Inibaru.id - Keseharian masyarakat Indonesia, baik perempuan maupun laki-laki lekat dengan kain sarung. Nggak hanya untuk beribadah, sarung juga pilihan pakaian yang nyaman untuk aktivitas sehari-hari. Nggak heran jika aneka jenis sarung banyak diproduksi dan selalu laku di pasaran. Salah satu yang diminati masyarakat kita adalah jenis sarung goyor.
Dinamakan goyor atau lembek karena jenis sarung ini nggak kaku saat dipakai atau dilipat. Karena berbahan kain rayon, sarung ini cenderung luwes dan "jatuh". Siapapun yang mengenakannya bakal merasa nyaman, adem, dan nggak gerah.
Saking nyamannya, masyarakat kawasan Pantura Jawa Tengah, tempat sarung ini berasal, sampai menyematkan istilah “toldem” untuk sarung ini. Artinya adalah “nyantol langsung adem” alias begitu dipakai rasanya dingin, bukannya gerah sebagaimana jika memakai kain jenis lain.
Awal Mula Sarung Goyor
Menurut keterangan Koranmemo, Rabu (14/9/2022), sarung goyor muncul di kawasan Wanarejan dan Beji, Kabupaten Pemalang pada 1980-an. Karena nyaman dipakai, popularitas sarung ini berkembang pesat di kawasan Pantura. Penggunanya pun meluas hingga ke wilayah Pekalongan dan Tegal. Bahkan, sarung goyor juga sudah mulai merambah pasar luar negeri.
Salah satu produsen sarung tersebut, PT Altatex Jaya yang berlokasi di Tegal, Jawa Tengah, mengaku kewalahan memenuhi pesanan sarung dari Afrika dan Timur Tengah. Industri skala kecil ini sampai kekurangan pegawai untuk memproduksi sarung goyor.
“Di Dubai, Kenya, dan Somalia. Sampai sekarang masih tetap ekspor ke negara-negara tersebut,” ucap pemilik perusahaan Fahi Lukman, dilansir dari Jatengprov, Kamis (7/5/2020).
Proses Pembuatannya Lama
Tebak, berapa harga yang dipatok untuk selembar sarung goyor, Millens? Ternyata, sarung ini cukup mahal, yaitu sekitar Rp250 ribu sampai Rp700 ribu. Mengapa bisa semahal itu? Faktornya adalah penggunaan bahan benang rayon yang memang lebih mahal dari jenis benang lainnya hingga proses pembuatannya yang cukup lama.
Untuk membuat satu kain sarung siap pakai, senggaknya ada 18 tahapan proses yang harus dilalui. Sarung ini juga harus dibuat dengan alat tenun, bukannya memakai mesin. Mengapa begitu? Soalnya, sarung goyor juga harus memiliki motif yang indah.
Ada dua macam motif yang dipakai dalam sarung goyor, yaitu motif Botolan dengan ukuran kecil sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk dibuat. Ada juga motif lain yaitu Balian dengan ukuran yang lebih besar. Motif yang disebut terakhir lebih sering dipakai karena membuatnya nggak terlalu lama.
Berbagai proses yang rumit ini membuat selembar sarung goyor dengan ukuran 1 x 1,5 meter baru bisa diselesaikan dalam waktu satu sampai dua minggu. Wajar deh kalau dihargai cukup mahal, ya? Kamu kepengin membelinya atau sudah punya di rumah, Millens? (Arie Widodo/E10)