BerandaTradisinesia
Selasa, 6 Nov 2023 09:01

Misteri Jangkar Dampo Awang di Pantai Kartini Rembang

Jangkar Dampo Awang di Pantai Kartini Rembang. (Galerifotoonline/Sista Nana)

Sejarawan menyebut jangkar Dampo Awang di Pantai Kartini Rembang sepertinya nggak berasal dari kapal milik Dampo Awang. Lantas, dari mana jangkar itu berasal?

Inibaru.id – Jangkar Dampo Awang bisa kamu temui di Pantai Kartini Rembang. Konon, jangkar tersebut berasal dari kapal milik Dampo Awang, seorang tokoh legenda yang cukup populer di wilayah tersebut. Namun, sejarawan justru menyebut jangkar tersebut sepertinya nggak mungkin dimiliki oleh Dampo Awang. Lantas, milik siapa sebenarnya jangkar tersebut?

Dampo Awang disebut-sebut hidup pada 1400-an. Ada yang menyebutnya sebagai juru mudi dari kapal Laksamana Cheng Ho. Nama aslinya adalah Wang Ching Hong. Saat kapal tersebut singgah di Semarang, Wang Ching Hong jatuh sakit dan menjalani pengobatan di sebuah bukit bergua.

Setelah kondisinya membaik, Wang Ching Hong dan beberapa rekannya memilih untuk tetap berada di Semarang, sementara Laksamana Cheng Ho melanjutkan perjalanan. Nah, beberapa waktu kemudian, Wang Ching Hong yang kemudian dikenal dengan nama lain Dampo Awang melakukan perjalanannya sendiri ke sejumlah kota di pesisir Laut Jawa.

Tatkala sampai di Teluk Regol, Lasem, Rembang, dia bertemu dengan Sunan Bonang dan sejumlah santri. Kala itu, Dampo Awang sudah mendengar kabar tentang kesaktian Sunan Bonang. Dia pun ingin adu kesaktian dengannya.

Awalnya, Sunan Bonang nggak mau meladeni tantangan tersebut karena menganggap Dampo Awang yang memiliki tampang dan perawakan orang asing sebaiknya diladeni dengan baik layaknya tamu. Tapi, karena Dampo Awang terus mendesak, pada akhirnya keduanya pun bertarung.

Sunan Bonang mampu menggunakan kesaktiannya dan memenangi pertarungan. Dampo Awang kemudian diikat di tiang kapal dan kapalnya dilepas ke lautan. Kapal tersebut kemudian terombang-ambing ombak hingga pecah. Layarnya bisa ditemui di kawasan Bonang, Demak, sementara jangkarnya terdampar di Pantai Kartini, Rembang.

Jangkar Zaman Penjajahan Belanda

Menurut ahli sejarah, jangkar Dampo Awang yang ada di Pantai Kartini Rembang berasal dari kapal peninggalan penjajah Belanda. (Suarabaru/Widyartono)

Meski cerita legenda terkait dengan Jangkar Dampo Awang terdengar meyakinkan, sejumlah ahli sejarah dan peneliti justru menyangsikan kebenarannya. Salah seorang di antaranya adalah Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia Rembang Edi Winarno. Menurutnya, jangkar itu nggak sesuai dengan kapal-kapal yang ada pada 1400-an.

Apalagi, ada catatan sejarah yang menyebut jangkar tersebut ditemukan pada 1865. Jika menilik dari bentuknya, dia justru menduga jangkar tersebut berasal dari kapal peninggalan penjajah Belanda. Apalagi, di utara Rembang, ada bangkai kapal Belanda yang karam, yaitu Kapal Suzanna.

“Saya kira kalau ditilik dari bahan logamnya atau bentuknya, jangkarnya nggak cocok dengan kapal-kapal yang ada pada masa Dampo Awang datang ke Rembang. Jangkar itu lebih cocok untuk kapal besar, kapal besi, kapal zaman kolonial,” ucap Edi sebagaimana dilansir dari video yang diunggah pada kanal YouTube Musyafa Musa.

Meski hal mengenai siapa pemilik jangkar tersebut semakin menjadi misteri, Edi menyebut keberadaannya justru membuktikan bahwa Rembang memang sudah dikenal sebagai pelabuhan yang cukup ramai pada zaman dahulu.

Hm, meski dibantah oleh sejarawan, setidaknya cerita legenda Jangkar Dampo Awang ini jadi salah satu daya tarik dari Pantai Kartini Rembang, ya, Millens. Betewe, kamu sudah pernah main ke sana atau belum, nih? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024