BerandaTradisinesia
Rabu, 28 Jun 2022 19:05

Patung Loro Blonyo; Simbol dan Kisah Cinta yang Menyertainya

Loro blonyo merupakan simbolisasi Dewi Sri dan Dewa Wisnu. (Instagram/Elang Jadulan)

Loro Blonyo merupakan salah satu karya seni patung Jawa klasik dari kayu. Patung ini adalah simbolisasi Dewi Sri dan Dewa Wisnu yang menjadi simbol kemakmuran.

Inibaru.id – Kalau kamu pernah melihat patung sepasang pengantin dalam sebuah acara pernikahan adat Jawa atau saat berkunjung ke rumah seseorang, patung itu adalah patung loro blonyo. Patung ini tergolong patung tradisional klasik di Jawa yang terbuat dari kayu. Nah, patung loro blonyo ini juga merupakan simbol kemakmuran dan juga memiliki latar belakang kisah cinta yang menarik, lo.

Loro blonyo adalah patung yang terdiri atas pasangan laki-laki dan pasangan perempuan menggunakan busana pernikahan adat Jawa. Kabarnya, loro blonyo sudah eksis pada masa kepemimpinan Sultan Agung di Kerajaan Mataram pada 1476. Dahulu, loro blonyo biasa ditemukan di rumah-rumah joglo milik pangeran atau priyayi Jawa, Millens.

Pada patung loro blonyo, pengantin laki-laki memakai kuluk kanigara yaitu tutup kepala yang biasa digunakan para raja. Kuluk yang digunakan mirip dengan kuluk yang yang asli, berwarna hitam dan dihiasi dengan garis berwarna kuning keemasan. Sikap tangannya ngapurancang atau posisi kedua tangan diletakkan di atas pusar dan kaki bersila dengan telapak jari-jari kaki diperlihatkan.

Kalau untuk busana yang dikenakan, pengantin laki-laki menggunakan setagen yang diperindah dengan sabuk berwarna keemasan yang melingkar. Nggak lupa, pada bagian belakang pinggang diselipkan sebuah keris.

Untuk pengantin perempuan, menggunakan kebaya yang bermotif kawung. Bentuk rambutnya digelung menggunakan cunduk mentul dan tidak lupa pada bagian dahi dilengkapi dengan paes, mirip seperti pengantin perempuan asli. Sikap tangannya menempel pada bagian paha, kalau kakinya saling tumpang tindih.

Simbol Kemakmuran

Dulu, patung ini diletakkan pada bagian <i>senthong</i> rumah joglo. (Instagram/Andi Respati)

Dahulu, loro blonyo lebih dari sekadar benda nggak bermakna, loro blonyo menjadi lambang pengharapan seperi rezeki dan kesejahteraan bagi pemiliknya.

Patung loro blonyo ini merupakan simbolisasi dari Dewi Sri dan Dewa Wisnu. Keduanya merupakan contoh pasangan abadi, serasi, harmonis, hidupnya selamat, bahkan rejekinya terus mengalir tanpa henti. Artinya, kehadiran patung loro blonyo dalam rumah dapat memberikan anugerah berupa keturunan yang banyak, panen yang hasilnya berlimpah, dan rezeki melimpah yang dapat diturunkan kepada anak cucunya.

Kisah Cinta Dewi Sri dan Dewa Wisnu

Patung loro blonyo mengenakan busana pernikahan adat Jawa. (Instagram/Wardoyo Gallery)

Patung loro blonyo merupakan bukti keserasian antara pasangan Dewi Sri dan Dewa Wisnu. Menurut kisah mitologi Jawa, kisah cinta mereka berawal dari Batara Guru yang merasa kesepian di khayangan dan menciptakan wanita cantik yang diberi nama Retno Dumilah.

Namun, karena kecantikannya, Batara Guru jatuh cinta pada Retno Dumilah yang kemudian disebut dengan Dewi Sri. Sayangnya, cinta Batara Guru bertepuk sebelah tangan karena gagal untuk memenuhi tiga syarat yang diajukan oleh Dewi Sri. Nggak menyerah dan merasa ada dewa lain yang menghalangi, Batara Guru mengutus Kala Gumarang untuk menyelidiki Dewi Sri.

Tapi, Kala Gumarang malah ikut terpesona dan jatuh hati kepada Dewi Sri. Pada akhirnya, Dewi Sri marah dan mengutuk Kala Gumarang menjadi babi. Namun, babi itu tetap mengejar Dewi Sri sampai ke dunia.

Di tempat Dewi Sri tinggal, tumbuh tumbuhan padi dan tanaman lain, serta terpancar cahaya kemilau. Prabu Mangkukuhan dari kerajaan Medang yang melihat cahaya itu jadi penasaran dan mencari tahu sumber cahaya tersebut. Ternyata kilauan cahaya itu terpancar dari sosok wanita cantik yang nggak lain adalah Dewi Sri. Prabu Mengkukuhan atau juga dikenal sebagai Raden Sadana yang merupakan perwujudan dari Dewa Wisnu pun jatuh hati dan meminang Dewi Sri. Akhirnya Dewi Sri dan Dewa Wisnu menjadi pasangan suami istri.

Menarik ya cerita dibalik patung loro blonyo ini, Millens? (Reg, Ind/IB32/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: