BerandaTradisinesia
Rabu, 25 Feb 2025 13:57

Melestarikan Tradisi Bancakan, Menjaga Momen Kebersamaan di Desa Jungpasir

Setelah membaca tahlil dan doa, malam nisfu syakban di Desa Jungpasir diikuti dengan tradisi bancakan. (Inibaru.id/ Alya Himmatul Aliyah)

Di balik ritual makan bersama di musala dalam tradisi bancakan di Desa Jungpasir, tersemat semangat untuk menjaga momen kebersamaan antarwarga.

Inibaru.id - Di tengah masyarakat yang kian individualis dan terkotak-kotak seperti sekarang ini, agak sulit menemukan tradisi yang melibatkan masyarakat sekampung atau satu desa. Namun, sepertinya hal itu nggak berlaku di Desa Jungpasir, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak.

Hingga kini, hari-hari masyarakat di kampung yang berada di wilayah pantai utara ini masih dipenuhi pelbagai macam acara desa yang melibatkan banyak orang, salah satunya Tradisi Bancakan yang baru-baru ini digelar saat memperingati malam Nisfu Syakban.

Secara umum, bancakan adalah tradisi makan bersama yang umumnya diawali dengan pengungkapan rasa syukur dan harapan. Hal ini juga dilakukan saat menyambut malam Nisfu Syakban di Desa Jungpasir pekan lalu. Setahu saya, tradisi itu sudah dilakukan sejak lama dan masih lestari hingga kini.

Bagi warga setempat, selain momen makan bersama, tradisi ini juga menjadi upaya untuk mempererat tali silaturahmi serta memperkuat nilai-nilai keagamaan dan kebersamaan antarwarga, tanpa memandang usia maupun jenis kelamin.

Memperkuat Solidaritas Sosial

Sedikit informasi, Nisfu Syakban adalah pertengahan bulan Syakban, bulan terakhir sebelum Ramadan dalam kalender Hijriah, yang dipercaya umat muslim sebagai malam yang penuh keberkahan. Malam itu biasa diisi dengan beribadah, berdoa, dan memohon ampunan kepada Tuhan.

Nah, bagi masyarakat Desa Jungpasir, selain untuk berdoa dan beribadah, malam itu rupanya juga memiliki makna lain, salah satunya untuk memperkuat solidaritas sosial. Upaya memperkuat solidaritas itu dilakukan melalui tradisi bancakan.

Jadi, bisa dibilang tradisi bancakan di desa itu adalah perwujudan nyata dari semangat kebersamaan. Mereka berkumpul untuk saling berbagi makanan dan bertukar doa-doa baik demi kebaikan bersama. Kebetulan, saya turut hadir dalam acara yang digelar hampir seluruh warga tersebut.

Karena hidangan yang akan disajikan cukup banyak, warga biasanya telah mempersiapkannya sehari sebelum Nisfu Syakban tiba. Menunya antara lain nasi tumpeng, ayam ingkung, aneka lauk, serta jajanan tradisional seperti ketan, apem, dan jenang.

Simbol Rasa Syukur

Berdasarkan penuturan tetua di desa tersebut, makanan yang disajikan dalam tradisi bancakan merupakan simbol rasa syukur dan harapan akan keberkahan pada masa mendatang. Seluruh hidangan dibawa ke musala, tempat perayaan Nisfu Syakban digelar.

Acara dimulai dengan pembacaan doa bersama, lantunan surat Yasin sebanyak tiga kali, serta permohonan ampunan kepada Allah. Setelah itu, hidangan yang telah dikumpulkan dibagikan secara merata sehingga semua orang dapat menikmati hidangan tanpa melihat status sosial atau ekonomi.

Saya suka melihat gimana kebersamaan di sana terbentuk. Semua orang, tanpa memandang usia, duduk bersama untuk menikmati hidangan yang sama. Menurut saya, pemandangan itu cukup sulit untuk ditemukan hari-hari ini.

Pada era modern seperti sekarang, banyak tradisi seperti ini memang mulai ditinggalkan. Namun, agaknya hal tersebut nggak berlaku untuk warga Desa Jungpasir. Siti, salah seorang warga yang selalu ikut dalam tradisi ini mengatakan, masyarakat di desa itu memang terus diajari untuk mempertahankan tradisi ini.

Memperbaiki Hubungan Antarwarga

Menurut Siti, bancakan juga menjadi momen untuk saling memaafkan sebelum memasuki Ramadan. Banyak warga yang memanfaatkan acara ini untuk memperbaiki hubungan yang mungkin sebelumnya sempat renggang.

“Dengan bancakan, kami belajar bahwa berbagi itu indah dan kebersamaan adalah kunci dalam menjaga harmoni di desa kami,” ungkapnya.

Hal serupa juga diungkapkan Mulyono. Dia berharap, tradisi ini bisa terus digelar di desanya. Menurutnya, tradisi ini bukan hanya tentang makan bersama, tapi memiliki makna spiritual, sosial dan budaya yang lebih dalam; yakni mengajarkan untuk selalu berbagi, bersyukur, dan menjaga hubungan baik dengan sesama.

“Kami ingin anak-anak muda tetap mengenal dan meneruskan budaya ini. Karena selain menjaga kebersamaan, tradisi bancakan juga mengajari kami untuk selalu bersyukur,” kata dia.

Dengan mempertahankan tradisi bancaan, warga Desa Jungpasir nggak hanya tengah menjaga warisan leluhur, tapi juga menciptakan lingkungan yang harmonis. Semoga terus lestari, ya! (Alya Himmatul Aliyah/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: