BerandaTradisinesia
Selasa, 8 Jul 2024 17:00

Berpotensi Tergusur, Makam Keramat Eyang Slamet yang Tersembunyi di Pecinan

Di dalam sebuah rumah di Jalan Wotgandul Barat Semarang terdapat makam keramat Eyang Slamet yang terletak di bawah altar. (Inibaru.id/ Danny Adriadhi)

Makam keramat Eyang Slamet, sahabat Laksamana Cheng Ho, yang tersembunyi di belakang toko listrik di Jalan Wotgandul Pecinan berpotensi tergusur dalam waktu dekat. Kenapa?

Inibaru.id - Sekilas mata, nggak ada yang mencolok dari toko listrik di Jalan Wotgandul Barat No 30, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang ini. Bentuknya mirip dengan kebanyakan ruko di Pecinan. Namun, nggak demikian bagi Harry Kristanto.

Sejak 1980, dia rutin mengunjungi toko yang terletak sepelemparan batu dari Kali Semarang itu. Bukan untuk membeli lampu, tapi sembahyang. Yap, kamu nggak salah baca! Tepat di ujung belakang bangunan, ada sebentuk makam keramat yang diyakini milik Eyang Slamet.

Menurut Harry, Eyang Slamet adalah kawan dari tokoh legendaris di Kota Semarang, yakni Laksamana Cheng Ho. Dia dikenal sebagai peternak kuda. Suatu ketika, dia memberikan kuda kepada Cheng Ho sebagai alat transportasi.

"Cerita yang kami dapat, Eyang Slamet berteman dengan Laksamana Cheng Ho," kata dia.

Terus Diperbaiki

Harry menerangkan, makam Eyang Slamet sudah ada jauh sebelum toko listrik kepunyaan mendiang Oei Tjin Tek itu berdiri. Kala itu, makamnya ada di dalam dan masih ada pohon ceremai yang menembus atap. Hingga kini, makam tersebut terus dipertahankan dan diperbaiki.

"Sekarang ini, di dalam rumah Oei Tjin Tek ada meja altar kayu yang sering dipakai sembahyang," ujar Harry. "Karena Eyang Slamet muslim, pada hari tertentu semisal Malam Satu Suro biasanya masyarakat tahlilan di sini."

Peziarah yang tengah bersembahyang di altar yang bawahnya menjadi tempat Eyang Slamet bersemayam di Jalan Wotgandul No 30 Pecinan Semarang. (Inibaru.id/ Danny Adriadhi)

Seringnya makam Eyang Slamet dikunjungi peziarah membuat Oei Tjin Tek dianggap sebagai "orang pintar" sehingga acap dimintai pertolongan atau pengobatan. Menurut Harry, orang-orang percaya bahwa penghuni rumah tersebut mampu berkomunikasi dengan Eyang Slamet.

"Peziarah yang datang ke rumah Pak Tek (Oei Tjin Tek), selain sembahyang juga minta pengobatan; banyak juga yang minta saran untuk penyelesaian masalahnya" tutur Harry. "Pernah suatu ketika seorang perempuan kena kanker minta pengobatan pada 2011, sembuh sampai sekarang."

Terancam Digusur

Bagi masyarakat setempat, keberadaan makam Eyang Slamet tentu saja penting artinya. Sayangnya, Hadi Pranyoto, anak dari Oei Tjin Tek mengungkapkan, makam tersebut terancam digusur beberapa hari ke depan karena ada pengusaha yang menggugat tanah di tempat yang ditinggalinya itu.

"Rumah ini dibeli kakek saya pada 1958. Waktu itu sudah ada makam di situ. Sekarang ada pengusaha yang menggugat untuk menguasai tanah ini. Rencana akan digusur 10 Juli 2024," keluhnya. "Saya sudah upayakan hingga tingkat kasasi, tapi kalah."

Penggusuran yang mungkin berdampak pada keberadaan makam keramat itu pun disayangkan pemerhati budaya Semarang Wahyono Gunung Wahesa. Terkait hal ini, dia berupaya berkoordinasi dengan pemerintah setempat agar makam itu ditetapkan sebagai aset cagar budaya, tapi butuh waktu.

"Padahal, Eyang Kanjeng Slamet adalah sosok yang dapat mengakulturasi budaya di Pecinan. Beliau orang Jawa yang hidup di Pecinan (yang mayoritas etnis Tionghoa), tapi tidak pernah ada gesekan di antara kedua etnis itu. Spirit inilah yang harus kita jaga," tutupnya.

Jika keberadaan Makam Eyang Slamet di Wotgandul itu perlu dilestarikan, intervensi dari pihak-pihak terkait agaknya memang dibutuhkan ya, Millens! (Danny Adriadhi/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: