BerandaTradisinesia
Selasa, 2 Sep 2024 09:30

Mitos Kiai Cokro, Tongkat Pangeran Diponegoro

Replika Tongkat Kiai Cokro alias tongkat Pangeran Diponegoro. (X/Gank_Of_Petojo)

Tongkat Kiai Cokro alias tongkat Pangeran Diponegoro pulang ke Indonesia pada 2015 usai ratusan tahun ada di Belanda. Kabarnya, jika ada yang memegangnya, dia bakal ditakdirkan jadi pemimpin.

Inibaru.id – Huru-hara politik dalam beberapa pekan belakangan membuat banyak warganet yang tertarik untuk membahas Kiai Cokro, sebutan untuk tongkat Pangeran Diponegoro. Konon, ada mitos yang menyebut siapa orang yang memegangnya bisa bertahta jadi pemimpin bangsa, Millens.

Tongkat Kiai Cokro sudah dipulangkan dari Belanda pada 2015 lalu. Tongkat ini kembali setelah ratusan tahun disimpan di Negeri Kincir Angin sebagai rampasan usai Pangeran Diponegoro ditangkap pada 28 Maret 1830. Penangkapannya pun jadi penanda berakhirnya Perang Jawa yang berlangsung selama kurang lebih 5 tahun.

Meski begitu, bukan berarti tongkat ini langsung dirampas Belanda dari tangan sang pangeran saat penangkapannya. Konon, tongkat ini didapat Gubernur Jenderal Hindia Belanda Jean Chretien Baud pada 4 Desember 1834 usai diberikan Pangeran Notoprojo atau yang bernama lain Raden Mas Papak atau Raden Tumenggung Mangkudirjo.

“Notoprojo awalnya pengikuti Diponegoro. Tapi kemudian membelot ke pihak Belanda pada 1827. Khusus untuk tongkatnya, dia bawa lari usai Perang Jawa berakhir,” tulis Pauliene Scheurleer dalam buku Prince Dipanagara’s Pilgrim’s Staff.

Nah, Notoprojo kemudian memberikan tongkat tersebut ke Baud saat sang gubernur jenderal melakukan inspeksi Sistem Tanam Paksa di Yogyakarta sebagai persembahan. Saat Baud pulang ke Belanda pada 1836, tongkatnya pun ikut merantau ke Eropa dan terus disimpan oleh keturunannya hingga 2014.

Rikjsmuseum Belanda kemudian menyarankan keturunan Baud yang masih menyimpannya, yaitu Michiel Baud untuk mengembalikan benda bersejarah tersebut ke Indonesia. Permintaan tersebut diamini. Pada Februari 2015, tongkat tersebut diserahkan Michiel Baud ke Mendikbud kala itu, Anies Baswedan yang mewakili Presiden Joko Widodo yang kala itu sedang berkunjung ke Filipina.

Soal Mitos

Tongkat Pangeran Diponegoro saat pulang ke Indonesia pada 2015 lalu. (Suara/IG Aniesbaswedan)

Sebenarnya, jika dilogika, ada cukup banyak tangan yang memegang tongkat Kiai Cokro, khususnya dari kalangan orang-orang Belanda yang sudah membuktikan kalau mitos tersebut nggak benar. Tapi, tetap saja, sejumlah orang Indonesia yakin kalau pemegang tongkat Pangeran Diponegoro bakal ditakdirkan sebagai pemimpin bangsa.

Kalau menurut sejarawan Peter Carey, hal ini gara-gara kuatnya mitos yang terkait dengan simbol cakra yang ada di ujung tongkat tersebut. FYI aja nih, ada cerita kuno yang menyebut cakra digenggam Dewa Wisnu pada reinkarnasinya yang ketujuh. Kala itu, dia adalah penguasa dunia.

Lebih dari itu, ada cerita rakyat lain tentang Ratu Adil Jawa yang bergelar Erucokro alias Wali Akhir Zaman yang jadi pemberi petunjuk bagi keselamatan dunia akherat warganya. Nah, Erucokro ini dianggap punya kaitan dengan cokro atau cakra yang dilambangkan pada tongkat tersebut.

Konon, tongkat tersebut sudah eksis sejak abad ke-16 dan awalnya dimiliki oleh pemimpin Kesultanan Demak. Sayangnya, nggak ada catatan resmi terkait hal ini. Tapi, ada kabar kalau tongkat tersebut lalu disimpan secara turun-temurun oleh warga biasa yang kemudian memberikannya ke Diponegoro sekitar 10 tahun sebelum Perang Jawa meletus.

Hm, jika memang mitos tongkat Pangeran Diponegoro benar, kenapa orang biasa yang secara turun-temurun memilikinya sebelum diberikan ke sang pangeran juga nggak jadi pemimpin, ya? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024