BerandaPasar Kreatif
Jumat, 27 Okt 2022 09:00

Nyaman dan Bermotif Indah, Sarung Goyor Khas Pantura Dijual sampai Mancanegara

Sarung goyor khas Pantura dikenal nyaman, adem , dan mudah diatur saat dipakai. (Koranmemo)

Di Pantura Jawa Tengah, ada satu jenis sarung yang cukup populer karena dianggap sangat nyaman dipakai. Namanya adalah sarung goyor. Seperti apa sih sarung ini?

Inibaru.id - Keseharian masyarakat Indonesia, baik perempuan maupun laki-laki lekat dengan kain sarung. Nggak hanya untuk beribadah, sarung juga pilihan pakaian yang nyaman untuk aktivitas sehari-hari. Nggak heran jika aneka jenis sarung banyak diproduksi dan selalu laku di pasaran. Salah satu yang diminati masyarakat kita adalah jenis sarung goyor.

Dinamakan goyor atau lembek karena jenis sarung ini nggak kaku saat dipakai atau dilipat. Karena berbahan kain rayon, sarung ini cenderung luwes dan "jatuh". Siapapun yang mengenakannya bakal merasa nyaman, adem, dan nggak gerah.

Saking nyamannya, masyarakat kawasan Pantura Jawa Tengah, tempat sarung ini berasal, sampai menyematkan istilah “toldem” untuk sarung ini. Artinya adalah “nyantol langsung adem” alias begitu dipakai rasanya dingin, bukannya gerah sebagaimana jika memakai kain jenis lain.

Awal Mula Sarung Goyor

Proses penjemuran sarung goyor di Desa Wanarejan Utara, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang. (Infopublik/Urip Supriyadi)

Menurut keterangan Koranmemo, Rabu (14/9/2022), sarung goyor muncul di kawasan Wanarejan dan Beji, Kabupaten Pemalang pada 1980-an. Karena nyaman dipakai, popularitas sarung ini berkembang pesat di kawasan Pantura. Penggunanya pun meluas hingga ke wilayah Pekalongan dan Tegal. Bahkan, sarung goyor juga sudah mulai merambah pasar luar negeri.

Salah satu produsen sarung tersebut, PT Altatex Jaya yang berlokasi di Tegal, Jawa Tengah, mengaku kewalahan memenuhi pesanan sarung dari Afrika dan Timur Tengah. Industri skala kecil ini sampai kekurangan pegawai untuk memproduksi sarung goyor.

“Di Dubai, Kenya, dan Somalia. Sampai sekarang masih tetap ekspor ke negara-negara tersebut,” ucap pemilik perusahaan Fahi Lukman, dilansir dari Jatengprov, Kamis (7/5/2020).

Proses Pembuatannya Lama

Proses pembuatan sarung goyor dengan alat tenun. (Jatengprov)

Tebak, berapa harga yang dipatok untuk selembar sarung goyor, Millens? Ternyata, sarung ini cukup mahal, yaitu sekitar Rp250 ribu sampai Rp700 ribu. Mengapa bisa semahal itu? Faktornya adalah penggunaan bahan benang rayon yang memang lebih mahal dari jenis benang lainnya hingga proses pembuatannya yang cukup lama.

Untuk membuat satu kain sarung siap pakai, senggaknya ada 18 tahapan proses yang harus dilalui. Sarung ini juga harus dibuat dengan alat tenun, bukannya memakai mesin. Mengapa begitu? Soalnya, sarung goyor juga harus memiliki motif yang indah.

Ada dua macam motif yang dipakai dalam sarung goyor, yaitu motif Botolan dengan ukuran kecil sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk dibuat. Ada juga motif lain yaitu Balian dengan ukuran yang lebih besar. Motif yang disebut terakhir lebih sering dipakai karena membuatnya nggak terlalu lama.

Berbagai proses yang rumit ini membuat selembar sarung goyor dengan ukuran 1 x 1,5 meter baru bisa diselesaikan dalam waktu satu sampai dua minggu. Wajar deh kalau dihargai cukup mahal, ya? Kamu kepengin membelinya atau sudah punya di rumah, Millens? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: