BerandaPasar Kreatif
Sabtu, 26 Agu 2022 13:14

Kokoh tapi Ringan, Batu Bata dari Mranggen Demak Banyak Peminatnya

Para pekerja di sentra pembuatan batu bata di Mranggen, Demak. (Antarafoto/Aji Styawan)

Di kalangan para tukang bangunan atau siapa saja yang pernah membangun rumah pasti tahu bagaimana kualitas batu bata dari Demak. Kokoh, ringan, dan kuat adalah ciri-cirinya. Apa rahasianya ya?

Inibaru.id – Nggak hanya laki-laki, kamu bisa menemukan pekerja perempuan di sentra pembuatan batu bata yang berlokasi di Desa Kembangarum, Kecamatan Mranggen, Kabupaten, Demak, Jawa Tengah. Mereka bahu-membahu membuat batu bata di bawah teriknya sinar matahari yang membakar kulit.

Setidaknya, ada 50 perajin batu bata di desa tersebut. Salah satunya adalah Sarjito. Dia menjelaskan tentang proses pembuatan batu bata yang dihargai Rp 650 per buah pada Juli 2020 lalu.

“Biasa jualnya Rp 650, tergantung kualitas batu batanya. Kalau pembakarannya matang, hasil batu batanya bagus dan kuat,” ungkapnya sembari menunjuk ke tungku pembakaran tanah liat yang masih menyala.

Harga batu bata dari desa tersebut memang cenderung lebih mahal dibanding dari daerah lain. Tapi, tetap saja batu bata Desa Kembangarum dicari. Pasalnya, batu bata desa tersebut dikenal punya kualitas tinggi.

“Di sini harganya lebih mahal karena pembakaran batu batanya itu prosesnya lama sehingga hasilnya benar-benar matang,” lanjut Sarjito.

Meski begitu, bukan berarti batu bata daerah lain juga nggak punya kelebihan. Desa sebelah, Karangsono juga memproduksi batu bata yang berkualitas, lebih keras tapi mempunyai bobot yaang lebih ringan.

Pekerja sentra batu bata di Mranggen, Demak. (Tempo/Budi Purwanto)

Meski begitu, bukan berarti batu bata daerah lain juga nggak punya kelebihan. Desa sebelah, Karangsono juga memproduksi batu bata yang berkualitas, lebih keras tapi mempunyai bobot yaang lebih ringan.

Hal ini dibenarkan salah seorang perajin batu bata dari desa yang sudah beberapa kali diterjang bencana puting beliung tersebut, Muhammad Faizun.

Menurutnya kualitas batu bata dari desanya dikenal kokoh namun ringan karena jenis tanah cocok untuk diolah menjadi batu bata.

“Mungkin karena tanah di desa kami mendukung untuk dijadikan bahan batu bata,” ujarnya.

Proses Pembuatan Batu Bata

Batu bata yang berkualitas dibikin dengan campuran bahan yang tepat dan waktu pembakaran yang cukup. Faizun menjelaskan bagaimana dirinya selama ini menghasilkan batu bata yang menyedot banyak peminat.

Pertama, biasanya dia dan para pekerja memilih tanah yang dianggap pas untuk dijadikan bahan batu bata. Tanah tersebut haruslah yang memiliki kandungan pasir.

Setelah itu, tanah dicampur dengan gergaji kayu dan sekam. Jika sudah tercampur merata, bahan batu bata dicetak menjadi bentuk balok dan kemudian dijemur. Selanjutnya, batu bata tinggal dimasukkan ke dalam tungku pembakaran selama sehari semalam.

“Harus ada lima puluh ribu buah batu bata baru kemudian dilakukan pembakaran,” ceritanya.

Setelah dibakar, batu bata yang sudah matang dan keras pun siap untuk dipasarkan dan kemudian digunakan sebagai bahan bangunan. Biasanya, batu-batu ini dipasarkan ke daerah Demak, Salatiga, dan Kota Semarang.

Nah, jika kamu mau merenovasi atau membangun rumah jangan lupa kalau ada batu bata kualitas jempolaan dari Mranggen Demak, ya! (Tim/IB09/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024