Inibaru.id - Ribuan warga berkumpul di persimpangan jalan, tidak sabar menyaksikan Kirab Tebokan Jenang yang digelar belum lama ini di Desa Kaliputu, Kecamatan Kota, Kudus. Semua tertuju pada sekumpulan peserta yang akan mengikuti kirab.
Sementara, belasan kontingen dari tiap-tiap RT yang mengusung konsep beragam sedang bersiap melakukan kirab dan menampilkan pertunjukkan seni di depan Balai Desa Kaliputu. Suguhan budaya khas Kota Jenang itu sudah dinanti ribuan masyarakat, tak terkecuali saya.
Peserta mulai melakukan kirab sekitar pukul 14.30 WIB. Panas memang, namun tak mengurangi antusias peserta maupun warga menyambut ritual budaya yang sudah turun temurun itu.
Buat yang belum tahu, Kirab Tebokan Jenang merupakan kirab budaya yang digelar setahun sekali, dilakukan pada tanggal 1 Suro atau Muharam oleh masyarakat Desa Kaliputu, sebuah desa penghasil jenang.
Konon, kirab ini sudah berlangsung ratusan tahun. Hingga pada akhirnya, pemerintah melalui Kemendikbud RI memberikan penghargaan sebagai Warisan Budaya Tak Benda tahun 2011 lalu.
Beragam Gunungan Jenang
Dalam rangkaian kirab tersebut, saya melihat beragam gunungan jenang ditampilkan. Sebanyak 18 kontingen mempersembahkan gunungan mulai dari replika jenang raksasa, alat pengaduk jenang tradisional, masjid dari jenang, putri jenang, dan berbagai gunungan lain yang dihias beraneka bentuk.
Ibu-ibu membawa tebok-tebok berisi jenang sedangkan para bapak dan remaja membopong gunungan jenang berjalan melewati kerumunan warga, mengelilingi desa dengan rute jalan yang sudah ditentukan. Sesekali mereka berinteraksi dengan penonton, seperti halnya barongan atau penari yang tampil kala itu.
"Alhamdulillah, kirab Tebokan Jenang tahun ini lebih antusias dibanding kemarin. Masing-masing RT juga menampilkan atraksi dan pentas seni sebelum kirab. Semua guyub dan rukun," ujar Kepala Desa Kaliputu, Widiyo Pramono, Rabu (19/07/2023).
Kenalkan Ikon Desa
Selain sebagai simbol kerukunan, kirab ini juga menjadi cara memperkenalkan jenang Kaliputu kepada masyarakat luar. FYI, jenang memang sudah menjadi ikon kuliner di Desa Kaliputu. Di desa tersebut banyak warganya yang bekerja sebagai pembuat jenang. Sebagian dari mereka memiliki jenama jenang yang laris manis dan terkenal hingga keluar kota.
"Sebagian besar warga memang hidup dari usaha jenang. Makanya kami ingin membangun Desa Kaliputu dan mengenalkan jenang kepada warga luar hingga nasional," harap Pramono.
Jenang-jenang dari Desa Kaliputu ini nggak hanya dikonsumsi oleh masyarakat Kudus saja tapi lebih luas lagi. Bahkan, penganan satu ini sering eksis di setiap pusat oleh-oleh di banyak kota, kan? Nah, besar kemungkinan itu adalah jenang dari Desa Kaliputu, Millens.
Sudah sangat wajar jika masyarakat Desa Kaliputu bangga menyelenggarakan Kirab Tebokan Jenang, ya? Camilan manis dari beras ketan, kelapa, dan gula merah ini memang jadi sumber ekonomi sekaligus ikon daerah kebanggaan mereka. Beruntungnya saya waktu itu melihat kirab budaya Tebokan Jenang di Kudus. (Hasyim Asnawi/E10)