Inibaru.id – Sama-sama berada di iklim tropis nan subur khas Indonesia, perkebunan sawit melimpah di Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan. Tapi, bisa dikatakan sangat sedikit perkebunan sawit di Pulau Jawa. Apa alasannya, ya?
Per data Badan Pusat Statistik 2022, disebutkan bahwa di Indonesia terdapat 14,9 juta hektare perkebunan sawit. Provinsi Riau punya lahan 2,86 juta hektare perkebunan sawit alias terluas di Indonesia disusul Kalimantan Barat yang memiliki lahan seluas 2,11 juta hektare.
Di Jawa, sebenarnya juga ada lo perkebunan sawit. Di Banten, misalnya, terdapat 18 ribu hektare pekebunan sawit. Di Jawa Barat, tepatnya di Sukabumi, Cianjur, Bogor, Subang, dan Garut, juga terdapat 13.426 hektare lahan perkebunan sawit, Millens. Sementara itu, di Jawa Timur, terdapat perkebunan sawit skala kecil di Jember, Malang, Blitar, dan Trenggalek.
Kok bisa sih perkebunan sawit di Pulau Jawa cuma sedikit? Usut punya usut, semua bermula sejarah sawit di Indonesia yang dibawa penjajah Belanda. Tokoh yang memperkenalkan pohon yang kemudian jadi salah satu komoditas paling penting bagi ekonomi Tanah Air ini adalah D.T Pryce.
Pada 1848, dia membawa empat biji kelapa sawit ke Indonesia. Dua di antaranya berasal dari Amsterdam. Sisanya berasal dari Mauritius, negara kepulauan di Afrika yang sempat berada di bawah kendali VOC pada 1598 sampai 1710. Semua benih kelapa sawit itu ditanam di Buitenzorg, tepatnya di Kebun Raya Bogor.
Cocok dengan iklim Indonesia, kelapa sawit-kelapa sawit tersebut tumbuh melebihi ketinggian 10 meter dan berbuah cukup banyak. Sejak saat itulah, pemerintah Belanda terpikir untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit di berbagai pulau di Tanah Air.
Sayangnya, kelapa sawit yang ditanam di sejumlah tempat seperti Banten dan Banyumas berkualitas jelek. Beda cerita dengan kelapa sawit yang ditanam di Deli, Sumatera Utara yang menghasilkan buah yang berkualitas. Kelapa sawit terakhir inilah yang kemudian diteliti dan jadi cikal bakal perkebunan-perkebunan sawit di Indonesia.
Dari penelitian, terungkap bahwa curah hujan di Jawa yang cenderung nggak merata jadi salah satu penyebab mengapa kualitas kelapa sawit di Jawa nggak sebaik di Sumatra. Lebih dari itu, kontur tanah di Jawa yang lebih berbukit dibandingkan dengan di Sumatra juga jadi salah satu penyebab buah kelapa sawit di Jawa kurang bagus, Millens.
Sudah paham kan alasan mengapa di Jawa jarang ada perkebunan kelapa sawit? Sayangnya, meski baik untuk mendukung ekonomi, perkebunan kelapa sawit dikenal nggak ramah alam. Semoga saja nggak ada lagi hutan yang akhirnya hilang demi diubah menjadi perkebunan komoditas ini! (Arie Widodo/E10)