BerandaTradisinesia
Rabu, 22 Mei 2018 17:00

6 Rangkaian Tradisi Sambut Kelahiran Bayi Jawa

Tradisi mencukur rambut bayi sampai gundul (Mommiesdaily.com)

Dalam tradisi Jawa, ada 6 ritual penyambutan bayi yang baru lahir. Apa saja ya?

Inibaru.id – Kelahiran sang buah hati tentu sangat dinanti oleh keluarga. Ucapan syukur dan doa agar bayi tumbuh sehat serta selamat dari marabahaya diekspresikan dengan berbagai upacara. Di Jawa, setidaknya ada 6 ritual menyambut kelahiran bayi.

Millens pengin tahu? Yuk simak!

1. Mendhem Batir (Mengubur Ari-ari)

Ilustrasi: Mendhem batir atau mengubur plasenta menjadi ritual penting bagi orang Jawa. (Instagram/Hamish Daud)

Orang jawa percaya bahwa ari-ari atau plasenta merupakan batir bayi (teman bayi) sejak dalam kandungan. Secara medis, ari-ari berfungsi untuk menyalurkan berbagai nutrisi dan oksigen dari ibu ke janin di dalam rahim.

Lewat ari-ari juga zat-zat antibodi, berbagai hormon dan gizi disalurkan sehingga janin bisa tumbuh dan berkembang menjadi bayi. Karena itulah, orang Jawa percaya bahwa organ ini harus tetap dirawat meskipun tugasnya telah selesai saat bayi lahir.

Organ tersebut akan diberi perlakuan khusus oleh dukun bayi dan dikubur sedemikian rupa agar tidak dimakan binatang ataupun membusuk di tempat sampah.

Upacara mendhem ari-ari ini biasanya dilakukan oleh sang ayah atau kerabat. Lokasi yang paling umum dipilih berada di dekat pintu utama rumah, diberi kurungan bambu dan penerangan selama 35 hari (selapan).

2. Brokohan

Bubur merah-putih menjadi salah satu hidangan yang kerap disajikan pada acara Brokohan. (Kompas/Shutterstock/Sherliana Juliani)

Brokohan merupakan salah satu upacara tradisi jawa yang dilaksanakan sehari setelah bayi lahir. Kata Brokohan sendiri berasal dari kata barokah-an, yang artinya memohon berkah dan keselamatan atas kelahiran bayi.

Nah, dalam acara ini biasanya para tetangga dekat dan sanak saudara berdatangan dan berkumpul sebagai tanda turut bahagia atas kelancaran dan keselamatan kelahiran bayi. Biasanya mereka juga akan membawa berbagai hadiah seperti perlengkapan bayi dan makanan untuk keluarga yang melahirkan.

3. Sepasaran

Kalau tradisi yang satu ini dilaksanakan tepat lima hari setelah bayi lahir, Millens. Pihak keluarga mengundang tetangga sekitar beserta keluarga besar untuk ikut mendoakan atas bayi yang telah lahir. Acara ini mirip seperti kenduri atau hajatan.

Inti dari acara tersebut adalah upacara selamatan sekaligus mengumumkan nama bayi yang telah lahir.

4. Puputan

Upacara Puputan dilakukan ketika sisa tali pusar yang menempel pada perut bayi sudah putus. Pelaksanaan upacara ini biasanya berupa kenduri dengan memohon pada Tuhan agar anak yang telah puput puser selalu diberi keselamatan serta kesehatan oleh Sang Pencipta.

Konon, pada zaman dulu upacara puputan dilaksanakan dengan menyediakan berbagi macam sesaji.

Perlu kamu tahu bahwa waktu puput setiap bayi nggak sama. Ada yang 4 hari, bahkan ada yang sampai 35 hari lo! Maka nggak heran jika ada yang mengadakan puputan bersamaan dengan selapanan.

5. Aqiqah

Menyembelih kambing adalah bagian dari tradisi akikah, akulturasi budaya Jawa dengan Islam. (Reggaetom)

Akulturasi budaya Jawa-Islam sangat terlihat dalam upacara Aqiqah. Tujuh hari setelah kelahiran bayi merupakan waktu yang diutamakan untuk mengadakan upacara ini, Millens. Namun, sebenarnya nggak apa-apa jika dilakukan setelahnya.

Pada acara aqiqah, keluarga akan memotong kambing sebanyak 2 ekor untuk bayi laki-laki dan 1 ekor kembing untuk perempuan.

6. Selapanan

Potong rambut menjadi bagian dari upacara Selapanan. (Republika)

Upacara Selapanan dilaksanakan pada hari ke-35 setelah kelahiran bayi. Ritual ini dilangsungkan dengan rangkaian acara bancakan weton (kenduri hari kelahiran), pencukuran rambut bayi hingga gundul dan pemotongan kuku bayi.

Pemotongan rambut dan kuku ini bertujuan untuk menjaga kesehatan bayi agar kulit kepala dan jari bayi tetap bersih. Sedangkan bancakan selapanan dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahiran bayi. Doa-doa agar bayi selalu sehat dan selamat juga dipanjatkan. (IB06/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: