BerandaTradisinesia
Jumat, 17 Agu 2023 11:55

Menilik Kembali Sejarah Bumi Hangus Boja 1947

Monumen Perjuangan Rakyat di Boja, penanda sejarah Bumi Hangus Jogja 1947. (Google Street View)

Banyak yang nggak tahu kalau Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, punya cerita perjuangan yang luar biasa, yaitu peristiwa Bumi Hangus Boja 1947. Seperti apa sih cerita sejarah yang jarang diketahui banyak orang, ini?

Inibaru.id – Boja dikenal sebagai salah satu kecamatan yang cukup ramai di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Meski statusnya hanya kecamatan, Boja punya cerita sejarah yang menarik untuk kita simak. Pada 1947 lalu, di wilayah yang berbatasan langsung dengan Kota Semarang ini ada peristiwa Bumi Hangus Boja yang legendaris, lo.

Meski proklamasi kemerdekaan Indonesia sudah dikumandangkan pada 17 Agustus 1945, bukan berarti perjuangan Indonesia selesai. Nyatanya, hingga beberapa tahun setelahnya, perjuangan mempertahankan kemerdekaan berlangsung cukup berat. Apalagi, Belanda sempat dua kali melancarkan agresi militer.

Nah, khusus untuk agresi militer Belanda yang pertama, berlangsung dari 21 juli sampai 5 Agustus 1947. Operasi militer ini dilangsungkan di Jawa dan Sumatra. Salah satu lokasi kontak senjata yang terjadi antara pejuang Indonesia dengan tentara Indonesia pada saat itu berlangsung di Boja.

Pada akhir Juli 1947, tentara Belanda menyerang Boja dari dua arah sekaligus. Warga yang mengetahui hal ini sadar jika mereka kalah jumlah dan senjata namun nggak rela bangunan-bangunan strategis dan penting di Boja dikuasai Belanda. Pada akhirnya, bangunan-bangunan tersebut, khususnya yang ada di sepanjang Jalan Pemuda dibakar habis.

“Mengapa Boja jadi target Belanda? Karena potensi dan kekayaan alamnya tinggi, khususnya dalam hal komoditas cengkeh, karet, dan kopi. Saat itu ketiganya berharga mahal,” ungkap salah seorang sejarawan dari Boja Age Karisma sebagaimana dilansir dari Radarsemarang, Rabu (16/8/2023).

Sayangnya, monumen ini sudah nggak terawat. (Radarsemarang/Devi Khofifatur Rizqi)

Age juga mengungkap cerita dari salah seorang saksi hidup peristiwa Bumi Hangus Boja 1947 yang pernah dia temui, yaitu Soewandi. Laki-laki tersebut adalah anggota Divisi 24 Markas Medan Barat (MMB) Boja. Menurut keterangannya, saat itu warga dan tentara memilih untuk bergerilya melawan Belanda. Setelah membakar bangunan penting di Boja, pusat pertahanan, hingga dapur umum bergeser ke markas MMB.

Demi mengenang peristiwa bersejarah ini, pada 1978 pemerintah membangun Monumen Perjuangan Rakyat dengan bentuk patung gerilyawan. Monumen ini bisa kamu lihat di depan Terminal Boja, tepatnya di persimpangan Jalan Pemuda-Getan Lor.

Sayangnya, monumen tersebut sudah nggak terawat. Selain ada bagian patung yang terkelupas, relief yang menceritakan peristiwa Bumi Hangus Boja 1947 juga sudah rusak dan nggak terbaca. Banyak generasi muda juga nggak tahu makna dari monumen ataupun kisah perjuangan tersebut.

Hm, semoga saja ya ada perbaikan pada monumen tersebut karena itu sebagai pengingat bahwa di Boja pernah ada perjuangan para pahlawan mempertahankan Tanah Air. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024