BerandaTradisinesia
Selasa, 10 Jul 2023 09:00

Menebar Rasa Syukur dengan Tradisi Udik-udikan

Udik-udikan merupakan cara orang Jawa bersedekah dengan menghamburkan uang.(Sapanusa/Widji Anugrah Sari)

Hujan duit nggak cuma khayalan. Di beberapa tempat di Jawa Tengah dan Jawa Timur ada tradisi menyebar uang sebagai wujud rasa syukur seseorang atas karunia Tuhan.

Inibaru.id - Seorang bos batik Pekalongan bernama Ramadhan beberapa hari yang lalu menyebar uang puluhan juta di Kelurahan Jenggot, Pekalongan Selatan, Jawa Tengah. Karena aksi 'hujan duit' tersebut, empat orang pingsan sebab berdesak-desakan.

Kenapa ada orang yang membagi-bagi uang ke masyarakat begitu saja? Jangan heran, Millens! Terlepas dari adanya sejumlah masyarakat yang pingsan, sebenarnya di daerah Pekalongan dan sekitarnya menyebar uang itu merupakan tradisi setempat. Mari sedikit kita membahas soal ini, ya!

Udik-udikan adalah nama dari tradisi turun-temurun tersebut. Menurut berbagai sumber, udik-udikan merupakan cara orang Jawa bersedekah dengan menghamburkan uang. Biasanya tradisi ini dilaksanakan ketika seseorang baru saja membangun rumah, menggelar hajatan, khitanan, atau baru saja membeli barang mewah. Udik-udikan merupakan wujud rasa syukur dan melestarikan budaya leluhur.

Uang yang disebar lalu diperebutkan itu jenisnya macam-macam, mulai dari uang receh hingga seratus ribuan. Seseorang yang memiliki hajat tersebut akan menghamburkan uang di jalan atau depan rumahnya, sementara warga berkumpul dan bersiap untuk rebutan uang.

Sebelum acara berlangsung, informasi soal adanya acara udik-udikan biasanya disampaikan dari mulut ke mulut atau diumumkan melalui pengeras suara di masjid.

Ada di Jateng dan Jatim

Ada beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang masih melestarikan tradisi udik-udikan hingga sekarang. (Blogeulum.blogspot)

Mengutip dari GNFI (3/7/2019), ada beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang masih melestarikan tradisi udik-udikan hingga sekarang. Sebut saja di Jawa Tengah ada Kabupaten Demak, Pekalongan, dan Kelurahan Tugu di Kota Semarang. Sementara di Jawa Timur ada Kabupaten Gresik dan Sidoarjo.

Di Kabupaten Demak, udik-udikan dilakukan untuk menyambut bayi yang baru lahir. Keluarga berharap memiliki bayi perempuan atau laki-laki. Ketika jenis kelamin bayi sesuai yang diharapkan maka tradisi udik-udikan dilaksanakan.

Nggak berbeda jauh, di Kabupaten Pekalongan warga melakukan udik-udikan ketika mempunyai anak, pernikahan dan hajatan lainnya. Bahkan pada tahun 1950-an, ketika akan berpergian haji atau sepulang haji, tradisi udik-udikan akan dilaksanakan.

Di Tugurejo, Kota Semarang, udik-udikan dilaksanakan ketika bayi sudah tengkurap dan merangkak. Agak sedikit berbeda dari daerah lain, bayi akan diletakkan di dalam kurungan yang berisi tangga dari tebu. Nenek akan membimbing cucu untuk menaiki tangga. Setelah itu nenek akan menyebarkan uang recehan bersama beras kuning dan membagikan jenang canil pada tetangga.

Di Gresik dan Sidoarjo, warga melakukannya ketika selesai membangun atau membeli rumah. Cara yang dilakukan pun nggak jauh berbeda dengan daerah lainnya. Selain dengan uang, juga dilakukan dengan jajanan pasar atau coklat.

Udik-udikan di mana pun itu memang selalu meriah baik oleh anak-anak maupun orang dewasa. Tapi, sebelumnya, pihak yang mempunyai hajat hendaknya memastikan keadaan akan aman terkendali terlebih dahulu sebelum melaksanakan tradisi tersebut. Semoga nggak ada lagi kabar ada orang pingsan karena berdesakan saat acara udik-udikan, ya! (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: