BerandaPasar Kreatif
Jumat, 11 Agu 2022 20:00

Dua Sosok Muda yang Antarkan Waralaba Kebab ke Lantai Bursa

Komisaris Utama PT SKB Jadug Trimulyo Ainul Amri (kiri) dan Direktur Utama PT SKB Eko Pujanto (kanan). (Medcom)

Kesuksesan RAFI, kode saham PT Sari Kreasi Boga (SKB), melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) nggak lepas dari kepemimpinan dua sosok muda ini. SKB adalah perusahaan yang menaungi waralaba kebab kenamaan di Tanah Air.

Inibaru.id - Ketika Eko Pujianto bilang, “Dari lantai trotoar ke lantai bursa," dia nggak berlebihan. Nyatanya, PT Sari Kreasi Boga (SKB) yang dipimpinnya memang berasal dari usaha kecil dengan jualan utama kebab di selasar jalan. Usaha itu terus bertumbuh hingga menjadi waralaba yang menggurita di Indonesia.

Siapa yang nggak kenal Kebab Baba Rafi? Kebab yang hampir ada di seluruh kota besar di negeri ini adalah bagian dari PT SKB atau SKB Food yang pekan lalu resmi melantai di Bursa Saham Indonesia (BEI) dengan kode RAFI. Nah, Eko merupakan direktur utamanya.

Eko mengaku bersyukur karena baginya, keberhasilan SKB Food melakukan Initial Public Offering (IPO) di BEI pada Jumat (5/8/2022) lalu sangatlah spesial. Perjuangannya bersama Jadug, Komisaris Utama SKB Food, telah membuahkan hasil. RAFI kini menjadi perusahaan kebab pertama di BEI.

Nama Eko dan Jadug memang tengah bersinar di lantai bursa karena keduanya terbilang sangat muda. Umur mereka saja belum menginjak kepala tiga. MURI bahkan memberi anugerah untuk Eko sebagai Direktur Utama Termuda dan Jadug sebagai Komisaris Utama Termuda yang melantai di BEI.

Siapa Mereka?

Begitu RAFI resmi melantai di bursa saham, Jadug mengatakan bahwa sebelum akhirnya bisa IPO, banyak pihak yang menolak ekspansi perusahaannya di tengah pandemi. Namun, mereka berhasil membuktikan bahwa bisnis level UMKM pun bisa naik kelas.

"Saya ingat betul. Tapi, kami selalu yakin pertahanan paling baik adalah menyerang,” ungkap Komisaris Utama SKB Food itu tenang, beberapa hari lalu.

Eko dan Jadug memang patut diacungi jempol. Usia yang masih terbilang sangat muda rupanya bukanlah tolok ukur sebuah pencapaian. Perlu kamu tahu, Eko baru berusia 28 tahun, sedangkan Jadug 26 tahun.

Eko merupakan alumnus Univesitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Sejak duduk di bangku kuliah, cowok asal Wonogiri ini sudah suka berbisnis. Salah satu usahanya adalah berjualan komoditas pertanian dari kampung ke pasar-pasar di Solo.

Cukup lama berkutat dengan prroduk pertanian, anak petani ini tercatat sukses mendirikan lebih dari 10 koperasi usaha dan pertanian sejak 2018. Eko juga menjadi mitra strategis Kementerian Pertanian (Kementan) untuk program zero import dan swasembada jagung pada tahun itu.

Eko dikenal aktif berkomunitas di UMKM dan wirausahawan muda, ikatan alumni universitas, dan inkubasi-inkubasi yang diselenggarakan oleh pemerintah.

Tandem yang Sepadan

Dalam usaha meloloskan SKB Food ke lantai bursa, Eko berpartner dengan Jadug. Cowok 26 tahun bernama lengkap Jadug Trimulyo Ainul Amri ini adalah tandem yang sepadan untuk Eko.

Jadug lahir di Jepara, Jawa Tengah. Dia adalah alumnus S1 Hubungan Internasional Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Semasa kuliah, pemuda cekatan ini juga terbilang aktif mengikuti pelbagai organisasi.

Hm, dua sosok yang menarik ya, Millens? Oya, selain menganugerahi Eko dan Jadug sebagai Direktur Utama Termuda dan Komisaris Utama Termuda yang melantai di BEI, pada waktu yang sama MURI juga menobatkan SKB Food sebagai Perusahaan Waralaba Kebab Pertama yang melantai di BEI. Ha-ha.

Oke, fix no debate kan kalau kedua anak muda ini teladan yang baik bagi kita ya, Millens? Mereka membuktikan bahwa jajanan pinggir jalan kalau ditangani dengan serius juga bisa naik level. Ehm, tentu saja butuh modal yang besar juga! Hi-hi. (Medcom/IB20/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ketika Ribuan Paha Ayam Tersaji dalam Tradisi Sewu Sempol Kudus

26 Feb 2025

Menguji Kepercayaan Publik terhadap Produk Pertamina di Tengah Kasus 'Pertamax Oplosan'

26 Feb 2025

Ruas Jalan Rusak, Ombudsman Minta Pemprov Jateng Segera Perbaiki

26 Feb 2025

Rekap Operasi Keselamatan Candi 2025: Ada 59.776 Pelanggaran

26 Feb 2025

'Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati' dan Alasan Sederhana untuk Bertahan Hidup

26 Feb 2025

Harga Santan yang Mengganggu Gurihnya Suasana Ramadan

26 Feb 2025

Mudik Nyaman dengan Kereta Api; Daop 4 Semarang Siapkan 535 Ribu Kursi

26 Feb 2025

Mengapa Ketika Remaja Semakin Irit Bicara kepada Orang Tua?

26 Feb 2025

Checklist Persiapan Ramadan: Fisik, Mental, dan Spiritual

27 Feb 2025

Memaknai Kirab Dugderan, Tradisi Penanda Ramadan di Semarang yang Akan Digelar Jumat

27 Feb 2025

Peci Kang Santri Kudus; Jelang Ramadan, Orderan Naik Terus

27 Feb 2025

Di Jepang, Ada Gunung yang Tingginya Hanya 6,1 Meter!

27 Feb 2025

Memang Bisa Konsumen Pertamax Tuntut Ganti Rugi ke Pertamina Jika Terbukti Dapat Oplosan?

27 Feb 2025

Cinta pada Pandangan Pertama: Romantis atau Sekadar Ilusi?

27 Feb 2025

Beda Rute, Berikut Pengalihan Jalan selama Kirab Dugderan 2025 di Semarang

27 Feb 2025

Susun Strategi Keamanan Siber, Nezar Patria: Sedia Payung sebelum Hujan

27 Feb 2025

3 Cara Pemkot Semarang Antisipasi Kecelakaan di Tanjakan Silayur

28 Feb 2025

Diskon Listrik Prabayar Berakhir Hari Ini, Akankah Sisa Token Hangus?

28 Feb 2025

Menembus Kemacetan demi Kuliner Legendaris Semarang: Sate Ayam Jembatan Mrican

28 Feb 2025

Benarkah Jepang Butuh Tenaga Kerja dari Indonesia?

28 Feb 2025