Inibaru.id – Meski bukan hal aneh melihat wilayah Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak, kebanjiran setiap kali musim hujan, Wahyudi sedikit keheranan dengan hadirnya bencana banjir di bulan Mei. Maklum, di bulan ini, biasanya intensitas hujan berkurang karena mulai beralih ke musim kemarau.
Tapi, dalam beberapa pekan belakangan, hujan terus turun di wilayah Jawa Tengah. Hal ini bikin tanggul sungai jebol dan akhirnya merendam banyak desa di Kota Wali.
“Cukup mengherankan. Tapi realitanya belakangan cuaca mirip seperti di awal tahun saat puncak musim hujan. Akhirnya jadi banjir gini,” ucap laki-laki paruh baya yang seumur hidupnya tinggal di Desa Sidoharjo yang juga jadi salah satu wilayah yang terendam banjir itu pada Selasa (20/5/2025).
Anomali cuaca nggak hanya bikin banjir menerjang Demak, daerah sekitarnya seperti Grobogan dan Blora juga mengalami hal serupa. Bahkan, saking parahnya banjir yang melanda ketiga daerah tersebut, kini mulai banyak warga yang terkena penyakit gara-gara harus sering berjibaku dengan genangan air kotor.
“Saudara saya yang ada di Desa Kembangan, Kecamatan Bonang cerita kalau anak-anaknya mengalami gatal-gatal. Ada yang sudah mengalami sakit perut dan diare akibat banjir,” lanjut Wahyudi.

Per Rabu (21/5), setidaknya 15 desa di 5 kecamatan di Kabupaten Demak, yaitu Bonang, Sayung, Guntur, Karangtengah, dan Kebonagung, masih terendam dengan ketinggian 30-100 sentimeter. Kondisi tanggul Sungai Tuntang yang jebol dan belum bisa diperbaiki bikin banyak pihak, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memperkirakan banjir masih belum akan surut dalam waktu dekat.
Hal serupa juga terjadi di Blora. Banjir yang sudah melanda sejak Senin (19/5) juga masih masih belum surut.
“Setidaknya 10 kecamatan terdampak dengan jumlah rumah yang terendam mencapai 1.600-an unit. Satu jembatan di Kecamatan Ngawen bahkan putus,” cerita Tim Reaksi Cepat BPBD Blora Agung Triyono sebagaimana dinukil dari Antara, Rabu (21/5).
Kabupaten yang ada di antara Demak dan Blora, yaitu Grobogan, juga sudah terendam banjir sejak Jumat (16/5) gara-gara meluapnya aliran Sungai Kliteh, Renggong, dan Tuntang. Jika kondisi cuaca masih seperti ini, besar kemungkinan bencana ini bakal nggak mereda dalam waktu dekat.
Yap, anomali cuaca pada Mei 2025 ini memang cukup terasa dengan hadirnya hujan yang hampir selalu turun setiap hari sehingga bikin penanganan banjir dan korban di kabupaten-kabupaten tersebut nggak mudah untuk dilakukan.
Semoga saja, banjir bisa segera surut dalam waktu dekat, ya, Millens? (Arie Widodo/E10)