Inibaru.id – Film Tilik (2018) dan serial dengan judul serupa yang hadir pada tahun ini menguak sebuah budaya unik khas masyarakat Jawa, yaitu membesuk orang sakit. Tradisi yang dilakukan masyarakat secara rombongan ini ternyata sudah ada sejak zaman dahulu, jauh sebelum rumah-rumah sakit modern berdiri di Indonesia.
Dari film tersebut, terlihat jika yang datang menjenguk tetangga yang sedang terbaring di rumah sakit nggak hanya satu dua orang, melainkan belasan orang.
Mereka bisa memakai kendaraan bak terbuka yang sebenarnya nggak diperuntukkan untuk menampung manusia. Intinya, yang penting bisa bersama-sama menjenguk, mendoakan, atau sedikit membantu keluarga yang sedang kesusahan.
Menurut National Geographic, Minggu (23/1/2022), budaya membesuk orang sakit ini dikenal dengan istilah ‘tilik wong lara’. Saking uniknya tradisi ini, sampai ada penelitian tentang hal tersebut yang dibuat oleh Isak Roberth Akollo dari Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Penelitian yang dirilis pada 2017 tersebut berjudul Tilik Wong Loro: Studi Kasus Budaya Besuk Masyarakat Jawa di Kota Salatiga.
Dalam penelitian tersebut, terungkap bahwa yang datang membesuk bisa sampai 5-30 orang. Orang-orang ini bisa berupa tetangga terdekat orang yang sedang sakit, teman dekat, kelompok PKK, hingga jemaah keagamaan.
“Sebelum membesuk, orang-orang ini saling berkabar lewat mulut ke mulut atau memakai aplikasi perpesanan. Mereka kemudian akan mengabari keluarga yang akan dibesuk dan datang bersamaan ke rumah sakit,” ungkap penelitian tersebut.
Dilakukan Sejak Zaman Walisongo
Menurut keterangan NUJateng (29/2/2020), tradisi membesuk orang sakit ini sudah ada sejak zaman Walisongo menyebarkan agama Islam di Nusantara.
Hal ini dilakukan sebagai cara dakwah yang lembut dan perhatian bagi masyarakat Jawa pada zaman dahulu. Soalnya, sejak zaman dahulu, orang Jawa dikenal memanusiakan manusia dan gemar saling menolong.
Nggak disangka, tradisi ini bertahan hingga berabad-abad lamanya dan terus dilakukan sampai sekarang. Oleh karena itulah, nggak mengherankan jika pada jam-jam besuk, kamar-kamar pasien rumah sakit bisa dipenuhi oleh banyak orang yang bukan dari keluarga pasien.
Mereka yang datang biasanya ikut mendoakan pasien agar bisa segera sembuh dan beraktivitas seperti sedia kala. Nggak jarang pula rombongan pembesuk ini memberikan sumbangan untuk membantu biaya pengobatan atau setidaknya konsumsi bagi keluarga yang mengurus keseharian pasien.
Kalau di tempat tinggalmu, apakah budaya tilik wong lara alias membesuk orang sakit ini masih bisa dengan mudah ditemui, Millens? (Arie Widodo/E05)