BerandaTradisinesia
Rabu, 20 Sep 2022 11:03

Menilik Cerita Awal Pendirian Gunungpati di Kota Semarang

Makam Kiai Pati, pendiri Gunungpati. (Suaramerdeka)

Gunungpati dikenal sebagai salah satu kecamatan di Kota Semarang yang masih "hijau". Omong-omong, kecamatan ini punya sejarah pendirian yang unik, lo. Seperti apa sih sejarahnya?

Inibaru.id – Apa yang terlintas di kepalamu begitu kata "Gunungpati" terdengar? Kebanyakan orang mungkin langsung menyebut kata Unnes alias Universitas Negeri Semarang. Wajar, Unnes memang berdiri di salah satu kecamatan yang ada di Ibu Kota Jawa Tengah tersebut.

Meski ada embel-embel gunung pada namanya. Sebenarnya Gunungpati ada di ketinggian rata-rata 259 meter di atas permukaan laut. Padahal, untuk disebut gunung, sebuah tempat harus memiliki ketinggian paling nggak 610 meter. Jadi, sudah jelas ya kalau kawasan ini sama sekali nggak memenuhi syarat disebut gunung.

Kecamatan ini juga baru masuk dalam wilayah Kota Semarang pada pertengahan 1980-an. Dulu, Gunungpati berstatus Kawedanan di Kabupaten Semarang, Millens. Kawedanan itu level otoritas pemerintahan daerah di bawah kabupaten tapi di atas kecamatan.

Omong-omong, kamu pernah penasaran dengan sejarah penamaan Gunungpati, nggak? Ternyata, nama ini terkait dengan Kabupaten Pati, lo. Soalnya, pendirinya berasal dari kabupaten yang ada di Pantura tersebut, yakni Adipati Wasis Joyokusumo.

Adipati Wasis punya julukan lain, yaitu Kiai Pati. Dia adalah putra dari Bupati Pati bernama Ki Ageng Penjawi. Berdasarkan catatan Wikipedia, Ki Ageng Penjawi menjabat pada 1568 sampai 1576 atau persis setelah Arya Penangsang meninggal.

Menurut cerita legenda yang ditulis slamsr.com, (10/8/2011), terjadi peperangan antara penduduk Tuban dan Pati. Kiai Pati dan para pengikutnya pun memilih untuk menyelamatkan diri dari peperangan tersebut dengan berjalan ke arah barat. Kiai Pati menunggangi seekor sapi yang bernama Pragolopati.

Makam Kiai Pati di Kelurahan Plalangan, Gunungpati. (Solopos/Ponco Wiyono)

Begitu sampai di wilayah yang bergunung-gunung, memiliki udara yang sejuk, dan tanah yang subur, Kiai Pati dan pengikutnya pun berhenti. Mereka merasa tempat tersebut sudah aman dari peperangan. Tempat mereka menetap itulah yang kemudian diberi nama Gunungpati.

Meski begitu, juru kunci makam Kiai Pati Turmanto punya versi berbeda. Kabarnya, Kiai Pati kalah bertempur dengan Pasukan Mataram dan diminta untuk menyingkir ke tempat lain.

“Versi lainnya, Kiai Pati mengalah dari Mataram. Istri dan kuda sembraninya ditawan. Yang tersisa tinggal beliau dan sapi Pragola. Kiai Pati dan pengikutnya kemudian menepi ke sini,” ungkap laki-laki berusia 56 tahun tersebut di Makam Kiai Pati yang ada di Kelurahan Plalangan sebagaimana dilansir dari Solopos, Minggu (18/9/2022).

Bukti lain dari keberadaan Kiai Pati sebagai pendiri Gunungpati adalah nama-nama kampung di kecamatan tersebut yang sangat khas. Hal ini dijelaskan oleh Siti Zukanah, istri dari Turmanto.

“Ngabean dari Ngabehi. Jagalan, Kauman, sampai Kliwonan, itu nama Kawasan santri yang sudah ada sejak Kiai Pati membuka Kawasan ini,” ujar Siti.

Konon, Makam Kiai Pati sudah eksis sejak 1612 lalu, Millens. Hal ini berarti, bangunan tersebut punya nilai sejarah tinggi dan harus dijaga kondisinya. Setuju kan? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: