BerandaPasar Kreatif
Selasa, 3 Okt 2022 13:05

Kolase Wajah Para Tokoh Terkenal dari Warna-warni Sampah Plastik

Di teras rumah, Eko mengerjakan lukisan kolase dari sampah plastik. (Kompas/Sabrina Mutiara Fitri)

Berkarya di rumah, Eko Purnama berhasil menciptakan lukisan wajah para tokoh terkenal dari bahan sampah plastik. Sampah-sampah itu dia dapatkan dari limbah rumah tangga di lingkungannya.

Inibaru.id - Di tangan orang kreatif, barang apa saja bisa diubah menjadi benda yang memiliki nilai seni, nggak terkecuali sampah plastik. Ya, kemasan makanan yang seringkali kita buang ke tempat sampah, oleh Eko Purnama akan disulapnya menjadi lukisan-lukisan wajah yang memukau.

Di teras rumahnya yang berlokasi di Perumahan Griya Payung Asri 114, Pudak Payung, Banyumanik, Kota Semarang, setiap hari Eko asik mengutak-atik potongan plastik dan menyusunnya menjadi kolase wajah tokoh kenamaan seperti Marlon Brando dalam film The Godfather, pebasket Kobe Briant, aktris Angelina Jolie, komedian Mr Bean, Presiden Suharto, dan masih banyak lagi.

Eko mengaku, ide membuat karya seni dari sampah daur ulang ini muncul di tengah pandemi Covid-19 tahun 2020 lalu. Dia nggak menyangka, kegiatan mengisi waktu luang mengerjakan lukisan kolase dari sampah plastik rumah tangga kala itu kini bisa mendatangkan cuan yang nggak sedikit.

“Awalnya iseng, saya coba utak-atik apa yang ada di rumah. Alhamdulillah bisa jadi dan banyak yang suka,” jelas Eko, dikutip dari Kompas, Sabtu (1/10/2022).

Karya dari Cangkang Telur dan Majalah Bekas

Hasil karya Eko Purnama ada beragam ukuran dengan harga yang bervariasi. (Instagram/eko_lase_plastik)

Eko dan kemampuan menghasilkan karya dari bahan-bahan limbah sebenarnya sudah bukan hal baru lagi. Sebelum dengan sampah plastik, pria lulusan Desain Komunikasi Visual (DKV) ini sudah sering membuat lukisan dari cangkang telur dan majalah bekas. Karena nggak tahan lama, dirinya kemudian beralih ke bahan platik.

“Kalau cangkang telur biasanya untuk kaligrafi. Terus warnanya juga satu, jadi lebih terbatas,” jelasnya.

Untuk menghasilkan sebuah kolase wajah seorang tokoh dari plastik, Eko hanya membutuhkan bahan dan peralatan sederhana dan mudah dijumpai. Selain bahan utama yaitu plastik kemasan bekas beraneka warna, dia juga membutuhkan gunting, lem, triplek 6 milimeter, dan pinset.

Langkah pertama yang dia lakukan adalah menempel kertas gambar wajah di atas triplek. Lalu, potongan-potongan plastik berwarna ditempelkan sesuai pola gambar.

“Nggak lama bikin lukisan ini. Mungkin tiga hari sampai satu minggu sudah jadi. Kalau ketahanannya bisa sampai 5 tahun,” terangnya.

Beragam Ukuran

Lukisan Mr Bean yang terbuat dari potongan plastik kemasan mi instan. (Instagram/eko_lase_plastik)

Hasil karya Eko macam-macam ukurannya. Mulai dari 40x40, 40x60, dan paling besar 50x70 sentimeter. Dalam satu lukisan, rata-rata Eko membutuhkan satu kresek sampah plastik.

Meski sampah melimpah di sekitar kita, bukan berarti Eko mudah menemukan sampah plastik untuk lukisannya. Dia mengaku, yang menjadi tantangan dalam berkarya salah satunya adalah mencari plastik kemasan yang sesuai.

Nggak asal saja, warna plastik yang digunakan harus dipilih-pilih. Eko harus menyesuaikan permintaan warna dari pelanggan, memadukan gelap terang, dan sebagainya. Untuk menangani kesulitan itu, dirinya sering kali memutari kampung mencari plastik ataupun membeli barang berbungkus plastik.

"Kalau sampah rumah tangga, saya bedakan dulu sesuai warnanya. Misal sulit, kadang beli barangnya, padahal cuma butuh bungkusnya,” ujar seniman yang kini tengah menyelesaikan delapan pesanan lukisan wajah tokoh-tokoh pemimpin Indonesia itu.

Ketekunan dan kesabaran dalam menghasilkan sebuah lukisan yang menakjubkan dari bahan sampah itu memang berbuah manis. Terbukti dari pemasaran lukisan kolase milik Eko menyebar ke beberapa daerah, seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya. Harga lukisan berkisar dari Rp200.000 hingga Rp500.000.

Wah, dari cerita Eko kita jadi tahu bahwa kreativitas dan ketekunan adalah kunci lahirnya sebuah karya seni yang dikagumi orang dan bernilai jual ya, Millens? Salut! (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: