BerandaPasar Kreatif
Selasa, 2 Apr 2018 19:11

Menggalang Dana untuk Aksi Sosial lewat "Lindungi Hutan"

Aksi start up Lindungi HUtan. (Kampusundip.com)

Memiliki misi sosial, start up dari Semarang ini lakukan penggalangan dana untuk penghijauan hutan di Indonesia.

Inibaru.id – Startup digital berbasis fintech yang satu ini nggak sekadar memberikan layanan keuangan, Millens. Bernama Lindungi Hutan, start up tersebut mencoba melestarikan alam dan lingkungan melalui crowdfunding atau pembiayaan.

Hal tersebut disampaikan CEO sekaligus pendiri start up Lindungi Hutan, Hario Laksito Ardi. Lebih lanjut, dia menjelaskan, Lindungi Hutan merupakan startup yang menciptakan kolaborasi penghijauan hutan di Indoonesia melalui pemanfaatan tiga aspek yang saling berkesinambungan.

“Kita melakukan pelestarian hutan dengan memanfaatkan tiga hal, yaitu teknologi, pendidikan, dan relawan,” jelas pemuda asal Kediri itu.

Lindungi Hutan memanfaatkan teknologi dengan cara membuat laman yang bisa memfasilitasi berbagai kebutuhan dalam upaya pemeliharaan hutan. Melalui laman tersebut, masyarakat bisa melakukan dan menyebarluaskan kampanye perlindungan hutan, mendonasikan uang untuk penghijauan hutan, dan mengajak orang-orang untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan penanamannya, serta mengawasi perkembangan aksi penghijauan yang dilakukan Lindungi Hutan.

“Jadi, kita bisa melindungi hutan dengan memberdayakan masyarakat, yang punya dana bisa donasi, yang punya tenaga bisa merawat dan membuat campaign. Kemudian, yang merawat itu gajihnya dari donasi itu tadi,” jelas Hario.

Baca juga:
Sulam Ngapak: Dari Kerumitan Tercipta Keindahan
Menatah Wayang di Kampung Wayang

Saat ini, Lindungi Hutan telah mengumpulkan Rp 54 juta donasi dan menanam 12.863 pohon di 28 hutan lindung dan konservasi. Pohon-pohon yang sudah tertanam itu telah terdata dan terus dipantau pertumbuhannya.

Lebih jauh lagi, Lindungi Hutan juga tengah mengembangkan Internet of Things (IOT), yang berfungsi untuk menyediakan data tentang hutan secara realtime. Untuk projek ini, Lindungi Hutan bekerja sama dengan PT Dycode. Nah, dari proyek tersebut, diharapkan masyarakat bisa mendeteksi adanya kebakaran hutan, illegal logging, atau hal lainnya hanya melalui ponsel pintar.

Aspek Pendidikan

Lindungi Hutan juga memiliki program pendidikan, di antaranya untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga kelestarian hutan. Selain itu, kegiatan penanaman yang terbuka untuk umum juga bisa mengajarkan masyarakat bagaimana cara melakukan penghijauan di hutan.

Untuk menjalankan segala kegiatan yang banyak tersebut, Lindungi Hutan mempunyai para relawan yang hingga kini telah mencapai 1.113 orang. Para relawan itu tersebar di 45 kota di seluruh Indonesia. Mereka adalah orang-orang terpilih dengan komitmen yang cukup tinggi terhadap perlindungan hutan, karena merekalah yang akan membantu mengkampanyekan aksi perlindungan dan pelestarian alam.

Baca juga:
Menggosok Tempurung Kelapa, Mencipta Kerajinan Unik
Dari Tegal ke Berbagai Pertandingan Bulu Tangkis Dunia

Gimana "keuntungan" dari Lindungi Hutan? Sebanyak 5 persen dari total donasi yang masuk ke perusahaan ini nantinya diambil untuk keperluan pengembangan perusahaan.

Yap, buat kamu yang peduli dengan kelangsungan hutan di negeri ini atau bahkan di Bumi ini, dukung Lindungi Hutan ya, Millens! (MEI/GIL)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024