Inibaru.id – Pecinta geografi atau sejarah Indonesia pasti sering banget mendengar nama Junghuhn. Maklum, tulisan-tulisan Junghuhn tentang perjalanannya di Tanah Air pada masa penjajahan Belanda kerap dibahas. Nah, di Gunungkidul, Yogyakarta, ada satu tempat yang sangat istimewa di hati laki-laki bernama lengkap Franz Wilhelm Junghuhn. Tempat tersebut adalah Tebing Ngungap.
Selain mengumpulkan dokumentasi berupa tulisan, Junghuhn juga menggambar sejumlah lokasi yang dia anggap istimewa. Nah, Tebing Ngungap yang berjarak kurang lebih 80 kilometer ke arah tenggara dari pusat kota Yogyakarta ini dia lukis dan masuk dalam dokumentasi berjudul Sudkuste Ostwarts von Rongkop pada 1856.
Baca Juga:
Pesona Pantai Karangbolong di KebumenYang menarik, bentuk bukit karang yang khas di Tebing Ngungap yang bikin Junghuhn terkesima ini ternyata masih eksis hingga sekarang, lo. Meski banyak bencana gempa bumi melanda Yogyakarta dan modernasi terjadi di mana-mana, keadaan alam di sana bisa dikatakan nggak banyak berubah.
Terletak di Kalurahan Pucung, Kapanewon Girisubo, nama Tebing Ngungap berasal dari kata “ngungak” yang bermakna melongok. Hal ini disebabkan oleh bentuk tebing yang cukup unik dan curam sehingga jika ada orang yang pengin melihat ke bawah tebing harus melongok terlebih dahulu, Millens.
Memangnya apa yang bisa dilihat sampai harus melongok ke bawah? Di sana ada gua yang jadi sarang walet. Nah, dulu banyak warga sekitar yang memanen sarang walet di tebing tersebut dengan metode tradisional dan teknik yang cukup ekstrem dan bisa membahayakan nyawa.
“Selapas 1997/1998-an, semakin jarang proses panen sarang walet,” ucap salah seorang pengurus desa Pucung Estu Dwiyono sebagaimana dinukil dari Kabarhandayani, Selasa (6/10/2020).
Meski memiliki pemandangan alam tebing karang yang indah, karena nggak ada pantai pasir yang dijadikan tempat bermain, lokasi ini jadi kurang populer di kalangan wisatawan. Padahal, tempat ini cocok untuk dijadikan lokasi piknik dan menikmati pemandangan matahari tenggelam alias sunset.
Ada alasan mengapa Junghuhn pada satu setengah abad yang lalu terkesima dengan pemandangan alam di Tebing Ngungap sampai melukisnya. Nah, nggak ada salahnya kamu napak tilas perjalanan Junghuhn puluhan tahun yang lalu dengan piknik ke sana, Millens? (Arie Widodo/E10)