak merata jadi salah satu penyebab mengapa kualitas kelapa sawit di Jawa nggak sebaik di Sumatra. Lebih dari itu, kontur tanah di Jawa yang lebih berbukit dibandingkan dengan di Sumatra juga jadi salah satu penyebab buah kelapa sawit di Jawa kurang bagus, Millens.

Sudah paham kan alasan mengapa di Jawa jarang ada perkebunan kelapa sawit? Sayangnya, meski baik untuk mendukung ekonomi, perkebunan kelapa sawit dikenal nggak ramah alam. Semoga saja nggak ada lagi hutan yang akhirnya hilang demi diubah menjadi perkebunan komoditas ini! (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: