BerandaTradisinesia
Senin, 2 Mar 2025 09:54

Menguak Segarayasa, Danau Buatan Keraton Plered yang Kini Nggak Berbekas

Danau Segarayasa yang dulu diyakini ada di sekitar Keraton Plered. (FB/Sejarah Jogyakarta)

Pada abad ke-17, Amangkurat I memerintahkan pembangunan Danau Segarayasa di dekat Keraton Plered.

Inibaru.id – Kelurahan Segoroyoso yang ada di Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta punya satu nama desa yang menarik. Berjarak kurang lebih 15 kilometer dari keraton Yogyakarta, Desa Segoroyoso ini cukup jauh dari tepi pantai, yaitu sekitar 25 kilometer dari Pantai Parangtritis. Tapi, di namanya, ada kata ‘segoro’ yang bermakna lautan.

Konon, di desa ini, dulu ada Segarayasa, semacam danau buatan yang ada di sekitar Keraton Plered, bekas Ibu Kota Kesultanan Mataram dari 1646-1680, tepatnya pada masa pemerintahan Amangkurat I. Keraton ini sudah rata dengan tanah setelah diserang habis-habisan oleh pasukan yang dipimpin Trunajaya dan Karaeng Galeson.

Meski nasib Keraton Plered sudah diketahui, nggak jelas tentang keberadaan Segarayasa yang ada di dekat keraton tersebut. Sejumlah pihak menyebut keberadaan danau buatan ini benar-benar nyata. Tapi, ada juga yang menyebutnya hanya cerita belaka. Sayangnya, penelitian untuk mengungkap kepastian apakah Segarayasa masih belum memuaskan.

“Bukti-bukti fisik Segarayasa sulit untuk ditelusuri karena sebagian besar wilayah yang diduga jadi lokasinya sudah jadi permukiman penduduk. Meski begitu, terdapat sejumlah babad dan laporan dari Belanda yang mencatat keberadannya. Ada juga sisa-sisa tanggul dan bendungan yang bisa ditemukan di Kali Opak,” ungkap sejarawan Asosiasi Guru Sejarah Indonesia DIY Wening Pamujiasih dalam acara webinar yang digelar Dinas Kebudayaan DIY pada Kamis (7/10/2021).

Lebih dari itu, jika dicermati secara kontur geografis di Desa Segoroyoso, ada beberapa bagian desa yang tampak seperti lembah yang elevasinya jauh lebih rendah dari aliran sungai di sepanjang bantaran Sungai Opak.

Kontur tanah di Desa Segoroyoso. (Googleuser/Eko Wahyu)

Yang pasti, berdasarkan catatan-catatan dari masa lampau, disebutkan bahwa Amangkurat I membutuhkan 300 ribu pekerja demi membangun Segarayasa di dekat Keraton Plered. Dia berkeinginan untuk memiliki sumber air melimpah akibat keraton-keraton sebelumnya berkali-kali mengalami kebakaran gara-gara bahan bangunan utamanya adalah dari kayu.

Meski begitu, jika menilik Babad Momana, diungkap bahwa rencana pembangunan Bendungan Kali Opak sudah dilakukan oleh Sultan Agung pada 1637. Nah, diperkirakan, pada 1658, danau di wilayah Plered diperluas dan akhirnya menjadi Segarayasa yang melegenda tersebut.

Berdasarkan catatan Belanda Daghregister per tanggal 7 Juli 1659, tatkala danau sudah diperluas, Amangkurat I kerap mengunjunginya dan memberikan nama Segarayasa. Dua tahun kemudian, dia pengin memperluas danau tersebut demi membuat istananya seperti berada di tengah danau.

Sayangnya, nggak ada kejelasan apa penyebab danau tersebut kemudian seperti penyap ditelan bumi. Yang tersisa hanyalah sisa-sisa tanggul seperti di Desa Karet di tepi Kali Opak, Desa Segoroyoso, Desa Kloron, dan Desa Pungkuran.

Yap, semoga saja penelitian-penelitian berikutnya bisa menguak lebih dalam tentang Segarayasa ini. (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: