BerandaPasar Kreatif
Rabu, 4 Jul 2023 09:00

Menghadirkan 'Taman Bunga' di Dalam Rumah dengan Potpourri

Potpourri dengan beraneka ragam wewangian (Pixabay/Deb Douglass)

Bukan dengan pengharum ruangan atau bunga segar dalam vas, kamu bisa menghadirkan 'taman bunga' di rumah dengan teknik potpourri, lo!

Inibaru.id - Ruangan yang nyaman dan wangi adalah idaman semua orang. Untuk mewujudkannya, sebagian orang menggunakan pengharum ruangan, mengepel lantai dengan cairan pewangi, atau meletakkan buket bunga segar dalam vas yang ditaruh di tengah ruangan.

Cara terakhir dianggap paling elegan karena selain wanginya alami, bunga segar dalam vas juga menambah estetis interior ruangan. Namun, harga yang mahal dan ketahanan bunga yang singkat membuat cara ini hanya mampu dilakukan oleh kalangan tertentu.

Lalu, adakah cara agar wewangian alami bunga segar tetap bisa kita dapatkan, tapi dengan durasi yang lebih lama? Jawabannya, ada! Kamu bisa meletakkan potpourri.

Apakah itu?

Definisi dan Sejarah Potpourri

Keberadaan potpourri nggak bisa dilepaskan dari teknik mengeringkan bahan-bahannya. (Treehugger/Sanja Kostic)

Potpourri adalah pengharum ruangan alami yang dari namanya diperkirakan berasal dari Prancis. "Pot" berarti wadah kecil, sedangkan "pourri" adalah busuk. Kata ini juga dapat pengaruh dari bahasa Spanyol "olla podrida" yang kurang lebih bermakna aneka ragam bahan.

Awalnya, potpourri muncul sebagai cara untuk mengawetkan bunga dan tanaman yang mekar pada musim semi. Bebungaan itu kemudian diawetkan agar tetap bisa dinikmati saat musim panas berakhir.

Pengawetan bunga semula menggunakan garam laut. Namun, dalam perkembangannya, mereka mulai menggunakan teknik pengeringan. Potpourri pun berkembang menjadi teknik mengeringkan bunga segar, lalu meraciknya hingga menghasilkan wangi yang diinginkan.

Selain aneka bunga, orang-orang juga menambahkan kayu-kayuan, dedaunan, dan tanaman kering lain dalam satu wadah untuk menghadirkan cita rasa "taman bunga" di ruangan.

Teknik Pengeringan Potpourri

Untuk menghasilkan potpourri yang baik, kuncinya terletak pada teknik pengeringan dan pemilihan bahan-bahannya. (Treehugger/Sanja Kostic)

Di Indonesia, potpourri belum menjadi hal yang lumrah dilakukan. Padahal, cara ini tidaklah sulit. Kamu bisa melakukannya sendiri di rumah, kok. Kalau kamu tertarik, perhatikan beberapa hal ini, ya!

1. Pengeringan indoor

Untuk menghasilkan aroma yang sesuai dan wanginya maksimal, kunci dari potpourri ada pada teknik pengeringan dan pemilihan bahan-bahannya. Nah, agar aroma wanginya bertahan lama, gunakanlah pengeringan indoor.

Mengeringkan bunga dengan menjemurnya di bawah matahari langsung memang lebih cepat, tapi ini juga mengakibatkan aroma alami bahan-bahan itu ikut raib. Jadi, meski pengeringan indoor lebih lama, cara tersebut membuat aromanya bertahan hingga jangka bulanan.

2. Peracikan potpourri

Nggak ada aturan pasti terkait racikan potpourri. Kamu bisa menggabungkan bunga dengan repihan kayu, buah, atau dedaunan yang punya aroma tertentu dalam satu wadah untuk menghasilkan sensasi harum yang berbeda.

Untuk bunga, kamu bisa memakai mawar atau melati yang memiliki sensasi wangi yang khas. Kamu juga dapat menggunakan buah jeruk yang diiris tipis lalu dikeringkan untuk menghasilkan aroma ruangan yang segar. Lalu, kalau masih kurang “nendang” harumnya, kamu bolah menambahkan minyak esensial.

3. Proses pengeringan

Setelah selesai diracik, letakkan potpourri dalam satu wadah datar, lalu keringkan di ruangan dengan sirkulasi udara yang baik. O ya, bunga segar seperti mawar juga bisa dikeringkan dengan menggantungnya secara terbalik. Pastikan seluruh kuncupnya menghadap ke bawah, ya!

Itulah tiga hal yang sebaiknya kamu ketahui sebelum menjajal membuat potpourri sendiri di rumah. Namun, kalau nggak yakin dengan kemampuanmu, kamu juga bisa membeli potpourri yang sudah jadi di toko aksesori atau pernak-pernik dekorasi terdekat. (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024