Inibaru.id – Usaha keras pasti akan menghasilan sesuatu yang positif. Hal inilah yang kini dirasakan oleh pelukis pop surealis Roby Dwi Antono. Perjuangan bertahun-tahun laki-laki berusia 31 tahun ini kini diakui dunia. Karya-karyanya bahkan diburu para kolektor dari berbagai negara.
Gaya lukisan Roby memang sangat unik. Sejumlah kritikus menyebut gayanya sebagai kombinasi dari seniman Yoshitomo Nara yang khas dengan lukisan perempuan imut dengan mata besar dan Tetsuya Ishida yang sering menunjukkan sisi depresi manusia.
Lulusan SMK Grafika Semarang ini memiliki pengalaman yang berbeda dari seniman-seniman lainnya. Setelah lulus sekolah, dia bekerja di Batam namun kemudian pindah ke Yogyakarta untuk bekerja sebagai desainer grafis yang fokus pada buku-buku kelulusan sekolah.
Dari situ, dia belajar menggunakan karya seni dengan aplikasi komputer. Setelahnya, barulah dia mulai melukis di atas kanvas.
Nggak Langsung Terkenal
Tapi, karya-karyanya ternyata nggak langsung diterima oleh pecinta seni Tanah Air. Dari berbagai kompetisi yang dia ikuti, Roby sama sekali nggak memenanginya.
“Saya nggak tahu kenapa. Beberapa kali ikut perlombaan tapi nama saya nggak jadi pemenang,” ucap Roby, Februari 2017 lalu.
Tapi, Roby nggak patah arang. Dia terus mengasah kemampuannya dan terus melukis dengan ciri khasnya.
Hasilnya, pada 2012, dia mampu mengadakan pameran tunggal di Tirana Art House & Kitchen, Mantrijeron, Yogyakarta, dengan tema “Pilu Lalu”. Sejak saat itu, Roby semakin yakin karya-karyanya bakal diakui banyak orang.
Keyakinannya ternyata nggak salah. Pada Januari 2017, karyanya dipajang di Art Stage Singapore. Satu bulan setelahnya, karyanya juga dipamerkan pada Art Fair Phillippines.
Karyanya menembus Amerika Serikat saat dia ikut serta pada pameran Thinkspace di Los Angeles pada Februari 2020. Pada tahun yang sama, tepatnya pada bulan Desember, karya Roby dipamerkan di London, Inggris.
Karyanya makin diakui dunia tatkala digunakan sebagai sampul album band dengan genre dream pop asal Denmark Sleep Party People. Cover album Head in the Cloud milik Rich Brian juga mendapatkan sentuhannya. Setelah itu, pada Juni 2021, lukisannya berjudul Lonesome Hero #3 dijual dengan angka 30 ribu Dollar AS di lembaga lelang seni Artsy.
Tahun ini, karyanya dipajang di Nanzuka Underground. Asal kamu tahu saja ya, Millens. Ajang seni yang didukung oleh Waltz Disney Company Jepang ini juga diikuti seniman-seniman kelas atas dunia dan dikurasi galeri dari Tokyo.
Prestasi Roby Dwi Antono bikin bangga, ya, Millens. Semoga saja dia bisa menginspirasi generasi-generasi lebih muda untuk nggak patah arang terus berkarya. (Wik, Det, Kor/IB09/E10)