BerandaTradisinesia
Senin, 3 Nov 2019 06:39

Jauh dari Wilayah Bangsawan, Dialek Ngapak Cerminkan Karakter Warga Banyumasan

Jauh dari Wilayah Bangsawan, Dialek Ngapak Cerminkan Karakter Warga Banyumasan

Dialek Ngapak pada kesenian Begalan khas Banyumas. (Youtube)

<i>Ora ngapak, ora kepenak</i>, pernah mendengar istilah itu? Tahukah kamu dari mana dialek itu berasal?

Inibaru.id – Bahasa Jawa memiliki jumlah penutur sebanyak sekitar 100 juta dan menduduki posisi ke-14 dunia. Namun, dari jumlah tersebut, bahasa Jawa masih terbagi-bagi menjadi beberapa dialek. Salah satu dialek yang menarik adalah dialek Banyumasan atau yang lebih dikenal sebagai dialek Ngapak.

Bagi orang di luar Keresidenan Banyumasan, dialek ngapak terdengar lucu. Nggak hanya intonasinya, kata-katanya pun terkesan lugas dan blak-blakan.

Wilayahnya yang jauh dari Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta secara nggak langsung menggambarkan kondisi sosial masyarakat. Masyarakat di wilayah ini nggak memiliki kelas bangsawan seperti di Surakarta dan Yogyakarta. Nggak heran, bahasanya pun terkesan kasar dan nggak mengenal jarak.

Meski begitu, jangan salah! Dialek Ngapak atau Bahasa Jawa Kawi adalah bahasa Jawa tertua, lo. Bahasa Jawa Kawi adalah akar dari dialek-dialek lain di Jawa Tengah.

Bahasa ini mendapat pengaruh dari Jawa Barat. Jika dialek Surakarta dan Yogyakarta menekankan bunyi “o”, dialek Ngapak justru menekankan bunyi “a” pada akhir kata. Kata-kata yang berakhiran dengan huruf mati biasanya diucapkan dengan penekanan, Millens.

Kamu yang tinggal di Keresidenan Banyumasan tentu harus berbangga dengan bahasamu. Semerdu apa pun bahasa lain, bahasa dari budaya sendiri memberi rasa nyaman untuk diri sendiri.

Jadi, jangan ragu menerapkan semboyan, “Ora Ngapak, ora kepenak!” ya. Ha-ha. (IB15/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Mengenal Getuk Kethek, Apakah Terkait dengan Monyet?

13 Apr 2025

Di Balik Mitos Suami Nggak Boleh Membunuh Hewan saat Istri sedang Hamil

13 Apr 2025

Kisah Kampung Laut di Cilacap; Dulu Permukiman Prajurit Mataram

13 Apr 2025

Mengapa Manusia Takut Ular?

13 Apr 2025

Nilai Tukar Rupiah Lebih Tinggi, Kita Bisa Liburan Murah di Negara-Negara Ini

13 Apr 2025

Perlu Nggak sih Matikan AC Sebelum Matikan Mesin Mobil?

14 Apr 2025

Antrean Panjang Fenomena 'War' Emas; Fomo atau Memang Melek Investasi?

14 Apr 2025

Tentang Mbah Alian, Inspirasi Nama Kecamatan Ngaliyan di Kota Semarang

14 Apr 2025

Mengenal Oman, Negeri Kaya Tanpa Gedung Pencakar Angkasa

14 Apr 2025

Farikha Sukrotun, Wasit Internasional Bulu Tangkis yang Berawal dari Kasir Toko Bangunan Kudus

14 Apr 2025

Haruskah Tetap Bekerja saat Masalah Pribadi Mengganggu Mood?

14 Apr 2025

Grebeg Getuk 2025 Sukses Meriahkan Hari Jadi ke-1.119 Kota Magelang

14 Apr 2025

Tradisi Bawa Kopi dan Santan dalam Pendakian Gunung Sumbing, Untuk Apa?

15 Apr 2025

Keindahan yang Menakutkan, Salju Turun saat Sakura Mekar di Korea Selatan

15 Apr 2025

Mereka yang Terlibat dalam Suap Putusan 'Onslag' Kasus Korupsi Minyak Goreng

15 Apr 2025

Harus Bagaimana Agar Ambulans Nggak Lagi Kena Tilang ETLE?

15 Apr 2025

Warga Semarang Sambut Gembira Penghapusan Denda Pajak Kendaraan

15 Apr 2025

Berasal dari Tradisi Eropa, Kelinci Paskah Jadi Simbol Kesuburan

15 Apr 2025

Alasan Sejumlah Asosiasi Jurnalis Menolak Program Rumah Subsidi Wartawan

16 Apr 2025

'Burning'; Ketika Ending Sebuah Film Justru Bikin Bingung Penontonnya

16 Apr 2025