BerandaPasar Kreatif
Sabtu, 8 Nov 2019 14:35

Siapa yang Masih Beli VCD/DVD?

Safa, pegawai toko Dist Sampangan yang menjual kaset VCD/DVD. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Kehadiran platform-platform penyedia musik daring memang memanjakan. Namun di sisi lain, kehadiran mereka juga menjadi "genderang kematian" bagi penjual lagu dalam bentuk fisik seperti VCD/DVD.

Inibaru.id – Saat melintas di sekitar Taman Sampangan, ada satu toko yang menarik perhatian saya. Bukan toko boneka atau smartphone, tapi toko VCD/DVD bernama Dist Sampangan. Di saat semua orang dapat mengunduh lagu atau film dengan mudah dan memutarnya dari layar ponsel pintar, saya penasan bagaimana toko itu bertahan.

Saya berbelok ke toko dan masuk. Dari Safa, pegawai toko saya tahu bahwa toko ini telah tujuh tahun berdiri. Dia mengaku telah bekerja di sana. Rentang harga tiap DVD/VCD dihargai mulai Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu. Pembelinya pun berasal dari bermacam kalangan.

VCD dangdut paling laris di Semarang. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Meski semakin sepi, tetap ada saja satu atau dua orang yang mencari VCD/DVD ke tokonya per hari.

“Kalau Semarang sukanya lagu, terutama yang paling laris kaset-kaset dangdut. Kalau film lebih ke film bioskop luar. Muda, tua, anak kecil, banyak yang cari,” kata Safa.

Judul-judul kaset juga selalu diperbaharui menurut pasar lo, Millens. Baik lagu dari aneka label musik atau film keluaran bioskop terbaru. Film luar negeri menjadi film paling cepat di-update karena produksinya yang banyak dan cepat. Dalam seminggu bisa tiga kali keluar.

Kaset-kaset tersebut biasanya dikulak dari sales tertentu di berbagai kota, seperti Semarang dan Jakarta. Kaset dipesan sesuai permintaan dan datang dalam kiriman satu hingga beberapa kardus.

Barangkali itulah yang membuat toko ini tetap bernapas. Lagu dan film terbaru selalu di-update.

Seorang ibu tengah mencari VCD lagu lawas. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Di tengah ramainya aplikasi daring yang menyediakan berbagai lagu dan film dengan mudah. Safa berujar hal tersebut sangat berpengaruh terhadap penjualan.

“Berpengaruh banget, tahu sendiri toh sekarang online, sudah Youtube. Sekarang berkurang yang beli nggak kayak dulu, nggak seramai dulu,”ujarnya. “Dulu sampai satu juta sehari, sekarang berkurang 700 ribu,” tambahnya.

Hal tersebut jugalah yang membuat toko-toko kaset di Sampangan semakin sedikit, Millens. Kata Shafa, dari empat toko serupa, tokonyalah satu-satunya yang bisa bertahan di wilayah ini.

Saya kira tersisihnya toko semacam ini nggak hanya terjadi di Semarang. Di kampung halaman saya pun sama. Pada 2011 setiap kali melewati pasar tradisional, toko-toko yang menjual atau menyewakan VCD/DVD menjamur. Persaingan dagang sangat ketat.

Mereka bahkan nggak segan memutar dengan tingkat volume yang luar biasa tinggi untuk menunjukkan kualitas barang yang dijualnya. Sekarang, gelora itu menghilang. (Isma Swastiningrum/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Polda Jateng Periksa Senjata Anggota, Buntut Penembakan Siswa SMK hingga Tewas

24 Des 2024

Event Tari Gagal, Penyelenggara Dilaporkan Ke Polda Jateng

24 Des 2024

Mi Dadat Pak Karnan, Legenda Kuliner di Jekulo, Kudus

24 Des 2024

Pemkot Fukushima Jepang bakal Sebar Identitas Pembuang Sampah Sembarangan

24 Des 2024

Sementara di Jabodetabek, Minyak Jelantah Bisa Ditukar dengan Uang di Pertamina

24 Des 2024

'Brain Rot' di Kalangan Gen Alpha, Sebuah Fenomena dan Dampaknya

24 Des 2024

Wisatawan di Jateng Diprediksi Capai 6,4 Juta Selama Libur Nataru

24 Des 2024

Uang Palsu dari UIN Makassar Diklaim Bisa Masuk ATM, Benarkah?

24 Des 2024

Kematian Dokter PPDS Anestesi Undip: Polisi Tetapkan Tiga Tersangka

25 Des 2024

Merah dan Hijau, Dua Warna yang Selalu Ada di Perayaan Natal

25 Des 2024

Tradisi Toleransi yang Terus Dijaga saat Perayaan Natal di Dusun Thekelan, Kabupaten Semarang

25 Des 2024

Penjual Bungeoppang, Roti Ikan Khas Korea, Semakin Langka

25 Des 2024

Cerita Kakek Mulyanto Dapatkan Ganti Rugi Tanah 30 cm2 karena Terdampak Proyek Tol Yogya - Bawen

25 Des 2024

Kurangi Kepadatan, Rest Area KM 445 B Tuntang Difungsikan untuk Libur Nataru 2025

25 Des 2024

Aktivitas Fisik sebagai Cara Mencegah Brain Rot pada Anak

25 Des 2024

Peneliti BRIN: Hindari Naik Gunung Dulu Hingga Akhir Tahun

26 Des 2024

Badan Gizi Nasional Tegaskan Program Makan Gratis Nggak Dipungut Biaya

26 Des 2024

Hanya Dua Jenis Pengendara Sepeda Motor di Korea: Kurir dan Orang Kaya

26 Des 2024

Bledug Kramesan, 'Gunung Mini' yang Menarik di Grobogan

26 Des 2024

UMK Sukoharjo 2025 Berlaku 1 Januari, Pemkab Pastikan Nggak Ada Penangguhan

26 Des 2024