BerandaTradisinesia
Senin, 1 Sep 2024 11:00

Mengenal Nama-Nama Pohon Beringin di Keraton Yogyakarta dan Filosofinya

Pohon beringin di Keraton Yogyakarta. (Google Street View)

Tahu nggak kalau pohon-pohon beringin yang ada di Keraton Yogyakarta itu punya nama? Setiap nama dari pohon-pohon tersebut punya filosofinya tersendiri, lo. Apa saja, ya filosofi-filosofi tersebut?

Inibaru.id – Yogyakarta memang kota yang penuh cerita. Nggak hanya kawasan perkotaannya yang cantik, lingkungan Keraton Yogyakarta juga. Nah, jika kamu cermat, selain keunikan bangunan-bangunan keraton yang sudah eksis yang ada sejak ratusan tahun silam, ada sejumlah pohon beringin yang tumbuh besar di sana.

Keberadaan pohon beringin di Keraton Yogyakarta lebih dari sekadar untuk kebutuhan penghijauan. Pohon-pohon ini adalah lambang raja yang mengayomi rakyat Yogyakarta. Gara-gara hal inilah, pohon-pohon beringin di sana juga diberi nama. Nah, kamu penasaran nggak apa saja nama pohon beringin di sana sekaligus makna filosofi dari nama-nama tersebut?

Kiai Dewadaru dan Kiai Janadaru di Alun-alun Utara

Di Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta, kamu bisa melihat dua beringin kembar yang diberi pagar. Pohon di sebelah barat bernama Kiai Dewadaru, sementara yang di sisi timur bernama Kiai Janadaru atau Kiai Jayadaru.

Kiai Dewadaru bermakna cahaya ketuhanan. Makanya ditempatkan di sisi barat, segaris dengan Masjid Gedhe Kauman. Sementara itu, Kiai Janadaru bermakna cahaya kemanusiaan, segaris dengan Pasar Gedhe atau yang kita kenal dengan Pasar Beringharjo yang ada di ujung selatan Jalan Malioboro.

Keberadaan dua beringin kembar di depan Keraton Yogyakarta ini melambangkan keseimbangdan dan sesuai dengan Manunggaling Kawula Gusti, konsep bersatunya raja dan rakyat, serta eratnya hubungan manusia dengan Tuhannya.

Kiai Wok, Kiai Jenggot, Agung, dan Binatur

Pohon beringin kembar di Alun-alun Utara Yogyakarta. (Google Street View)

Sebenarnya, selain beringin kembar di Alun-alun utara, ada 62 pohon beringin lain di Alun-alun Utara yang sama dengan usia Nabi Muhammad yang dihitung dalam Kalender Jawa. Dari banyaknya pohon beringin itu, ada empat yang paling populer, yaitu Kiai Wok, Kiai Jenggot, Agung, dan Binatur.

Kiai Wok ada di sisi barat. Namanya berasal dari kata brewok. Di sisi seberangnya alias di timur Alun-alun, ada Kiai Jenggot. Sementara itu, Agung dan Binatur ada di depan Bangsal Pagelaran. Agung yang ada di sebelah timur dianggap sebagai lambang kaum priyayi, sementara binatur melambangkan kaum kawula alias rakyat.

Supit Urang

Kalau yang ini bisa kamu temukan di Alun-alun Kidul. Itu lo, tempat orang yang berusaha berjalan lurus di antara kedua beringin kembar. Beringin yang diberi nama serupa juga bisa kamu temui di Plataran Sitihinggil Lor, Plataran Kamandhungan Lor, dan Plataran Kemagangan.

Sri Makutha Raja

Kalau yang ini bisa kamu temukan di Plataran Kemagangan. Konon, Sri Makutha Raja ditanam oleh Sri Sultan Hamengku Buwana VIII saat bertahta. Artinya, usia pohon ini lebih tua dari usia Republik Indonesia.

Menarik juga ya nama-nama pohon beringin di lingkungan Keraton Yogyakarta ini. Kamu sudah pernah melihat semuanya, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024