BerandaTradisinesia
Kamis, 10 Jan 2024 09:47

Kisah Desa Kebonbimo Boyolali, Konon Dulu Jadi Tempat Pijakan Bima

Desa Kebonbimo di Boyolali, Jawa Tengah. (Googlestreetview)

Di Desa Kebonbimo Boyolali, terdapat sebuah batu dengan bekas kaki yang diyakini sebagai tempat pijakan Bima saat melompat. Seperti apa ya, kisahnya?

Inibaru.id – Dari sekian banyak tempat wisata yang bisa kamu kunjungi di Boyolali, Umbul Tlatar barangkali jadi salah satu yang paling populer. Tapi, banyak orang yang nggak menyadari jika Umbul Tlatar berada di sebuah desa wisata dengan nama yang unik, yaitu Kebonbimo.

Jika ditelaah, Kebonbimo bisa diartikan sebagai kebun milik Bima, salah satu tokoh pewayangan yang cukup populer di kalangan masyarakat Jawa. Tapi, bukan berarti kebun tersebut benar-benar milik Bima, ya, Millens. Ternyata, ada alasan menarik mengapa desa yang berjarak kurang lebih 8 kilometer dari pusat kota Boyolali ini mendapatkan nama tersebut.

Salah seorang sesepuh setempat bernama Sukardi menyebut, kisah penamaan Desa Kebonbimo sudah diceritakan secara turun-temurun dari zaman kakek-neneknya. Laki-laki yang kini berusia 63 tahun ini bercerita kalau pada masa silam, Bima alias Werkudara melompat. Saat mendarat, salah satu kakinya mendarat di sebuah batu.

Saking kuatnya lompatan Bima, bekas kaki dari Bima itu membekas pada batu tersebut. Batu tersebut kemudian awet nggak mengalami kerusakan hingga ratusan tahun.

Seorang tokoh masyarakat pada zaman dahulu bernama Sunan Geseng menemukan batu berukuran besar dengan beksa telapak kaki tersebut. Karena ukurannya yang besar dan bobotnya yang cukup berat, Sunan Geseng kemudian berpesan kepada warga agar menjaga batu tersebut dan akhirnya daerah di mana batu itu ditemukan disebut sebagai Kebonbimo.

Umbul Tlatar, salah satu wisata andalan di Desa Kebonbimo. (plesirankuliner)

“Batunya kemudian ditemukan di sebuah kebun dari salah seorang warga sini,” ujar Sukardi sebagaimana dilansir dari Tribunjateng, Minggu (7/1/2024).

Warga setempat yang menganggap batu dengan bentuk seperti yoni itu sebagai batu bersejarah dan penting kemudian membungkusnya dengan kain putih. Bahkan, agar nggak sampai rusak, dicuri, atau jadi korban vandalisme, di sekeliling batu tersebut dibangun tembok dengan tinggi sekitar 5 sentimeter. Setidaknya dengan adanya pembatas, semua warga nggak sembarangan memperlakukan batu yang kini ditempatkan di sebuah masjid yang berlokasi di Dukuh Kebonbimo tersebut.

Menarik banget ya kisah tentang penamaan Desa Kebonbimo ini, Millens? O ya, kalau kamu pengin berwisata ke sini, nggak perlu bingung. Selain ada Umbul Tlatar, terdapat warung apung, wahana permainan outbound, hingga kolam renang internasional yang nggak kalah seru di sana.

Selain itu, di sana juga ada tradisi Lampetan alias melepas bebek putih yang digelar setiap tahun sebagai wujud syukur warga atas melimpahnya air di desa tersebut sampai bisa dijadikan tempat-tempat wisata yang menjadi sumber penghidupan warga setempat.

Jadi, kapan nih kita main ke Desa Kebonbimo dan berwisata di sana, Millens? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024