BerandaTradisinesia
Selasa, 7 Jul 2025 19:05

Legenda Monyet di Masjid Saka Tunggal, Ketika Kelalaian Berbuah Kutukan

Banyak monyet di sekitar Masjid Saka Tunggal Banyumas. Konon, mereka penjelmaan santri yang nggak patuh. (Genpi)

Masjid Saka Tunggal di Banyumas nggak hanya terkenal karena usianya yang tua, tetapi juga legenda santri nakal yang dikutuk jadi monyet karena lalai menjalankan salat Jumat.


Inibaru.id - Kalau kamu main ke Desa Cikakak, Banyumas, sempatkan mampir ke Masjid Saka Tunggal. Masjid kuno yang berdiri kokoh dengan satu saka atau tiang utama ini bukan cuma saksi penyebaran Islam di masa lampau, tapi juga menyimpan cerita legenda yang bikin bulu kuduk merinding sekaligus mengundang penasaran.

Sejak zaman dulu, Masjid Saka Tunggal menjadi pusat ilmu agama. Sosok ulama kharismatik, Kiai Mustholih, dengan sabar mengajarkan ajaran Islam pada para santri yang berdatangan dari berbagai penjuru. Suatu siang menjelang salat Jumat, para santri berkumpul di teras masjid, bercengkerama sambil menunggu azan berkumandang.

Tiba-tiba, seorang santri mengusulkan ide iseng. Mereka diajak pergi ke sungai nggak jauh dari masjid untuk mencari ikan. Dengan setengah ragu, santri lain ikut mengangguk setuju. Toh, mereka pikir, masih ada waktu kembali sebelum salat dimulai.

Tapi rencana tinggal rencana. Begitu kaki mereka mencebur ke sungai, waktu terasa berjalan lebih cepat. Ikan pun nggak kunjung tertangkap, sementara pakaian sudah basah kuyup. Ketika azan berkumandang, satu dua santri sempat mengajak pulang. Namun sebagian lain menolak, merasa lebih baik sekalian menunggu kering sekalian.

Hingga akhirnya, kelelahan memaksa mereka pulang. Betapa terkejutnya para santri saat mendapati salat Jumat telah selesai. Di halaman masjid, Kiai Mustholih berdiri, sorot matanya tenang namun tajam. Para santri menunduk malu, tahu mereka sudah khilaf.

Meski kerap mendekati manusia, kera-kera ini diklaim jinak. (via Okezone)

Dengan suara lembut, Kiai Mustholih bertanya dari mana saja mereka, mengapa suara gaduh di sungai sampai mengganggu jamaah salat. Para santri pun mengaku, nggak satu ekor ikan pun berhasil dibawa pulang.

“Perbuatan kalian bukanlah perbuatan orang saleh,” kata Kiai Mustholih. “Itulah perbuatan makhluk yang tak memiliki akal dan pikiran… seekor monyet.”

Belum sempat para santri menjawab, tubuh mereka perlahan berubah. Tangan memendek, tubuh dipenuhi bulu. Mereka berubah menjadi monyet seketika. Panik dan menyesal, para santri monyet itu menunduk dan memohon ampunan.

Kiai Mustholih akhirnya memaafkan. Dalam sekejap, mereka kembali ke wujud manusia, bersumpah nggak akan mengulangi kelalaian itu. Namun cerita ini nggak berhenti di situ. Konon, monyet yang sering muncul di sekitar Masjid Saka Tunggal hingga kini adalah jelmaan para santri yang pernah lupa pada panggilan ibadah.

Meski berstatus “keturunan legenda,” monyet-monyet di sekitar masjid dikenal jinak. Mereka seakan mengingatkan setiap orang yang datang, bahwa kemuliaan ibadah lebih utama daripada kesenangan sesaat.

Jadi, kalau suatu hari kamu berkunjung dan melihat kawanan monyet bergelantungan di pepohonan, jangan takut ya, Millens. Barangkali mereka hanya ingin bercerita tentang masa lalu, penyesalan, dan janji untuk lebih bijak menjalani hidup. He he (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: