BerandaTradisinesia
Kamis, 14 Sep 2022 17:05

Putri Pembayun dan Kontribusi Perempuan untuk Memperluas Mataram

Makam Imogiri Jogja, makam para Raja Mataram. (Indonesia Kaya)

Untuk memperluas wilayah kekuasaannya, Raja pada zaman dahulu nggak selalu menggunakan kekuatannya dalam perang. Terkadang, mereka menggunakan kontribusi perempuan untuk memperluas wilayahnya, lo.


Inibaru.id - Jika bicara tentang Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, tentu nggak bisa dipisahkan dari Kesultanan Mataram Islam, ya?

Dulu, Kesultanan Mataram Islam merupakan sebuah kerajaan yang berpusat di Yogyakarta dan didirikan pada 1584 Masehi. Kerajaan ini didirikan oleh Panembahan Senopati. Dia pula yang kemudian jadi raja pertamannya. Dibawah kepemimpinannya, Kesultanan Mataram Islam berhasil menguasai pelbagai wilayah di Jawa, yakni Yogyakarta, daerah di sepanjang Bengawan Solo hingga Jawa Timur, serta sebagian Jawa Barat, lo.

Betewe, Kebesaran Mataram nggak bisa dilepaskan dari keberhasilan pemimpinnya dalam menaklukkan daerah-daerah di Jawa. Panembahan Senopati bahkan dikenal sebagai pemimpin Mataram yang sering melakukan “siasat” pada setiap upayanya untuk memperluas Mataram di tanah Jawa.

Salah satu “siasat” Panembahan Senopati yang terkenal adalah cerita Putri Pembayun dalam menaklukkan Mangir. Saking epiknya cerita tentang kekalahan Ki Ageng Mangir ini, sampai dikisahkan dalam Babad Ki Ageng Mangir.

Putri Pembayun 'Dipakai' Untuk Menaklukkan Mangir

Sosok Panembahan Senopati. (Kebudayaan Jogjakota)

Semua bermula dari nggak maunya Ki Ageng mangir tunduk di bawah kekuasaan Mataram. Alasannya, Ki Ageng Mangir memiliki pusaka warisan berupa tombak yang amat sakti bernama Kyai Baruklinthing. Panembahan Senopati yang tahu akan hal ini pun pikir-pikir untuk langsung mengajak perang Ki Ageng Mangir.

Panembahan Senopati yang sempat kehabisan akal untuk menaklukkan Mangir kemudian mendengarkan usulan Adipati Mandaraka. Dia mengutus anaknya, Putri Pembayun untuk menggoda Ki Ageng Mangir dengan cara menyamar sebagai penari.

Menurut cerita, kala Ki Ageng Mangir masih lajang, dia tertarik dengan kesenian Tayub. Karena hal ini, Putri Pembayun pun menyamar menjadi seorang ledhek atau penari seni Tayub.

Siasat Panembahan Senopati sukses, Ki Ageng Mangir langsung kepincut kecantikan Putri Pembayun saat menari. Ki Ageng Mangir meminta Pembayun untuk ikut ke istana dan menikah dengannya. Pembayun pun mengiyakan tawaran tersebut.

Singkat cerita, Pembayun dan Ki Ageng Mangir hidup bahagia tanpa mengetahui bahwa ayah Pembayun adalah rivalnya. Bahkan, Pembayun sampai mengandung anak Ki Ageng Mangir.

Sebelum Pembayun melahirkan, Ki Ageng Mangir memiliki keinginan untuk bertemu mertuanya. Saat itulah Putri Pembayun jujur mengakui bahwa dirinya adalan anak Panembahan Senopati. Bukannya marah, Ki Ageng Mangir ternyata tetap berkeinginan untuk menemui sang mertua.

Sayangnya, begitu sampai di istana tempat Panembahan Senopati bertahta, dia dihujani tombak hingga tewas. Sejak saat itulah, Mangir dikuasai Mataram.

Sebenarnya, banyak versi tentang kematian Ki Ageng Mangir. Ada yang mengisahkan bahwa Ki Ageng Mangir ditusuk menggunakan tombak Kyai Pleret milik Panembahan Senopati. Ada juga yang berpendapat bahwa Ki Ageng Mangir tidak dibunuh oleh Panembahan Senopati, melainkan oleh Raden Rangga yang kesaktiannya sebanding dengan kesaktian Ki Ageng Mangir.

Apapun itu, Putri Pembayun berhasil menjalankan misinya untuk memperluas wilayah Mataram, Millens. (Mub, Tir/IB32/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: