BerandaTradisinesia
Selasa, 16 Jun 2025 09:12

Alasan Kebanyakan Orang Minang Nggak Makan Kulit Ayam

Ayam pop khas Padang, tanpa kulit. (Shutterstock/Willy Lesmana)

Banyak orang Minang yang terkejut pas beli ayam goreng di warung nasi padang murah di Jawa karena ayamnya masih ada kulitnya. Kepikiran nggak mengapa mereka nggak makan kulit ayam seperti sebagian besar orang Jawa?

Inibaru.id - Lebih dari satu tahun lalu, tatkala kali pertama tinggal di Kota Semarang untuk belajar di salah satu perguruan tinggi negeri, Rafera mengalami sedikit culture shock tatkala membeli makanan.

Selain karena faktor rasa, ada satu hal yang bikin perempuan asli Solok, Sumatera Barat tersebut keheranan, yaitu kulit yang masih menempel pada hampir setiap olahan ayam yang dia beli di warung.

Hal ini bahkan dia temukan tatkala membeli ayam goreng di warung nasi padang murah, tempat makan yang seharusnya menyediakan kuliner dengan rasa yang sudah dia akrabi sejak kecil.

“Di Sumatera Barat, ayam goreng di nasi padang itu ya nggak pakai kulit. Ini kok malah lengkap sama lemak-lemaknya,” ujarnya pada Senin (16/6/2025), lalu tertawa kecil. “Karena nggak terbiasa, aku buang kulitnya dan hanya makan dagingnya. Teman kosku pada akhirnya sering minta kulitnya buat dia makan. Sayang kalau dibuang, katanya."

Nah, ternyata, nggak hanya Rafera yang mengalami culture shock di bidang kuliner ini. Banyak orang Minang lain yang juga merasakannya. Tapi, kepikiran nggak, mengapa sih mereka nggak makan kulit ayam?

Jawabannya ternyata berakar dari budaya dan cara memasak khas Minang.

Soal rasa dan tekstur

Kulit ayam dianggap kurang bersih dan bisa mengganggu tekstur serta rasa. (Antara/Wikimedia)

Menurut penuturan Rafera, orang Minang memang terbiasa mengolah ayam dengan menghilangkan kulitnya terlebih dahulu, apalagi untuk masakan seperti ayam pop, ayam gulai, atau ayam goreng.

Kulit ayam dianggap mudah lembek dan alot setelah digoreng atau direbus lama, sehingga justru dianggap mengganggu tekstur.

Selain itu, kulit dianggap menyerap banyak minyak atau kuah santan, yang bisa membuat masakan terasa “berat”. Padahal, masakan padang terkenal kaya rempah dan sudah berat dari sananya.

Tingginya kadar lemak ini juga bisa bikin kulit ayam jadi lebih cepat tengik kalau nggak segera dimakan. Maka, menghilangkan kulit ayam dianggap sebagai cara untuk menjaga keseimbangan rasa.

Daging ayam dianggap lebih bersih jika kulit ayam dihilangkan

Sebenarnya, selain kulit, bagian ayam lain seperti usus, paru, hingga ceker nggak dimakan orang Minang karena bagian tersebut dianggap kotor. Makanya, pas membersihkan bulu ayam, kulitnya sekalian mereka buang sehingga bakal lebih mudah untuk membersihkannya.

Menariknya, kebiasaan ini jadi semacam standar tak tertulis. Kalau kamu datang ke rumah makan padang di Sumatera Barat, jangan heran kalau potongan ayamnya terlihat "telanjang" alias putih bersih tanpa kulit. Kalau masih pakai kulit malah dianggap aneh.

Tapi, kenapa di warung nasi padang di luar Sumatera, banyak daging ayam yang tetap berkulit?

Kalau soal ini sih karena faktor menyesuaikan dengan budaya setempat. Di Jawa, misalnya, karena bukan hal aneh melihat ayam goreng dengan kulitnya, pada akhirnya banyak warung nasi padang tetap mengolahnya dengan kulit. Apalagi, banyak pengusaha warung nasi padang juga orang lokal yang terbiasa dengan budaya ini.

"Aku sendiri nggak masalah walau di daging ayamnya ada kulit. Tinggal dibuang saja atau dikasihin ke teman yang justru suka memakannya. Win-win solution," pungkas Rafera.

Unik juga ya? Dari sepotong ayam goreng, kita bisa belajar banyak tentang budaya, kebiasaan, sampai cara memasak orang Minang! (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: