BerandaTradisinesia
Kamis, 4 Jan 2023 11:35

Mengapa Orang Indonesia Suka Menggoreng Makanannya?

Katanya, apapun yang digoreng rasanya lebih nikmat dan gurih. (Shutterstock/Andang Riana)

Setiap kali makan atau ngemil, pasti ada penganan yang diolah dengan cara digoreng. Jadi penasaran nih, kenapa ya orang Indonesia suka menggoreng makanannya?

Inibaru.id – Selain mi kuah , sepertinya ngemil gorengan menjadi salah satu hal yang paling diinginkan saat hujan sedang turun, ya. Entah itu pisang goreng, singkong goreng, atau tempe goreng sangat klop disantap sebagai teman ngeteh kamu. Eh, tapi pernah nggak terlintas di pikiranmu, kenapa ya orang Indonesia suka menggoreng makanannya?

Kali aja kamu nggak tahu, teknik menggoreng diperkenalkan oleh orang Tionghoa. Kuali dan penggorengan juga diperkenalkan oleh orang Tionghoa yang bermigrasi ke Nusantara.

Menurut Thomas O. Hollmann dalam The Land of the Five Flavors: a Cultural History of Chinese Cuisine sebagaimana dikutip dari Historia (3/1), disebutkan bahwa menggoreng adalah salah satu dari banyak metode memasak yang sudah lama dikenal orang Tionghoa. Teknik ini meliputi stir-fry (jian chao) atau menumis dan deep-fry (zha) atau menggoreng dengan minyak yang banyak.

Jian chao adalah cara memasak menggunakan sedikit minyak goreng yang dipanaskan di atas api bersuhu tinggi lalu diaduk dengan cepat. Sedangkan zha dilakukan dengan mencelupkan makanan ke dalam minyak yang panas. Teknik zha membutuhkan wajan yang cukup dalam. Tujuannya agar bahan makanan bisa tercelup semua di dalam minyak panas.

Menggoreng makanan sudah dilakukan sejak abad ke-19

<i>Deep Fry </i>merupakan teknik menggoreng yang biasa digunakan oleh para pedagang gorengan. (Pixabay/Hans)

Awalnya, orang Nusantara mengolah makanan hanya dengan cara dibakar, direbus, atau dikukus. Tapi, dalam Serat Centhini, terungkap kalau orang Nusantara kemudian mulai mengadopsi teknik menggoreng. Dalam buku ini, diungkap bahwa ada penganan berbahan daging yang dijadikan sesaji untuk upacara. Daging-daging ini ada yang ditusuk, disapit, dibakar, digoreng, direbus, mapun dikukus. O ya, dalam Serat Centhini, disebutkan juga beberapa menu sayuran yang ditumis.

Orang pribumi mulai terbiasa menggoreng makanan sejak buah kelapa bisa diolah menjadi minyak. Bahkan, teknik memasak ini makin populer semenjak kelapa sawit masuk ke Nusantara pada abad ke-19.

Rucianawati dalam Usaha Kelapa Rakyat di Daerah Jawa Timur pada Awal Abad ke-20 (2001) menulis, kala itu beberapa pengusaha Eropa dan Tionghoa mulai mengolah buah kelapa dengan mesin modern untuk menghasilkan minyak. Sedangkan rakyat membuat minyak kelapa langsung dari buahnya dengan cara yang masih tradisional. Nah, sejak saat itulah bermunculan berbagai jenis makanan yang digoreng.

Alasan Orang Indonesia Suka Menggoreng Makanan

<i>FYI</i>, orang Indonesia gemar ngemil gorengan. (Merdeka/Sulaeman)<br>

Dikutip dari Good News From Indonesia (3/1/2023), ada beberapa alasan yang membuat orang Indonesia suka menggoreng makanannya. Pertama, karena melimpahnya minyak kelapa sawit di Indonesia sejak abad ke-20.

Kedua, makanan berminyak memang rata-rata enak dan gurih. Seorang penulis kuliner bernama Kevin Soemantri mengatakan bahwa makanan yang bisa dibilang enak adalah makanan yang memainkan sebanyak mungkin pancaindra.

Saat kamu makan makanan yang digoreng, minimal ada tiga indra yang dimanjakan. Pertama adalah indra pendengaran dari suara kriuk saat menggigit makanan yang digoreng. Yang kedua adalah dari rasa gurih yang dihasilkan. Terakhir, tekstur garingnya. Pantas saja ya kita doyan banget gorengan.

Hm, jadi penasaran, kalau kamu, paling suka gorengan apa nih, Millens? (Fatkha Karinda Putri/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024