Inibaru.id – Petak umpet, siapa tak mengenalnya? Entah siapa yang memainkannya kali pertama, tapi dolanan tradisional ini konon telah dimainkan sejak abad ke-2 dengan nama Apodidraskinda. Di Indonesia, orang Sunda menyebutnya Ucing Sumput, sedangkan masyarakat Jawa menamainya Delikan, meski ada yang menyebut nama lain.
Permainan yang dikenal luas sebagai Hide and Seek ini dinamakan Machboim di Israel. Sementara, masyarakat di Korea Selatan menyebutnya Sumbaggoggil. Hm, banyak nama tapi dengan satu aturan yang universal, yakni sembunyi dan cari!
Di Jawa, petak umpet bisa dilakukan dengan melibatkan minimal dua pemain, meski bakal lebih seru jika melibatkan lebih dari tiga orang. Berbeda dengan dolanan outdoor tradisional lain di Jawa yang dilakukan saat malam menjelang, delikan cuma boleh dimainkan sebelum senja tiba.
Hompimpa yang mengawali permainan delikan. (Agunkzscreamo.blogspot)
Untuk memainkannya, semua pemain berkumpul lalu melakukan hompimpa, semacam undian, untuk menentukan siapa yang menjadi penjaga benteng sekaligus pencari pemain lain yang bersembunyi. Saat penjaga benteng menutup mata dan menghitung sesuai kesepakatan, pemain lain mulai mencari tempat aman untuk bersembunyi.
Begitu hitungan selesai, permainan pun dimulai. Dalam pencarian, saat penjaga menemukan pemain yang ndelik (bersembunyi), dia harus segera menuju benteng sembari meneriakkan nama pemain itu. Masing-masing daerah di Jawa punya sebutan sendiri saat tangan menyentuh benteng.
Penjaga harus beradu lari dengan pemain yang ketahuan, karena kalau pemain tiba lebih dulu, dia lolos dari kemungkinan menjadi penjaga selanjutnya. Penjaga harus mencari semua pemain atau menyerah dan mengatakannya keras-keras.
Mencari tempat persembunyian terbaik. (Italybyevents)
Pemain yang "tertangkap" penjaga kemudian melakukan hompimpa untuk menentukan siapa penjaga selanjutnya. Begitu seterusnya!
Permainan baru selesai ketika hari menjelang senja. Oya, karena alasan berbau mitos, delikan nggak boleh digelar pada malam hari. Kamu bisa memainkannya pada pagi atau siang, pokoknya sebelum senja. Kenapa? Karena ada candikala! Ha-ha. (MG26/E03)