BerandaTradisinesia
Senin, 3 Apr 2022 09:00

Peristiwa Berdarah di Brug Abang yang Dicatat Sejarah

Brug Abang, jembatan yang jadi saksi bisu peristiwa sejarah. (Facebook/Infotegal)

Brug Abang yang membentang di atas sungai Gung ini menjadi saksi bagaimana koruptor dieksekusi tanpa ampun.

Inibaru.id - Saat kamu berkunjung ke Kecamatan Talang di Kabupaten Tegal, kamu akan menemukan sebuah bendungan tua yang bernama Bendungan Pesayangan. Bendungan yang dibangun pada 1918 – 1921 ini masih berfungsi dengan baik dan membendung sungai Gung yang berhulu dari Gunung Slamet.

Oh ya, di atas bendungan ini kamu akan melihat sebuah jembatan yang membelah sungai Gung. Yang menarik, meskipun jembatan ini nggak berwarna merah tapi jembatan ini dikenal dengan nama Brug Abang atau jembatan merah, Millens. Tahukan kamu bahwa di balik nama Brug Abang ternyata ada peristiwa berdarah yang terjadi di jembatan ini? Yuk simak sejarahnya!

Gerakan Tiga Daerah

Tiga bulan setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, pernah terjadi pemberontakan yang dinamai Gerakan Tiga Daerah atau Revolusi Kutil. Pemberontakan ini didasari oleh rasa kecewa terhadap pangreh desa yang dianggap sebagai antek penjajah karena dipercaya untuk menjabat setelah Kemerdekaan RI.

Kutil atau yang memiliki nama asli Sakhyani memulai operasi gerakannya dari sekitaran Kecamatan Talang kemudian meluas hingga di daerah Tegal dan sekitarnya.

Kisah kutil melegenda di daerah Tegal. Saat kecil, dia sempat bersekolah sampai kelas dua Sekolah Rakyat. Kutil bekerja sebagai tukang cukur dan menjadi ketua dari Persatuan Tukang Gunting Republik Indonesia (PERTUGRI) pada masa itu.

Tokoh-tokoh di balik Revolusi Kutil. (Suaramerdeka)

Peristiwa Berdarah Brug Abang

Gerakan Tiga Daerah adalah gerakan yang bertujuan membersihkan para koruptor yang menjabat kembali pasca-Kemerdekaan RI. Para pejabat yang melakukan korupsi diarak keliling desa kemudian dilucuti pakaiannya untuk diganti dengan karung goni.

Para aparat yang jadi sasaran amuk masa dalam revolusi kutil ini nggak hanya didombreng, tapi ada juga yang dibunuh. Nah, Brug Abang ini menjadi tempat eksekusi para pejabat yang dianggap korupsi oleh rakyat.

Menurut cerita, salah seorang yang dibunuh adalah petugas pengepul romusha yang bernama Raden Mas Abu Bakar. Dia dituduh menyelewengkan separuh tunjangan romusha yang seharusnya diserahkan kepada rakyat.

Dengan tetabuhan khas tombreng-tombreng, para target Gerakan Tiga Daerah diarak warga menuju ke jembatan. Darah para korban pembantaian yang mengalir ke sungai membuat warna air sungai berubah berwarna merah. Peristiwa inilah yang membuat jembatan ini sekarang disebut Brug Abang atau Jembatan Merah.

Terlepas dari peristiwa berdarah tersebut, sekarang ini Brug Abang dijadikan tempat berkumpul oleh warga. Kini banyak sekali penjual makanan yang memenuhi di samping kanan dan kiri jalan kawasan Brug Abang ini. Bahkan saat Ramadan, tempat ini menjadi tujuan untuk berburu takjil, lo.

Karena bangunan ini dianggap bersejarah, jembatan ini nggak dihancurkan melainkan dibangunkan jembatan baru tepat di sebelah selatan Jembatan Merah ini untuk akses mobilitas.

Gimana, kamu tertarik untuk mengunjungi Brug Abang, Millens? (Sua,Tir/IB32/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024