Inibaru.id – Sesaji telah ditata berjajar di ruang depan rumah Kepala Desa Legoksari, Kabupaten Temanggung. Sembari menunggu warga berkumpul, teh panas mengepul telah tersaji di hadapan mereka, yang sebagian di antaranya telah menyiapkan bibit tembakau.
Jika semua sudah berkumpul, sesajian itu kemudian diangkut ke Lereng Gunung Sumbing. Sebelumnya, mereka mampir dulu ke mata air Kali Ringin yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah kepala desa untuk mengambil air yang dimasukkan dalam kendi.
Ritual itu merupakan kebiasaan warga Dusun Lamuk Gunung, Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung. Masyarakat setempat menyebutnya Among Tebal, tradisi di lereng Sumbing yang bertujuan memohon kelimpahan rezeki melalui kesuburan tembakau yang mereka tanam.
Begitu tiba di lereng Sumbing, mereka menggelar terpal dan berdoa bersama yang dipimpin ulama setempat. Setelah itu, kirab sesaji dan Among Tebal diberangkatkan menuju mata air Pontong.
Tradisi itu telah turun-menurun dilakukan menjelang masa tanam tembakau yang banyak dibudidayakan di Temanggung. Kirab sesaji dan among tebal biasanya ditandai dengan pembuatan empat nasi tumpeng, satu gunungan berisi hasil palawija, dan buah-buahan beserta aneka jajan pasar.
Setelah ritual diselesaikan, warga pun akan kembali bertani, menanam bibit-bibit tembakau yang telah disiapkan. Bersamaan dengan proses penanaman, para warga menyulut petasan. Mereka percaya suara petasan dapat mengusir roh-roh jahat dan malapetaka. Hm, menarik!
Terus, kapan bisa menyaksikan tradisi ini? Nggak ada waktu pasti kapan Among Tebal dilaksanakan. Jadi, rajin-rajin cari tahu ya kapan masa tanam tembakau dilangsungkan di Temanggung! (IB20/E03)