Inibaru.id – Minuman lezat ini memang punya nama yang cukup unik. Yap, meskipun hingga saat ini belum ada yang tahu pasti asal nama dawet ayu khas Banjarnegara, kenikmatannya suah tersohor di seluruh Indonesia.
Ada banyak versi mengenai asal nama dawet ayu. Pertama, nama tersebut konon diambil dari sebuah karya seni musik.
Dilansir dari Merdeka (17/12/2014), menurut Ketua Dewan Kesenian Banjarnegara Tjundaroso, dawet Banjarnegara menjadi terkenal awalnya dari lagu yang diciptakan seniman Banjarnegara bernama Bono berjudul "Dawet Ayu Banjarnegara".
Kemudian, 1980-an, lagu itu dipopulerkan kembali oleh Grup Seni Calung dan Lawak Banyumas Peang Penjol yang terkenal di Karesidenan Banyumas, Millens. Sejak itu kebanyakan orang di Karesiden Banyumas mengenal dawet Banjarnegara dengan julukan Dawet Ayu.
Dawet Ayu. (Kompasiana)
Lirik lagunya sederhana, tetapi mengena. Lagu itu bercerita tentang seorang adik yang bertanya kepada kakaknya yang mau pergi piknik. Kemudian, dia memberi pesan pada kakaknya untuk membeli dawet Banjarnegara yang segar, dingin, dan manis.
"Kakang kakang pada plesir, maring ngendi ya yi
Tuku dawet dawete Banjarnegara
Seger, anyes, legi.. apa iya?
Daweet ayu Dawete Banjarnegara."
Versi Lain
Lain halnya dengan versi kedua, Millens. Seniman Ahmad Tohari mengatakan, berdasarkan cerita tutur turun-temurun, ada sebuah keluarga yang berjualan dawet sejak awal abad ke-20. Nah, generasi ketiga pedagang itu terkenal karena sangat cantik. Maka, jadilah dawet yang dijual diberi nama dawet ayu.
Hal ini yang sejalan dengan keterangan tokoh masyarakat Banyumas, KH Khatibul Umam Wiranu. Menurut Wiranu, nama dawet ayu memang muncul dari pedagang yang bernama Munardjo. Istrinya cantik sehingga dawetnya disebut dawet ayu. Wah!
Dawet Ayu. (Tripadvisor)
Nah, kalau versi lain justru disebarkan lewat cerita getok tular. Kabarnya, nama dawet ayu diberikan oleh Presiden Soeharto saat berkunjung ke Banjarnegara. Saat itu, Soeharto sedang ada peresmian proyek nasional di Kabupaten Banjarnegara.
Soeharto mendapat sajian dawet Banjarnegara yang diantarkan oleh seorang perempuan cantik (ayu). Melihat kecantikan sang pembuat dawet, Soeharto kemudian menyarankan agar Dawet tersebut diberi nama Dawet Ayu.
Unik banget kan, Millens? Sampai sekarang belum ada yang tahu pasti asal nama minuman tersebut. Namun, menilik rasanya yang manis, nggak bakal berlebihan kalau dawet ini disebut Dawet Ayu, karena manis hampir selalu diasosiasikan dengan kata ayu! Ha-ha. Mekso ya ben! (IB06/E03)