BerandaPasar Kreatif
Sabtu, 3 Sep 2021 12:00

Sugar Glider, Penyuka Manis dari Tanah Papua yang Lincah dan Manja

Sugar glider, hewan yang kerap dikenali sebagai tupai lantaran penampilan dan bentuk tubuhnya yang mirip. (Inibaru.id/ Bayu N)

Mampu mengenali aroma sang pemilik, sugar glider atau yang di Tanah Papua lebih sering disebut wupih sirsik ini diminati pencinta hewan lantaran jinak dan suka bermanja-manja dengan pemiliknya. Tingkah penyuka manis ini juga lincah dan manja, membuat siapa pun ingin memilikinya.

Inibaru.id - Hewan lucu ini berlarian ke sana-ke mari di dalam kandang persegi berjeruji besi. Keempat kaki mungilnya bergerak lincah, diimbangi ekor panjangnya yang menyerupai kemoceng. Sekilas, ia tampak seperti tupai, padahal bukan. Inilah wupih sirsik atau yang lebih dikenal sebagai sugar glider.

Ekor panjang, mata bulat, telinga yang agak meruncing ke atas, dan bentuknya yang mungil memang membuat hewan asli Papua ini kerap disangka tupai. Terlebih, ia juga memiliki selaput terbang yang terhubung dari kaki depan hingga belakang, membuatnya begitu mirip tupai terbang.

Namun, tupai terbang dan wupih sirsik adalah dua sosok yang berbeda. Tupai adalah hewan pengerat, sedangkan yang satunya merupakan marsupial atau mamalia berkantung. Perbedaan keduanya bisa dilihat dari ekor wupih sirsik yang lebih tebal dan kepalanya yang memiliki corak berupa garis berwarna kontras memanjang hingga punggung.

Seperti tupai, wupih sirsik sejatinya merupakan binatang liar. Namun, belakangan banyak orang menjadikannya piaraan. Tingkah yang lincah, perawatan yang mudah, dan rentang hidup yang cukup lama, setara anjing dan kucing yang bisa bertahan hingga 10-15 tahun, menjadi alasan hewan yang di alam bebas bisa "terbang" hingga 50 meter ini banyak dipelihara orang.

Penyuka Manis yang Gampang Diadopsi

Terdapat berbagai jenis sugar glider, salah satunya Leucistik ini. (Inibaru.id/ Bayu N)

Menjadi hewan ilegal di Alaska dan California, wupih sirsik justru bisa dengan mudah didapatkan di Indonesia. Kamu bisa mendapatkannya di pet shop atau peternak hewan nokturnal ini. Oya, ia disebut sugar glider karena suka meluncur dari satu pohon ke pohon lain untuk mendapatkan nektar, makanan kesukaannya.

Neo, seorang pencinta cum penjual sugar glider asal Kota Semarang mengatakan, alasan utama orang menginginkan satwa endemik Papua dan Australia ini adalah karena perawatannya yang nggak ribet. Bentuknya yang kecil membuat sugar glider nggak butuh kandang yang cukup luas. Makannya juga irit.

"(Perawatannya) simpel banget. Makan cuma dua kali sehari pakai apel, itu pun cuma perlu potongan kecil.” Neo mengatakannya sembari memegangi sugar glider yang tampak jinak di tangan.

Lelaki ramah ini memang hobi memelihara hewan eksotis sejak 2016. Wupih sirsik inilah salah satunya. Di antara hewan peliharaannya yang lain, si mungil ini menjadi salah seekor yang paling mudah dirawat. Selain apel, ia juga menyukai pisang, pepaya, atau buah-buahan lain yang manis.

"Sugar glider itu omnivora, penyuka segala. Gemar juga dengan serangga kecil seperti ulat Hongkong," kata Neo di pet shop kepunyaannya, belum lama ini.

Mengakrabi Aroma Sang Pemilik

Hewan yang terkenal manja ini juga dikenal sebagai kangguru mini karena memiliki kantung untuk menyimpan anaknya, lo. (Inibaru.id/ Bayu N)

Seperti anjing, sugar glider juga diyakini bisa mengenali bau seseorang. Ia nggak bakal takut dan cenderung suka bermanja-manja dengan orang yang merawatnya. Maka, pemilik yang bisa memberi rasa aman biasanya bakal sangat disukai si mungil berbulu krem dan abu-abu kehitaman ini.

Menurut penuturan Neo, sugar glider memang bisa mengakrabi aroma sang pemilik. Jadi, kalau kamu merawatnya dengan baik, dijamin deh sugar glider bakal nempel terus di badanmu. Bahkan, kalau kamu taruh dia di ketinggian yang cukup, dia bakal langsung melompat ke arahmu, lo! Lucu banget nggak sih?

"Sugar glider bisa banget menemani kita jalan-jalan tanpa perlu dikandang. Nggak bakal kabur kok kalau sudah akrab dengan kita," tutur Neo.

Agar sugar glider merasa nyaman, caranya juga nggak sulit kok. Selain memenuhi kebutuhan perut doi, kamu juga sebaiknya menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan yang menjadi tempat tinggalnya.

Untuk membersihkan tubuh sugar glider, kamu nggak perlu mengguyurnya dengan air ya, karena mereka cukup dimandikan dengan dilap memakai tisu basah.

"Kandang juga harus dibersihkan. Namun, ya karena berukuran kecil, kandangnya nggak bakal sampai kotor-kotor amat,” terang Neo sembari bermain dengan beberapa sugar glider yang tampak manja di pangkuannya.

Neo kemudian menambahkan, agar sugar glider nggak stres, pemilik juga kudu sering mengajaknya bermain. Nggak harus pada malam hari, karena kendati termasuk binatang nokturnal, sugar glider piaraan biasanya sudah menyesuaikan jam tidur manusia, kok.

Tertarik memeliharanya. Millens? Di pasaran, sugar glider dibanderol dengan harga sekitar Rp 300-an ribu, meski untuk jenis lain hargannya bisa jauh lebih mahal dari itu. (Bayu N/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024