BerandaPasar Kreatif
Jumat, 9 Jul 2020 15:40

Pengin Diterima Milenial, Aunil Modifikasi Ganjel Rel Jadi Lebih Trendy

Berbagai produk Gandjel Rel produksi Aunil. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Nggak pengin ganjel rel berakhir jadi makanan kuno yang begitu-begitu saja, Aunil Fadlilah berinoivasi agar kuliner khas Semarang ini lebih dikenal milenial. Lalu apa saja modifikasi ganjel rel buatannya?

Inibaru.id - Roti ganjel rel mungkin nggak sepopuler lunpia atau bandeng presto yang jadi oleh-oleh khas Kota Semarang. Lalu kenapa sih kuliner yang satu ini nggak banyak dikenal? Atau jangan-jangan kamu sendiri nggak tahu apa itu roti ganjel rel?

Dulu, roti ganjel rel menjadi kudapan favorit masyarakat pada era kolonial. Karena teksturnya padat dan agak keras, roti ini ampuh untuk mengganjal perut yang keroncongan. Bahan pembuatnya dari tepung singkong, gula jawa, kayu manis, dan biji wijen. Tepung ketela inilah yang membuat roti bantat dan agak keras.

Eits tapi ganjel rel versi sekarang punya tekstur lebih lembut lo. Salah satu produsen ganjel rel di Kota Semarang adalah Aunil Fadlilah. Dia menamai produknya dengan Gandjel Rel Dugderan Masjuki.

“Ganjel rel lawas punya tekstur bantat dan seret, saya modifikasi agar taste-nya tetep ganjel rel tapi teksturnya agak lembut,” ungkapnya.

Perempuan 43 tahun ini mengaku punya latar belakang keluarga yang mahir membuat aneka jajanan. Nggak heran, kini dirinya punya toko roti dengan produk unggulan berupa roti ganjel rel. Biar menarik pembeli, dia melakukan beberapa pembaruan.

“Banyak yang bilang ganjel rel begini-begini saja, lalu saya modifikasi jadi Gandjel Rel Pie, Gandjel Rel Krezz, dan lainnya,” ungkap ibu tiga anak tersebut.

Kukis ganjel rel ini kres banget! (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Akhirnya, sejak tiga tahun lalu dirinya memodifikasi ganjel rel yang berupa kue basah menjadi versi pie yang lebih kering. Selain itu, ada pula Gandjel R el Krezz berupa kue kering dengan cita rasa ganjel rel. Selain lebih diterima lidah milenial, keduanya punya daya tahan yang lebih lama dibanding roti ganjel rel biasa.

Oh ya, Aunil mengklaim nggak menambahkan pengawet apapun dalam produknya lo, Millens! Dia khawatir jika pengawet akan mengubah cita rasa kue buatannya. Menurut perempuan asli Semarang ini, Gandjel Rel Original bisa bertahan tujuh hari, sedangkan dalam bentuk pai bisa bertahan dua hari lebih lama.

Gandjel Rel digabungkan dengan pai? Bikin penasaran deh! (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)<br>

Dari semua produk ganjel rel Aunil, Gandjel Rel Krezz-lah yang paling lama awetnya yaitu tiga bulan. Nggak heran jika kue garing ini paling disukai pembeli. Karena mempertimbangkan daya tahan, Aunil hanya membuat Gandjel Rel Original dan modifikasinya hanya jika ada pesanan.

Selain itu, Aunil lebih dulu menyediakan premix atau racikan bahan ganjel rel. Pembeli tinggal menambahkan telur dan mentega saja. Banyak pemilik toko kue yang menjadi pelanggannya. Hm, apa Aunil nggak takut merusak pasaran produk jadi buatannya?

“Saya ndak takut merusak pasaran. Biar orang bisa bikin ganjel rel sendiri di rumah, biar semakin dikenal,” kata Aunil yang bikin saya salut.

Wah, tekat Aunil untuk melestarikan makanan kuno Semarang ini patut diacungi jempol ya? Kalau kamu tertarik beli matang apa bikin sendiri nih, Millens? He (Zulfa Anisah/E05)

Gandjel Rel Dugderan Masjuki

Kios : Relokasi Pasar Johar Blok F no 8

Harga : Rp 3.000 – Rp 30.000

IG : Gandjelrel Dugderan

FB : Oemah gandjelrel

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024