BerandaTradisinesia
Sabtu, 10 Jun 2022 12:50

Sambatan, Cara Orang Jawa Memudahkan Urusan Tetangga

Gawe Omah, sambatan yang dilakukan beramai-samai mendirikan rumah. (Instagram/Lusiyono)

Sambatan adalah tradisi gotong royong masyarakat Jawa di pedesaan yang dilakukan secara sukarela. Dengan keikhlasan, tradisi ini dilakukan untuk memudahkan urusan tetangga dalam berbagai hal. Biasanya, sambatan dilakukan untuk keperluan apa saja, ya?


Inibaru.id – Kamu pasti pernah mendengarkan istilah gotong royong kan, Millens? Kalau menurut Presiden Soekarno sih, gotong royong menggambarkan satu usaha, amal, atau pekerjaan yang disebut dengan satu karyo, satu gawe. Masyarakat Jawa, khususnya yang berada di pedesaan mengenal gotong royong ini dengan nama sambatan.

Tradisi sambatan merupakan salah satu bentuk kerukunan antar masyarakat. Kegiatan ini sudah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Jawa. Sambatan adalah bukti bagaimana masyarakat desa saling peduli dan tolong-menolong sehingga semakin terbentuk rasa kebersamaan yang erat.

Sambatan sendiri berasal dari kata sambat dalam Bahasa Jawa yang berarti mengaduh atau berkeluh kesah. Jadi, sambatan merupakan wujud bantuan warga sekitar jika sebuah keluarga sedang mengerjakan sesuatu, menggelar hajatan, atau membutuhkan bantuan. Kegiatan ini berbeda dengan kerja bakti yang dilakukan untuk kepentingan bersama seperti membangun jalan atau bersih-bersih lingkungan.

Masyarakat bersama-sama 'sambatan' membantu seorang tetangga yang sedang mendirikan rumah. (Facebook/Eva Septiana)

O ya, masyarakat Jawa juga percaya bahwa sambatan merupakan bentuk timbal balik. Seseorang yang telah dibantu akan membalas kebaikan orang-orang yang telah menolongnya ketika mereka membutuhkan bantuan. Hal ini sesuai dengan istilah ‘sapa nandur kebecikan, mesti bakal ngunduh’ yang artinya siapa menanam kebaikan pasti akan memetik hasilnya.

Omong-omong ada beberapa jenis sambatan yang bisa kita jumpai di pedesaan, khususnya Jawa Tengah dan Yogyakarta. Yuk simak!

Sambatan mendirikan rumah (gawe omah)

Sambatan ini biasanya dilakukan saat mendirikan rumah atau memperbaiki rumah. Biasanya masyarakat beramai-ramai mengangkut bahan bangunan seperti batu, pasir, semen, dan bahan lainnya. Dengan adanya sambatan yang dilakukan puluhan warga secara bersamaan, pembangunan rumah yang biasanya membutuhkan waktu lama bisa diselesaikan dalam waktu yang lebih cepat.

Meski begitu, kini biasanya sambatan gawe omah tidak benar-benar dilakukan hingga rumah selesai diperbaiki atau dibangun sampai utuh. Seringkali sih asal bagian-bagian utama atau yang penting sudah selesai, maka sambatan selesai dilakukan dalam sehari atau setengah hari saja. Sisanya, diselesaikan oleh tukang bangunan.

Sambatan dalam menyelenggarakan hajatan

Gambaran ibu-ibu yang sedang memantu salah satu tetangga yang menyelenggarakan hajatan. (Instagram/Romy Mulyono)

Sambatan ini biasanya dilakukan oleh kerabat atau beberapa tetangga yang tinggal berdekatan saat menyelenggarakan pesta pernikahan, sunat atau khitan, selamatan hamil tujuh bulan, kontak pertama dari bayi dengan tanah (tedak siten), syukuran lepasnya tali pusar (puputan), dan lain-lain. Biasanya sih, para ibu-ibu sambatan dalam urusan dapur sementara bapak-bapak membantu dalam proses persiapan hajatan.

Nggak hanya itu, sambatan juga dilakukan secara spontan saat seorang warga mengalami kematian atau bencana.

Tentu saja tradisi ini dilakukan bersama-sama secara sukarela tanpa imbalan atau upah. Maklum, niatnya memang semata-mata untuk meringankan urusan tetangga. Meski begitu, biasanya sih, warga yang membantu diberi makanan dan minuman dari sang pemilik rumah atau yang memiliki hajat.

Betewe, di tempatmu masih ada tradisi sambatan nggak nih, Millens? (Ind, Det, Har/IB32/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: