BerandaTradisinesia
Sabtu, 22 Mar 2024 09:00

Gauk di Plengkung Nirboyo: Dulu Ditakuti, Suaranya Kini Dinanti

Sirine atau gauk di Plengkung Nirboyo Yogyakarta. (Dijogja/Tripadvisor)

Dulu, suara gauk di Plengkung Nirboyo yang melengking bisa bikin warga setempat panik dan mencari perlindungan. Tapi, kini suaranya jadi penanda waktu berbuka di Yogyakarta. Seperti apa ya sejarah gauk alias sirine ini?

Inibaru.id – Salah satu lokasi wisata yang paling populer di Yogyakarta adalah Plengkung Nirboyo atau yang juga dikenal sebagai Plengkung Gading. Selain keindahan pintu gerbang yang mirip dengan terowongan, ada hal unik yang bisa kamu temui di sana, yaitu sebuah gauk atau sirine yang sudah eksis sejak zaman penjajahan Belanda.

Pada zaman dahulu, suara dari gauk di atas Plengkung Nirboyo ini dijadikan sirine tanda bahaya. Jika suaranya meraung-raung, warga yang ada di sekitar kompleks Keraton Yogyakarta langsung mencari perlindungan.

Keberadaan gauk ini juga cukup penting saat Serangan Umum 1 Maret 1949 yang dilakukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Indonesia.

“Berdasarkan cerita sejarah, gauk ini juga dimanfaatkan para pejuang untuk mengkonsolidasi Serangan Umum 1 Maret,” ungkap Ketua Takmir Masjid Nurul Islam Patehan Mohamad Sofyan sebagaimana dilansir dari Radarjogja, Rabu (20/3/2024).

Nah, setelah Indonesia merdeka dan nggak lagi mendapatkan agresi militer dari negara lain, fungsi dari gauk ini kemudian berubah, yaitu dijadikan penanda waktu buka puasa. Sofyan mengakui sudah mendengar suara sirine tersebut pada waktu maghrib pada saat dia masih kanak-kanak, tepatnya pada dekade 1970-an.

Gauk di Plengkung Nirboyo kini dirawat oleh Takmir Masjid Nurul Islam. (Radarjogja/Agung Dwi Prakoso)

Sayangnya, setelah itu gauk tersebut rusak sehingga nggak lagi difungsikan selama puluhan tahun. Untungnya, Sofyan dan rekan lain yang merupakan anggota Takmir Masjid Nurul Islam yang berjarak kurang lebih 100 meter dari Plengkung Nirboyo terpikir untuk memperbaikinya. Pada akhirnya, semenjak 2012, gauk ini kembali bisa meraung dan menjadi patokan waktu berbuka puasa bagi warga setempat.

“Saat itu saya berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk mendapatkan izin memperbaikinya. Penginnya agar warga bisa merasakan sensasi buka puasa seperti zaman dahulu. Selain itu, sirine ini juga bisa dijadikan penanda orang-orang yang masih di jalan. Apalagi, suaranya kabarnya bisa tedengar sampai Pabrik Madukismo Bantul yang berjarak kurang lebih 4 km,” lanjut Sofyan.

Terkait dengan daya jangkau suara sirine ini, sejarawan Lilik Aji Sampurno dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta menyebut, pada zaman dahulu, gauk ini memang berfungsi sebagai alarm bahaya saat ada serangan udara.

“Pada zaman dahulu kan bangunan dan polusi suara nggak semasif sekarang. Wajar kalau bisa didengar sampai radius 5 kilometer. Tapi kalau sekarang kan polusinya sangat parah. Sepertinya untuk didengar di kawasan Tugu Jogja saja sudah nggak mungkin,” ungkapnya.

Apapun itu, setidaknya usaha Sofyan dan rekan-rekan Takmir Masjid Nurul Islam untuk melestarikan fungsi gauk di Plengkung Nirboyo yang kaya akan nilai sejarah ini patut untuk diacungi jempol, ya, Millens? Kini, setidaknya warga nggak lagi takut mendengar suara sirine tersebut dan bahkan menanti kedatangannya jelang waktu berbuka. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

KPU Jateng Fasilitasi Debat Cagub-Cawagub Tiga Kali di Semarang

4 Okt 2024

Masih Berdiri, Begini Keindahan Bekas Kantor Onderdistrict Rongkop Peninggalan Zaman Belanda

4 Okt 2024

Gen Z Cantumkan Tagar DESPERATE di LinkedIn, Ekspresikan Keputusasaan

4 Okt 2024

Sekarang, Video Call di WhatsApp Bisa Pakai Filter dan Latar Belakang!

4 Okt 2024

Mengapa Banyak Anak Muda Indonesia Terjerat Pinjol?

4 Okt 2024

Ini Waktu Terbaik untuk Memakai Parfum

4 Okt 2024

Wisata Alam di Pati, Hutan Pinus Gunungsari: Fasilitas dan Rencana Pengembangan

4 Okt 2024

KAI Daop 4 Semarang Pastikan Petugas Operasional Bebas Narkoba Lewat Tes Urine

4 Okt 2024

Indahnya Pemandangan Atas Awan Kabupaten Semarang di Goa Rong View

5 Okt 2024

Gelar HC Raffi Ahmad Terancam Nggak Diakui, Dirjen Dikti: Kampusnya Ilegal

5 Okt 2024

Kisah Pagar Perumahan di London yang Dulunya adalah Tandu Masa Perang Dunia

5 Okt 2024

Penghargaan Gelar Doktor Honoris Causa, Pengakuan atas Kontribusi Luar Biasa

5 Okt 2024

Ekonom Beberkan Tanda-Tanda Kondisi Ekonomi Indonesia Sedang Nggak Baik

5 Okt 2024

Tembakau Kambangan dan Tingwe Gambang Sutra di Kudus

5 Okt 2024

Peparnas XVII Solo Raya Dibuka Besok, Tiket Sudah Habis Diserbu dalam 24 Jam

5 Okt 2024

Pantura Masih Pancaroba, Akhir Oktober Hujan, Masyarakat Diminta Jaga Kesehatan

6 Okt 2024

Pasrah Melihat Masa Depan, Gen Z dan Milenial Lebih Memilih Doom Spending

6 Okt 2024

Menikmati Keseruan Susur Gua Pancur Pati

6 Okt 2024

Menilik Tempat Produksi Blangkon di Gunungkidul

6 Okt 2024

Hanya Menerima 10 Pengunjung Per Hari, Begini Uniknya Warung Tepi Kota Sleman

6 Okt 2024