Inibaru.id - Puluhan remaja dan anak-anak mengikuti Jamasan Topeng Ireng di Sendang Pundung, Sokorini, Muntilan, Minggu (10/12/2017) pagi. Jamasan ini merupakan rangkaian upaya regenerasi dan pengukuhan seniman cilik sebagai anggota muda kesenian Topeng Ireng.
Suaramerdeka.com (12/12/2017) menulis, prosesi ritual jamasan Topeng Ireng diawali dengan jalan kaki sejauh sekitar 2 kilometer dari kediaman sesepuh desa menuju lokasi Sendang Pundung. Anak-anak tersebut mengenakan atribut Topeng Ireng dan membawa gunungan yang tersusun dari buah-buahan, ingkung, dan patung bermahkota Topeng Ireng.
Para calon anggota komunitas Topeng Ireng Semawe tersebut selanjutnya mengelilingi sendang. Pemimpin ritual Agus Merapi lalu menebarkan kembang setaman ke dalam air sendang. Ia lalu mengambil air sendang dan mencipratkannya ke wajah peserta jamasan.
Baca juga:
Topeng Ireng , Tarian Silat, dan Syiar Islam
Jaran Goyang, Santet Asmara Orang Osing
Sobat Millens, prosesi ritual tersebut menguarkan suasana sakral lewat alunan alat musik tradisional seperti kendang, suling, jidor, dan gamelan.
Seusai prosesi jamasan, para peserta kembali ke rumah sesepuh desa. Gunungan yang sudah dipersiapkan kemudian diperebutkan oleh warga.
Menurut Agus Merapi, Topeng Ireng atau dulu dikenal sebagai Dayakan merupakan kesenian tradisional asli Kabupaten Magelang. Tapi sekarang ini kesenian itu sudah berkembang ke sejumlah daerah di luar Kabupaten Magelang.
"Topeng Ireng di Semawe merupakan salah satu yang tertua sehingga harus tetap dilestarikan. Kami perlu melakukan kaderisasi dengan mendidik anak-anak untuk mencintai kesenian Topeng Ireng. Jamasan ini salah satu cara untuk melestarikan kesenian tradisional Topeng Ireng," ujar Agus.
Menurut Agus, tujuan filosofis dari jamasan Topeng Ireng adalah untuk membagikan energi positif kepada generasi muda agar ikut melestarikan kesenian. Ia menilai jamasan Topeng Ireng ini bakal mampu menggugah keinginan masyarakat untuk tetap mempertahankan kesenian yang mereka miliki.
Pelatih Topeng Ireng Sumarjono menegaskan bahwa kesenian yang dia geluti mulai berkembang di Kabupaten Magelang sejak 1989. Jumlah kelompok kesenian ini terus bertambah dengan anggota nggak hanya orang dewasa, tetapi juga anak-anak.
Baca juga:
Wayang Ajen a.k.a Wayang Seleb dari Kuningan
Ngerebeg, Riasan Seram untuk Membersihkan Jiwa
Dalam catatan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, saat ini ada 63 kelompok kesenian tradisional seperti Topeng Ireng. Jumlah yang terbilang banyak untuk ukuran wilayah kabupaten ya, Millens?
"Komunitas Topeng Ireng menduduki peringkat ketiga setelah hadrah dan jathilan di Kabupaten Magelang. Kesenian tradisional mampu pula menggerakkan perekonomian masyarakat," ujarnya. (EBC/SA)