BerandaPasar Kreatif
Senin, 11 Sep 2022 09:37

Mengenal Konsep Sustainable Fashion, Langkah Kecil Selamatkan Bumi

Ilustrasi: Sustainable fashion atau fesyen berkelanjutan adalah praktik dalam fesyen yang mengedepankan nilai-nilai lingkungan dan sosial. (Shutterstock/G/Bluedogroom)

Produk fesyen menyumbangkan banyak zat berbahaya bagi bumi. Oleh karena itu,beberapa tahun terakhir industri fesyen mengusung konsep sustainable fashion atau fesyen berkelanjutan untuk produk-produknya.

Inibaru.id - Belakangan ini kita sering mendengar webinar, artikel, dan peragaan busana yang mengangkat tema sustainable fashion atau fesyen berkelanjutan. Banyak anak muda juga mengaku gemar berburu baju bekas atau trifthing karena alasan menerapkan konsep sustainable fashion. Sebenarnya apa maksud dari sustainable fashion?

Mengutip dari laman zerowaste, fesyen berkelanjutan adalah praktik dalam fesyen yang mengedepankan nilai-nilai dari berbagai pihak yang terlibat di dalamnya, khususnya lingkungan dan kemanusiaan. Gerakan ini bertujuan agar fesyen apapun bentuknya mulai dari gaya hidup pribadi hingga ranah bisnis selayaknya memakmurkan dan meninggalkan kerugian seminim mungkin.

Lalu siapa saja yang bisa menerapkan konsep ini? Tentu saja semua pihak yang terkait dalam bisnis fesyen mulai dari hulu hingga hilir. Mereka adalah perancang, produsen, distributor, hingga konsumen atau pemakai.

Industri Fashion Cemari Bumi

Ilustrasi: Limbah dan polusi hasil buangan industri lebih banyak dari hasil emisi gabungan seluruh penerbangan internasional dan pelayaran. (Pexels/Cottonbro)

Sustainable fashion mengemuka beberapa tahun ini bukannya tanpa alasan, Millens. Faktanya, industri fashion setiap tahun menyumbangkan nggak kurang dari 20 persen limbah air bumi dan 10 persen dari emisi karbondioksida.

Seperti dikutip dari Komisi Ekonomi Eropa PBB, limbah dan polusi hasil buangan industri ini lebih banyak dari hasil emisi gabungan seluruh penerbangan internasional dan pelayaran.

Nggak cuma tentang pencemaran air dan perubahan iklim, sustainable fashion juga muncul dilatarbelakangi isu kemanusiaan seperti upah buruh pekerja di bawah standar atau eksploitasi anak yang erat hubungannya dengan fesyen cepat (fast fashion).

Oleh karena itu sepuluh tahun terakhir semakin banyak perusahaan garmen yang menerapkan konsep “sustainable” dan etika bisnis yang lebih baik. Para desainer berlomba-lomba melakukan eksperimen dengan bahan ramah lingkungan. Contohnya membuat bahan pakaian dari kulit apel, jamur, hingga alternatif pengganti kulit hewan yang diciptakan dari serat daun dan batang nanas.

Pilih Brand Ramah Lingkungan

Ilustrasi: Pilihlah brand yang sudah selangkah lebih maju ke arah sustainable fashion!(Instaram/Jakartafashionhub)

Nah, sebagai konsumen ada banyak cara jika kamu ingin menerapkan sustainable fashion. Selain dengan berburu baju bekas atau trifthing, memilih brand yang sudah selangkah lebih maju ke arah sustainable fashion juga penting.

Biasanya harga akan sedikit lebih mahal. Tapi, harga yang lebih tinggi seimbang dengan lebih sedikit kerusakan yang ditimbulkan oleh brand ini terhadap lingkungan. Beberapa brand internasional yang sudah eco friendly dan mendukung pemberian gaji yang adil pada buruh pabriknya antara lain H&M Conscious, Levis’s, Columbia. Sedangkan dari Indonesia sudah ada Seratus Kapas, Kana Goods, Hlaii, Cinta Bumi dan Biasa.

Ya, konsep sustainable fashion ini memang sebuah trend yang positif ya, Millens. Tapi sejujurnya untuk bisa menerapkan ini seratus persen bukan sesuatu yang mudah. Meski begitu, ada satu hal penting yang harus kamu miliki yaitu cara pandang untuk terus berusaha menggunakan pakaian yang ramah lingkungan, bukannya sebaliknya. (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024