BerandaTradisinesia
Kamis, 21 Mei 2025 11:29

Apitan di Demak; Mengarak Gunungan 'Sedekah Bumi' Keliling Desa Kedungwaru Kidul

Arak-arakan sedekah bumi di Desa Kedungwaru Kidul, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak. (Inibaru.id/ Sekarwati)

Desa Kedungwaru Kidul, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak menggelar arak-arakan sedekah bumi saat apitan.

Inibaru.id – Setiap memasuki bulan Zulhijah, masyarakat di Desa Kedungwaru Kidul, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak selalu menggelar sedekah bumi, yang orang Jawa biasa menyebutnya "apitan". Sedekah bumi merupakan persembahan hasil bumi sebagai wujud syukur atas nikmat dari sang Pemberi Rezeki.

Oya, disebut apitan karena tradisi ini digelar pada bulan Apit (Zulkaidah dalam kalender Hijriah) yang merupakan pertengahan antara Idulfitri (Syawal) dengan Iduladha (Zulhijah). Masing-masing daerah biasanya punya rangkaian acara apitan yang berbeda-beda.

Nah, di Desa Kedungwaru Kidul, apitan biasa diselenggarakan dengan rangkaian acara arak-arakan sedekah bumi, pergelaran wayang kulit, santunan anak yatim, dan bantuan untuk kelahiran anak pertama. Tahun ini, tradisi yang dibalut dalam suasana budaya dan nilai sosial yang kental itu juga setali tiga uang.

Arak-arakan sedekah bumi jadi acara pembuka dalam tradisi Apitan. Setiap RW membuat gunungan hasil bumi untuk diarak mengelilingi desa. Gunungan itu terdiri atas padi, sayur-sayuran, buah-buahan, palawija, dan lain-lain yang sebagian besar dipetik langsung di kebun mereka sendiri.

“Di desa kami ada lima RW yang membuat gunungan untuk diarak keliling desa,” kata Kepala Desa Kedungwaru Kidul Mujianto, belum lama ini.

Setiap RW di Desa Kedungwaru Kidul membuat gunungan sedekah bumi. (Inibaru.id/ Sekarwati)

Mujianto menerangkan, arak-arakan dimulai dari Kantor Kepala Desa Kedungwaru Kidul menuju ke makam untuk mengirim doa kepada arwah leluhur. Setelah itu, gunungan diarak keliling desa dan kembali ke Kantor Kepala Desa Kedungwaru Kidul.

Selain mengarak gunungan, sebagian anggota rombongan kirab juga melakukan berbagai atraksi kebudayaan seperti barongan dan kuda lumping. Inilah yang membuat masyarakat antusias menonton event tahunan tersebut menjadi lebih seru.

“Kami juga mengajak siswa sekolah SD dan MTS untuk ikut arak-arakan dengan menampilkan drum bund mereka,” tutur lelaki yang akrab disapa Muji tersebut.

Sesampai di halaman Kantor Kepala Desa Kedungwaru Kidul, gunungan sedekah bumi dikumpulkan untuk dibagikan kepada warga. Hasil bumi itu pun segera diserbu tanpa tertinggal satu helai pun.

Atraksi kuda lumping saat arak-arakan sedekah bumi di Kedungwaru Kidul.

Menurut Muji, hasil bumi dipercaya dapat membawa keberkahan bagi siapa saja yang mengambilnya. Masyarakat bersedia menunggu dan berebut untuk mendapatkan hasil bumi tersebut sebanyak mungkin.

“Tidak memandang tua-muda, seluruh warga sangat antusias, bahkan sampai ada yang berebut,” ungkapnya.

Salah satu warga, Ulya mengaku mendapatkan sayur kangkung dan kacang panjang. Rencananya, hasil bumi yang dia dapatkan tersebut akan dimasak bersama keluarga. Tiap tahun, dia memang selalu menunggu datangnya momen ini.

Nggak hanya Ulya, dia mengatakan, sedekah bumi Apitan juga ditunggu sebagian besar masyarakat di desanya. Bukan hanya karena gunungannya, tapi juga karena masyarakat bisa menyaksikan langsung berbagai kegiatan kebudayaan dan mendapat bantuan sosial.

“Rasanya senang bisa dapat sayur-sayuran, meskipun tadi harus rebutan sama anak kecil juga,” lontarnya, lalu tertawa, sebelum mengakhiri pembicaraan dan pulang.

Menarik sekali ya, Millens? Ayo temukan tradisi apitan di sekitar tempat tinggalmu dan turut lestarikan budaya tersebut agar nggak luntur hingga diwariskan ke anak cucu! (Sekarwati/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Cara Bikin YouTube Recap, YouTube Music Recap, dan Spotify Wrapped 2025

5 Des 2025

Data FPEM FEB UI Ungkap Ribuan Lulusan S1 Putus Asa Mencari Kerja

5 Des 2025

Terpanjang dan Terdalam; Terowongan Bawah Laut Rogfast di Nowegia

5 Des 2025

Jaga Buah Hati; Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengintai hingga Awal 2026!

5 Des 2025

Gajah Punah, Ekosistem Runtuh

5 Des 2025

Bantuan Jateng Tiba di Sumbar Setelah 105 Jam di Darat

5 Des 2025

Warung Londo Warsoe Solo, Tempat Makan Bergaya Barat yang Digemari Warga Lokal

6 Des 2025

Forda Jateng 2025 di Solo, Target Kormi Semarang: Juara Umum Lagi!

6 Des 2025

Yang Perlu Diperhatikan Saat Mobil Akan Melintas Genangan Banjir

6 Des 2025

Tiba-Tiba Badminton; Upaya Cari Keringat di Tengah Deadline yang Ketat

6 Des 2025

Opak Angin, Cemilan Legendaris Solo Khas Malam 1 Suro!

6 Des 2025

Raffi Ahmad 'Spill' Hasil Pertemuan dengan Ahmad Luthfi, Ada Apa?

6 Des 2025

Uniknya Makam Mbah Lancing di Kebumen, Pusaranya Ditumpuk Ratusan Kain Batik

7 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: