BerandaTradisinesia
Jumat, 2 Jun 2022 12:57

Jembul Tulakan, Cara Warga Jepara Mengenang Ratu Kalinyamat

Tradisi Jembul Tulakan dilakukan demi mengenang keberanian Ratu Kalinyamat. (lingkarmuria.com)

Ratu Kalinyamat pernah melakukan tapa brata demi mencari keadilan atas kematian suaminya. Nah, demi mengenang keberanian sang ratu, warga Jepara rutin setiap tahun menggelar tradisi Jembul Tulakan.

Inibaru.id – Bicara tentang sejarah Kabupaten Jepara, pasti nggak lepas dari sepak terjang Ratu Kalinyamat. Nah, demi mengenang keberaniannya dulu, warga Jepara masih setia merayakan tradisi Jembul Tulakan.

Tradisi ini digelar di Desa Tulakan, Kecamatan Donorejo sebagai cara untuk mengenang aksi sang ratu melakukan tapa brata tatkala menuntut keadilan atas kematian Sunan Hadirin, suaminya, yang tewas di tangan Arya Penangsang.

“Sejarahnya, tempat pertapaannya Ratu Kalinyamat itu ada di Dukuh Sonder di desa ini. Dan, juga ditemukan rambut yang dibungkus dengan bambu. Akhirnya, muncullah tradisi Jembul Tulakan,” cerita salah seorang tokoh masyarakat Desa Tulakan, Subekti.

Meski begitu, tradisi ini dilakukan bukan dengan melakukan tapa brata, melainkan dengan menggelar sedekah bumi. Omong-omong ya, tradisi ini pasti dilakukan setiap hari Senin Pahing di bulan Dulkaidah atau Apit pada Penanggalan Jawa.

Layaknya tradisi-tradisi sedekah bumi di tempat lainnya, warga juga saling berebut gunungan yang disebut sebagai jembul. Kalau sampai mendapatkannya, kabarnya bisa membuat hama pertanian hilang dan akhirnya berimbas pada panen yang melimpah.

Jembul sebenarnya berarti ‘rambut’ dalam Bahasa Jawa. Namun, jembul dalam tradisi ini sama sekali nggak dibuat dengan bahan rambut. Bahan utamanya adalah bambu yang sudah dipotong dengan panjang satu meter kemudian disayat sehingga mirip seperti helaian rambut.

Tradisi Jembul Tulakan di Jepara. (Dok. Diskominfo Jepara)

Jembul ini kemudian disusun jadi gunungan dan ditempatkan di depan Rumah Kepala Desa Tulakan. Setelah itu, jembul diarak ke masing-masing dukuh yang ada di desa tersebut. Nah, selama perjalanan ke dukuh-dukuh itu, warga berebut untuk mendapatkannya.

“Jembul ini nanti akan ditancapkan di sawah yang sudah ditanami padi. Warga yakin jembul ini bisa menangkal hama,” terang Maesaroh, Senin (31/7/2017).

Diinisiasi oleh Ki Demang Baratha

Tradisi Jembul Tulakan ini diinisiasi oleh Demang Tulakan pertama, Ki Demang Baratha. Sayangnya, nggak ada yang tahu persis kapan kali pertama tradisi ini dilakukan.

“Belum tahu persis tahunnya. Tapi yang pertama kali menginisasi adalah Ki Demang Baratha. Beliau wafat sekitar 1882,” jelas Subekti.

Omong-omong ya, sebelum tradisi puncak mengarak Jembul, pada Jumat Wage atau Kamis malam sebelumnya, warga mengadakan selamatan di petilasan pertapaan yang ada di Dukuh Sonder. Setelah itu, pada hari Minggu sebelumnya, bakal ada pementasan wayang kulit. Nah, barulah pada Senin Pahing, digelar arak-arakan.

“Prosesi puncak dilakukan dengan membasuh kaki kepala desa dengan air kembang setaman, lalu beliau mengelilingi gunungan sebelum akhirnya diarak ke dukuh masing-masing. Pada intinya, tradisi ini untuk mengenang sejarah sekaligus rasa syukur kepada Tuhan atas limpahan rezeki selama ini,” pungkas Subekti.

Wah, jadi tertarik ya melihat tradisi Jembul Tulakan di Jepara ini, Millens. (Det/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: