BerandaPasar Kreatif
Minggu, 9 Agu 2025 13:01

Keterlibatan Studio Ubud dalam Film 'Demon Slayer: Infinity Castle'

Keterlibatan Studio Ubud dalam seri terbaru waralaba film 'Demon Slayer' dianggap sebagai prestasi yang membanggakan bagi Indonesia. (Volix)

Sejajar dengan sejumlah studio animasi kenamaan dunia dalam kredit akhir film 'Demon Slayer: Infinity Castle' yang akan tayang di bioskop Indonesia pada 15 Agustus mendatang membuat nama Studio Ubud kepunyaan anak negeri mendadak viral. Siapakah mereka?

Inibaru.id - Mungkin belum banyak yang mengetahui bahwa ada campur tangan para animator Tanah Air dalam seri terbaru Demon Slayer, anime populer Jepang yang acap disebut sebagai salah satu film kartun dengan visual dan jalan cerita terbaik ini.

Yap, dalam kredit akhir film terbarunya yakni Demon Slayer: Infinity Castle yang bakal tayang di bioskop Indonesia pada 15 Agustus 2025 mendatang, tersemat nama Studio Ubud. Namanya diletakkan sejajar dengan sejumlah studio animasi masyhur dunia yang banyak menggarap film animasi kenamaan.

Perlu kamu tahu, Studio Ubud atau lebih tepatnya PT Kreasi Studio Ubud adalah sebuah studio animasi yang berbasis di Indonesia. Studio yang berdiri pada 2015 ini dikenal karena keterlibatannya dalam produksi beberapa anime terkenal seperti One Piece, Jojo's Bizarre Adventure, Tokyo Ghoul, dan Bleach.

Belum lama ini, melalui unggahan resmi di akun medsos mereka, Studio Ubud mengumumkan keterlibatan mereka dalam pengerjaan bagian pertama dari trilogi Demon Slayer: Infinity Castle yang sudah mulai tayang di Jepang pada 18 Juli lalu.

Tentang 'Demon Slayer: Infinity Castle' 

Meski nggak ada informasi spesifik bagian apa yang Studio Ubud kerjakan di film animasi yang ditayangkan secara global ini, pencapaian itu tentu saja sudah cukup membuat bangga para wibu secara khusus dan pencinta film pada umumnya. Mengapa membanggakan?

Sedikit informasi, nggak mudah menembus industri animasi di Negeri Sakura yang terkenal kompetitif, apalagi untuk menggarap anime sekelas waralaba Demon Slayer yang popularitasnya kini mungkin telah menyamai One Piece di Jepang atau Solo Leveling di Korea.

Sebagai gambaran, Demon Slayer: Infinity Castle yang tayang perdana di Jepang pada pertengahan Juli lalu telah mencetak rekor pendapatan sebesar 1,5 miliar yen atau sekitar Rp163 miliar pada penayangan hari pertama, melampaui seri pendahulu yakni Demon Slayer: Mugen Train yang meraup laba 1,28 miliar yen.

Film Demon Slayer: Infinity Castle yang akan tayang di Indonesia pada 15 Agustus mendatang ini merupakan bagian pertama dari trilogi "Infinity Castle" yang mengadaptasi Final Arc manga Kimetsu no Yaiba karya Koyoharu Gotouge.

Jejak Studio Ubud di Belantika Anime

Film terbaru waralaba Demon Slayer berhasil memecahkan rekor pendapatan sebesar 1,5 miliar yen pada penayangan perdana di Jepang, 18 Juli 2025. (Crunchyroll)

Di tengah kritik tajam terhadap film animasi lokal Merah Putih: One for All yang rencananya bakal tayang pada 14 Agustus atau sehari sebelum penayangan Demon Slayer: Infinity Castle Part I, keberadaan Studio Ubud tentu saja menjadi semacam "pelipur lara" bagi pengemar film animasi di Indonesia.

Oya, kendati menamakan diri sebagai Studio Ubud yang mungkin akan meningatkan kita pada satu kawasan molek di Bali, studio animasi independen asal Indonesia ini sejatinya berpusat di Jakarta dan Solo, bukan Kota Ubud yang dikenal sebagai destinasi wisata terkenal di Bali.

Dikutip dari Written (7/7/2025), nama Ubud dipilih oleh founder sekaligus CEO mereka, Lindra Hismanto, sebagai bentuk apresiasi pribadi terhadap daerah tersebut. Hingga kini, Studio Ubud tercatat sudah terlibat dalam lebih dari 50 proyek anime terkenal.

Beberapa proyek yang pernah digarap mereka termasuk di antaranya One Piece, Bleach, Jujutsu Kaisen, Dragon Ball, Pokemon, JoJo’s Bizarre Adventure, dan Tokyo Ghoul:re. Peran mereka mencakup pelbagai aspek teknis seperti in-between drawing, compositing, painting, hingga brushwork detail.

Melibatkan Ratusan Animator

Masih dikutip dari laman yang sama, Studio Ubud mengandalkan tim internal dalam menggarap puluhan proyek yang masuk ke meja mereka. Mereka melibatkan sekitar 100 animator profesional tanpa menggunakan jasa outsourcing. Hm, menarik bukan?

Pada Mei 2025 lalu, Studio Ubud resmi menjalin kerja sama jangka panjang dengan empat studio anime Jepang ternama, antara lain Entertainment Graphic Innovation atau Studi (Engi), Nippon Animation, Asahi Production, dan A-1 Pictures.

Nama terakhir adalah studio animasi populer di Japang yang dikenal sebagai penggarap anime dengan rating tertinggi seperti Solo Leveling, Lycoris Recoil, Fairy Tail, The Seven Deadly Sins, dan Sword Art Online. Yakinlah, para wibu nggak mungkin belum nonton anime-anime tersebut.

Keterlibatan Studio Ubud dalam anime global menunjukkan bahwa animator Tanah Air nggak hanya kompetitif, tetapi juga layak masuk dalam industri internasional. Peran mereka nggak semata menjadi pelengkap, tapi kontributor teknis pada karya-karya berkualitas tinggi yang dinikmati jutaan penonton di seluruh dunia.

Melihat fakta ini, menjadikan film animasi Jumbo besutan Ryan Adriandhy yang baru saja memecahkan rekor penonton terbanyak di Tanah Air sebagai level industri untuk animasi Tanah Air seharusnya nggak terlalu berlebihan, ya! Gimana menurutmu, Gez? (Siti Khatijah/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: