BerandaTradisinesia
Minggu, 10 Jun 2023 18:03

Sebenarnya Apa Sih Fungsi Candi Hindu yang Dibuat Pada Zaman Dahulu?

Kompleks candi di Dieng, salah satu candi Hindu paling populer di Indonesia. (Medcom)

Jika pada zaman sekarang umat Hindu beribadah di pura, lantas apakah fungsi candi Hindu pada zaman dahulu juga sama?

Inibaru.id – Ada banyak candi bercorak Hindu di Indonesia. Sebagai contoh, Prambanan, Gedong Songo, hingga Dieng. Terkadang, kamu bisa melihat sejumlah orang beribadah pada candi-candi tersebut. Padahal, orang Hindu zaman sekarang biasanya beribadah di pura. Lantas, sebenarnya apa sih fungsi Hindu yang dibuat pada zaman dahulu?

Kalau kita menilik situs Hinduwebsite, umat Hindu awalnya nggak beribadah di kuil ataupun candi. Dulu, mereka memuja dewa dengan menggunakan nyala api. Soalnya, api dianggap sebagai sesuatu yang suci, Millens.

Meski begitu, perkembangan peradaban membuat umat Hindu kemudian membangun tempat untuk melakukan pemujaan tersebut. Sebutannya adalah devasthanam yang bisa diartikan sebagai tempat suci serta thastalam yang berarti surga di bumi. Nah, perwujudan dari tempat suci yang menjadi penghubung manusia dengan dewa adalah candi.

Mengapa dewa perlu dipuja? Masyarakat Hindu percaya bahwa dewa telah memberikan perlindungan dari berbagai hal buruk seperti bencana alam, penyakit, dan nasib buruk. Selain itu, dewa juga memberikan mereka rezeki. Dengan memberikan persembahan atau melakukan pemujaan, dewa akan tetap memberikan berbagai hal tersebut.

Oleh karena itulah, bentuk candi dibuat unik dan khusus diperuntukkan bagi para dewa. Sebagai contoh, candi-candi Hindu biasanya dilengkapi dengan shikhara, semacam kubah yang ada pada struktur utama candi dengan ciri khas berupa adanya lambang kepala dewa.

Ada juga sebuah ruangan yang hanya bisa dimasuki oleh para pendeta untuk memuja dewa, yaitu garbhagriha. Pada ruangan tersebut, biasanya bisa kamu temui arca atau patung dari dewa yang dipuja.

Pemujaan di Candi Gedong Songo, salah satu candi Hindu. (Medcom/HAM Jakarta)

Dalam beberapa kasus, candi-candi Hindu dilengkapi dengan jalan setapak di sekelilingnya. Jalan ini diposisikan sedemikian rupa agar umat Hindu berjalan seperti arah pergerakan jarum jam. Tujuan dari hal ini adalah demi memberikan penghormatan kepada para dewa.

Selain itu, selain arca, banyak candi Hindu yang dilengkapi dengan relief alias pahatan pada badan candi. Relief ini lebih dari sekadar cerita dari kehidupan masyarakat sekitar. Terkadang, di sana juga bisa ditemukan simbol-simbol mitologis atau pola-pola unik yang menggambarkan pemujaan pada dewa tersebut.

Yang menarik, ada banyak candi Hindu yang juga dibuat untuk memuja para raja atau tokoh-tokoh yang dianggap penting pada zamannya. Maklum, mereka dianggap berjasa bagi kehidupan masyarakat sehingga dianggap layak untuk mendapatkan tempat pemujaan.

Perkembangan zaman kemudian mengubah kebiasaan manusia dari yang awalnya membangun candi menjadi kuil serta pura pada zaman sekarang. Yang pasti, fungsi dari tempat-tempat suci itu sama, yaitu menjadi tempat pemujaan atau penghormatan bagi para dewa.

Omong-omong, dari sekian banyak candi Hindu yang ada di Indonesia, mana saja yang sudah pernah kamu kunjungi, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024