BerandaTradisinesia
Jumat, 8 Feb 2018 06:05

Keunikan Tari Orek-orek Khas Rembang

Tari Orek-orek Rembang (tintapergerakan.com)

Setiap daerah memiliki kesenian tradisioal dengan ciri khas masing-masing, nggak terkecuali Rembang. Nah, di kota dengan julukan Tiongkok kecil ada tarian unik bernama orek-orek.

Inibaru.id - Berbicara tentang kesenian memang nggak ada matinya. Dalam seni tari, Jawa Tengah memiliki banyak sekali kesenian tradisional. Salah satunya adalah kesenian tari orek-orek dari Rembang.

Bagi Sobat Millens yang belum tahu, orek-orek ini adalah kesenian tradisional berupa tari pergaulan yang merupakan perpaduan tari dan nyanyian dengan penyajian yang harmonis dan mempunyai ciri khas tertentu. Ciri khasnya antara lain memiliki gerak yang sederhana, iringan yang komunikatif, dan bentuk penampilannya luwes sesuai dengan kebutuhan. Inilah yang kemudian menjadikan tarian ini menarik dan mudah untuk dipelajari, disajikan, dan diterima oleh segenap lapisan masyarakat.

Melansir rembangkreatif.co.id, awalnya tari orek-orek ini merupakan kesenian sakral yang hanya dipentaskan pada acara-acara resmi. Sebut saja sedekah laut dan sedekah desa sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas keberhasilan dalam mencari ikan, bertani atau bercocok tanam dan lain-lain. Tapi dalam perkembangannya orek-orek lalu berubah fungsinya, walaupun nggak meninggalkan ciri dan corak aslinya. Kini kamu bisa menyaksikan tari orek-orek yang dipentaskan di acara hajatan, hiburan hingga acara-acara resmi pemerintah daerah.

Baca juga:
Berebut Apem Yaqowiyu, Berdoa untuk Keberkahan
Batuk atau Gangguan Menstruasi? Makan Kawista Deh!

Bersifat tarian rakyat, bentuk penyajian tari orek-orek ini bisa tunggal, pasangan maupun massal sesuai kebutuhan. Namun biasanya penarinya terdiri atas putri-putra yang berjumlah 4-10 orang penari. Selain itu dalam tariannya mereka mengikuti pola atau bentuk teater. Jadi, bisa dibilang tari orek-orek ini merupakan tontonan dengan unsur hiburan yang lengkap. Mulai dari musik, gerak tari, drama dan nyanyian dengan pesan yang disampaikan melalui tembang.

Adapun dari sisi alur cerita, biasanya cerita yang dibawakan dalam tari orek-orek sama dengan cerita ketoprak seperti legenda,  sejarah, dan lain-lain. Hal tersebut menjadikan tari orek-orek mempunyai ciri khas yang berbeda dari yang lain.

Oya, tari orek-orek nggak hanya membutuhkan para penari saja. Asal kamu tahu saja nih, selain penari, ada 9-12 orang pengrawit, 2-4 orang waranggana dan 4 orang atau lebih wiraswara. Ya, tentu semuanya itu menyesuaikan panggung yang tersedia.

Adapun untuk musik pengiringnya, tari orek-orek menggunakan gamelan berlaras slendro, tetapi nggak selengkap gamelan slendro yang ada. Gamelannya biasanya disebut dengan gamelan "thuk-brul" dari istilah Jawa “gathuk gabrul”. Apa saja itu? Gamelannya terdiri atas bonang barung, saron penerus, kendang, kempul, gong, keprak atau kecrek, dan drum. Namun dalam perkembangan, kini ada penambahan perlengkapan iringan seperti seruling, kentongan, terompet, dan sebagainya. Bahkan bisa juga digunakan gamelan laras pelog. Tinggal menyesuaikan situasi dan kondisi.

Baca juga:
Perpaduan Corak Jawa-Tiongkok dalam Lembaran Batik Tulis Lasem
Sirup Kawista, Si Manis dari Rembang

Nah, semua pemain orek-orek tersebut dalam pementasannya mengenakan kostum yang sama dengan ketoprak, atau untuk putra disesuaikan dengan cerita yang dibawakan. Sedangkan untuk putri mengenakan pakaian yang sama dengan pakaian penari gambyong.

Eh, tapi kamu tahu nggak sih kenapa namanya orek-orek?

Mengutip masmbakrembang.blogspot.co.id (5/7/2017), nama tarian ini diambil dari nama gending atau iringannnya yaitu gending orek orek. Jadi, semula tari orek-orek nggak berdiri sendiri, melainkan sebagai pendukung atau sisipan pada pertunjukan ketoprak. Biasanya orek-orek ini dipertunjukkan untuk acara pembukaan sebelum ketoprak dimulai, untuk menyambut tamu dan penonton, serta sebagai selingan di setiap adegan ketoprak sebagai ungkapan rasa kegembiraan. (ALE/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: