BerandaTradisinesia
Sabtu, 8 Des 2023 09:47

Makna Nama Kalurahan Condongcatur Yogyakarta

Kalurahan Condongcatur, Yogyakarta, tempat di mana banyak kos-kosan dan kampus besar bercokol. (Wikipedia/Aryphrase)

Mereka yang sedang kuliah atau pernah kuliah di Yogyakarta pasti nggak asing dengan nama Condongcatur. Apalagi, wilayah ini sering dianggap sebagai SCBD-nya Jogja. Kok bisa?

Inibaru.id – Nggak hanya Malioboro atau Kotabaru, ada sejumlah nama wilayah lain yang cukup populer di Yogyakarta. Nah, bagi mereka yang kuliah atau pernah mengenyam pendidikan di Yogyakarta, nama Kalurahan Condongcatur tentu cukup populer.

Terdapat sejumlah kelakar yang menyebut Condongcatur sebagai SCBD-nya Jogja. Tapi, SCBD di sini beda dengan pusat bisnisnya Jakarta. SCBD di Jogja adalah singkatan dari Seturan, Condongcatur, Babarsari, dan Depok. Keempat wilayah tersebut dipenuhi dengan ribuan kos-kosan yang dihuni oleh para pelajar dan mahasiswa dari seluruh Indonesia yang belajar di Yogyakarta.

Nggak hanya memiliki banyak kos-kosan, Condongcatur yang hanya memiliki luas wilayah 950 hektare ini juga jadi lokasi dari sejumlah kampus. Yang paling populer adalah Amikom Yogyakarta, Stikes Guna Bangsa, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran, serta Universitas Islam Indonesia (UII).

Nggak jauh dari Condongcatur, sejumlah kampus besar negeri seperti UGM, UNY, dan UIN juga bercokol. Oleh karena itulah, nggak mengherankan jika mahasiswa-mahasiswa dari kampus-kampus tersebut memilih untuk menyewa kos di sana.

Tapi, kamu pernah terpikir nggak mengapa nama kalurahan yang masuk wilayah Kapanewon Depok, Sleman ini sangat unik? Maklum, kalau ditilik dari Bahasa Indonesia, ada kesan kalau nama kalurahannya terkait dengan olahraga catur.

Universitas Amikom, salah satu kampus di Condongcatur Yogyakarta. (Amikom)

Tapi, ternyata Condongcatur sama sekali nggak terkait dengan olahraga asah otak tersebut. Catur di sini diambil dari kata Bahasa Jawa yang berarti empat. Soalnya, kalau menurut sejarah, pada 1946, Desa Condongcatur secara resmi terbentuk sebagai gabungan dari empat kelurahan, yaitu Gejayan, Gorongan, Manukan, dan Kentungan.

“Dulu empat kelurahan itu punya lurahnya masing-masing. Atas perintah Sultan Hamengku Buwono IX, keempat wilayah itu kemudian disatukan pada 26 September 1946. Dua tahun setelahnya, Maklumat nomor 5 tahun 1948 dibuat untuk meresmikan penyatuan tersebut. Nah, kepala desa pertama dari Condongcatur yang ditunjuk adalah Kromoredjo,” ujar salah seorang tokoh Kalurahan Condongcatur Ribut Suparman sebagaimana dilansir dari Tribunjogja, Kamis (1/12/2016).

Nah, sejarah penyatuan empat kelurahan itulah yang jadi inspirasi penamaan Condongcatur.

“Dalam bahasa Jawa, "condong" maknanya "setuju". Kalau "catur" artinya "empat". Jadi, Condongcatur bermakna empat wilayah dengan lurah yang berbeda-beda setuju untuk disatukan,” terang Suparman.

Nah, sekarang Condongcatur sudah menjadi wilayah yang dipenuhi kos-kosan dan berisi banyak anak muda dari berbagai wilayah yang belajar di Yogyakarta. So, jangan heran kalau di Condongcatur kamu bisa menemui banyak tempat hiburan dan kuliner yang menarik. Hal inilah yang membuat kelurahan ini cukup populer di Yogyakarta. Kamu sudah pernah main ke Condongcatur belum, Millens? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024